Jakarta, CNN Indonesia -- Restoran berjuang sekuat tenaga untuk menambah pundi-pundi uang dari pelanggan mereka. Beragam cara pun dilakukan, dari meredupkan lampu, menyebar menu musiman, dan lainnya. Namun semua itu ternyata belum cukup untuk menambah penjualan mereka dengan mudah.
Mengutip
Quartz, sebuah penelitian menemukan bahwa ada sebuah strategi khusus psikologi yang dilakukan pengusaha restoran untuk bisa meningkatkan penjualan. Salah satunya dengan memberikan musik yang tepat.
Musik-musik yang mengalun di kafe dan restoran bukan sekadar untuk membuat Anda merasa santai dan nyaman. Namun sebenarnya, musik dalam restoran ternyata memberi dampak besar pada selera makan Anda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soundtrack Your Brand, sebuah perusahaan startup musik yang didukung Spotify merilis studi tentang dampak musik latar dalam pengaturan restoran.
Studi tersebut melakukan jajak pendapat pada 2101 pelanggan dan mempelajari 1,8 juta transaksi unik pada 16 lokasi di restoran.
Empat restoran diatur agar memiliki pendekatan musik yang berbeda-beda. Satu restoran yang diatur dengan 1000 campuran lagu yang kurang dikenal tapi yang masih sesuai dengan gambaran restoran, restoran dengan musik dari lagu-lagu populer Spotify dan sejalan dengan citra restoran, pilihan lagu acak, dan tidak ada musik sama sekali.
Para peneliti menemukan bahwa musik yang sesuai dengan citra restoran ternyata dapat meningkatkan penjualan. Penjualan ini meningkat terutama pada makanan penutup. Selain itu, pelanggan pun juga betah berlama-lama tinggal di restoran. Di satu sisi, kondisi tersebut mungkin baik untuk pengusaha restoran. Namun bagi konsumen yang tak bisa mengontrol selera makan, akan berakibat pada konsumsi makanan berlebihan dan akhirnya menggemuk.
Sebaliknya, musik yang terlalu mainstream ternyata bisa menurunkan penjualan. Dibanding memilih musik yang salah, mainstream, dan tidak sejalan dengan tema restoran, lebih baik tak ada musik sama sekali.
"Alam bawah sadar sangatlah penting," kata co founder Soundtrack Your Brand Ola Sars.
Sars menambahykan bahwa menemukan musik yang sempurna akan melibatkan emosional seseorang secara halus. Pelanggan 'menolak' mendengar lagu-lagu yang terlalu populer karena mereka mungkin beranggapan bahwa itu terlalu mengganggu.
Studi soal musik ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, hanya saja, dianggap belum sempurna.
"Studi sebelumnya belum mampu melakukan penelitian semacam ini karena Anda perlu menguji jenis musik yang sama di lokasi toko berbeda," kata Sven-Olov Daunfeldt dari HUI Research, profesor pemimpin penelitian.
"Ini adalah bagian yang sangat kurang dimanfaatkan, padahal dalam bisnis restoran, sangat penting untuk memberitahu konsumen tentang siapa mereka lewat musik yang dimainkan."
(chs)