LANCONG SEMALAM

Berdamai dalam Ketenangan Bali di Ubud

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Minggu, 02 Apr 2017 13:56 WIB
Ubud menyuguhkan pemandangan alam yang berbeda dengan kawasan Bali lainnya. Seni dan budaya terasa sangat kental di sini.
Ubud menyuguhkan pemandangan alam yang berbeda dengan kawasan Bali lainnya. Seni dan budaya terasa sangat kental di sini. (Dok. SkitterPhoto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan hanya pantai yang bisa dinikmati di Bali. Cobalah menjelajah ke arah utara kota Denpasar, tepatnya ke Ubud, Kabupaten Gianyar. Rasakan sensasi keindahan alam lain Pulau Dewata yang menyuguhkan pemandangan hutan, sawah, serta keramahan penduduk lokalnya.

Sama seperti kawasan Bali lainnya, kawasan berpenduduk 13.000 orang yang terbagi dalam 13 desa ini juga sudah tersentuh oleh budaya luar. Banyak wisatawan mancanegara (wisman) yang hilir mudik, sebagian besar berusia paruh baya dan berasal dari Eropa dan Amerika.

Kalau di Kuta, Seminyak, atau Canggu biasanya mereka mencari keramaian, yang datang ke sini justru mencari ketenangan. Hal itu terbukti dengan banyaknya tempat usaha yang menawarkan layanan yoga atau spa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari pusat kota, kawasan yang sarat akan seni dan budaya ini juga bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor, baik pribadi atau sewaan.

Sesampainya di sini, jangan lupa untuk menikmati pemandangan sambil naik sepeda, sama seperti yang dilakukan oleh Julia Roberts dalam karakter yang diperankannya dalam film ‘Eat, Pray, Love’.

Film yang diangkat dari kisah nyata buku karangan Liz Gilbert dan dirilis pada 2010 itu sempat mengambil beberapa adegannya di Ubud.

Menjadi lokasi syuting film berskala internasional bukan satu-satunya hal yang membanggakan dari Ubud. Di sini juga sering digelar berbagai festival tahunan kelas dunia, seperti Ubud Writers Festival dan Ubud Yoga Festival.

Saat festival digelar, biasanya jalanan menjadi sedikit lebih ramai dan penginapan penuh, karena banyaknya wisman yang datang.

Pada akhir pekan kemarin, CNNIndonesia.com menyempatkan diri untuk merasakan suasana Ubud dalam waktu sehari semalam. Berikut ini ialah beberapa kegiatan yang sempat dilakukan:

07.00 - Sarapan dan Berenang di Hotel

Ada banyak tempat penginapan di Ubud, mulai dari rumah yang disewakan, hotel berkonsep asrama, sampai hotel dan resor berbintang lima.

Sebagian besar resor di Ubud memiliki kamar dengan pemandangan langsung ke arah alam. Salah satunya ialah Beji Ubud Resort and Spa.

Beji dalam bahasa Bali berarti sungai. Resor ini terletak di tepi tebing dengan sungai yang mengalir di bawahnya. Sementara di seberangnya tersaji hutan hijau yang asri.

Selain dari balkon kamar, seluruh pemandangan itu juga bisa dinikmati melalui lima kolam renang dengan rancangan tak bertepi.

Tempat penginapan di Ubud biasanya menyediakan mobil antar jemput bagi wisatawannya yang ingin berkeliling.

Berdamai dalam Ketenangan Bali di UbudBeji Ubud Resort and Spa. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)

Jika malas mengayuh sepeda, ada juga yang menawarkan jasa penyewaan sepeda motor dengan tarif mulai dari Rp70.000 per hari.

Pastikan sepeda motor berada dalam keadaan baik, sehingga tak membuat celaka di tengah jalan. Jangan lupa juga untuk mengenakan helm dan membawa surat izin mengemudi.

09.00 - Desa Tegallalang

Usai berenang dan sarapan, tujuan pertama yang didatangi ialah Desa Tegallalang. Di sini, pemandangan sawah dengan sistem terasering atau berjenjang khas Bali bisa dinikmati.

Jarak dari Beji Ubud Resort and Spa menuju Desa Tegallalang sekitar 30 menit perjalanan dengan sepeda motor.

Untuk masuk ke area persawahan (disebut juga rice terrace agar wisman mudah memahaminya), pengunjung dikenai biaya masuk seharga Rp15.000 per orang.

Area ini berada 600 meter di atas permukaan laut, sehingga saat menyusuri persawahannya terasa seperti sedang naik turun bukit.

Berdamai dalam Ketenangan Bali di UbudDesa Tegallalang. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)

Bagi yang tak ingin lelah, bisa juga menikmati pemandangan sawah melakui balai-balai yang disediakan di tepiannya.

Ada banyak kafe kecil yang bisa disinggahi setelah menyusuri persawahan. Menu makanannya beragam, mulai dari khas Bali sampai Eropa, dengan harga berkisar dari Rp20.000 sampai Rp100 ribuan.

12.00 - Makan Bebek Betutu

Saat makan siang, menu makanan tradisional layak dicicipi. Makanan khas Bali, seperti Bebek atau Ayam Betutu wajib dicoba.

Bebek Betutu merupakan olahan makanan yang dibakar dengan Daun Pisang dan Daun Pinang serta tambahan bumbu kuning Bali yang pedas.

Dari Desa Tegallalang, ada dua restoran yang menawarkan menu Betutu, yakni Bebek Joni dan Bebek Tepi Sawah, yang sama-sama berada di Jalan Goa Gajah.

CNNIndonesia.com memilih restoran Bebek Joni yang berjarak sekitar 35 menit.

Dibandingkan Bebek Tepi Sawah, satu porsi Bebek Betutu di Bebek Joni dengan potongan setengah bebek terbilang sedikit mahal, yakni seharga Rp140 ribu. Untuk rasa, keduanya tetap sama enak.

13.00 - ARMA Museum

Tak jauh dari Jalan Goa Gajah ke arah Pusat Ubud terdapat museum pribadi terbaik di Indonesia, yakni Agung Rai Museum of Art (ARMA). Dengan luas tujuh hektar, ARMA merupakan komplek yang terdiri dari museum, resor, hingga restoran.

Dengan tiket masuk seharga Rp80.000, pengunjung dapat berkeliling di komplek ini, dibekali buku panduan dan pilihan minum kopi atau teh secara cuma-cuma.

Di ARMA terdapat koleksi-koleksi langka yang mayoritas berupa lukisan. Terdapat lukisan klasik dengan media kulit pohon dan lukisan karya seniman Bali pertama yang dibuat dengan pensil tanpa warna.

Ada juga sebuah ruangan yang didedikasikan untuk ekspatriat pertama yang menjejakkan kaki di Bali. seperti Rudolf Bonnet dan Antonio Blanco.

Di sini juga terdapat lukisan karya Walter Spies yang menyumbang kreasinya dalam pembuatan Tari Kecak. ARMA menyimpan satu dari lima karya Walter Spies yang tersisa di dunia, setelah seniman itu dibunuh oleh tentara Jerman dan karyanya dibuang ke laut.

Berdamai dalam Ketenangan Bali di UbudMuseum Agung Rai Bali (ARMA Bali). (Dok. Facebook ARMA Museum & Resort (Official))

Selain seniman internasional, juga terdapat ruangan khusus seniman lokal seperti Raden Saleh, Imam Gunarso, hingga Made Kedol.

Selain ARMA, Ubud juga memiliki museum lainnya seperti Museum Antonio Blanco, Neka Art, dan Museum Puri Lukisan.

15.00 - Monkey Forest

Dari ARMA, CNNIndonesia.com melanjutkan sore dengan bermain dengan kawanan kera lucu di Monkey Forest, yang berjarak hanya empat menit.

Monkey Forest ialah sebutan untuk Hutan Mandala Suci Wenara yang dihuni oleh kawasan kera jenis ekor panjang. Walau menjadi objek wisata, hutan ini merupakan salah satu tempat yang disakralkan.

Di hutan ini terdapat sekitar 600 ekor kera yang bebas berkeliaran. Kera-kera ini tak akan menyerang pengunjung jika tak diganggu.

Berdamai dalam Ketenangan Bali di UbudMonkey Forest. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)

Di dalam hutan, terdapat tiga pura yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang hendak sembahyang dengan menggunakan pakaian adat Bali lengkap.

Untuk masuk ke Monkey Forest, pengunjung dikenakan tarif masuk seharga Rp50.000 untuk orang dewasa dan Rp40.000 untuk anak-anak.

17.00 - Ubud Central dan Pasar

Kurang lengkap rasanya jika berwisata tanpa berbelanja. Monkey Forest tak berada jauh dengan Pusat Ubud, yang merupakan jalan utama di Ubud.

Jalan yang ramah bagi pejalan kaki itu dipenuhi dengan berbagai toko dan kafe yang sangat menarik untuk dikunjungi. Jika ingin harga yang lebih murah, wisatawan bisa blusukan ke Pasar Ubud yang berada di ujung jalan.

Berdamai dalam Ketenangan Bali di UbudPasar Ubud. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)

Merasakan layanan pijat atau spa bisa menjadi pilihan setelah puas berkeliling. Di Pusat Ubud terdapat banyak jasa memanjakan tubuh dengan harga mulai dari Rp80 ribu hingga Rp200 ribu.

19.00 - Pertunjukan di Ubud Palace

Senja telah terbenam, namun masih ada beberapa hal menarik yang bisa dinikmati di Ubud. Salah satunya ialah menikmati pertunjukkan kesenian Bali di Kerajaan Ubud Palace, yang berada tidak jauh dari Pasar Ubud.

Ukiran khas Bali menghiasi bangunan kerajaan ini. Beberapa area di Kerajaan Ubud, satu-satunya kerajaan yang masih memiliki raja ini, masih dapat dikunjungi.

Setiap malam, Ubud selalu menyajikan pertunjukan kesenian di lokasi yang berbeda-beda, seperti di Ubud Palace, ARMA, Neka Art, Pura Dalam Ubud, dan Pura Dalem Taman Kaja.

Berdamai dalam Ketenangan Bali di UbudKerajaan Ubud Palace. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)

Pertunjukan kesenian itu ada yang digelar secara gratis dan ada juga yang dihargai tiket masuk, mulai dari Rp50.000 hingga Rp150 ribu.

Malam di Ubud berakhir lebih cepat. Umumnya pukul 22.00, kawasan ini mulai sepi karena penduduk serta wisatawannya sudah terlelap.

(ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER