Kemenpar Genjot Perbaikan Wisata Bahari Indonesia

advertorial | CNN Indonesia
Minggu, 16 Apr 2017 14:44 WIB
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyiapkan beberapa strategi terkait pariwisata ketika Kapal Cruise Pasific Eden
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pariwisata Arief Yahya menyiapkan beberapa strategi terkait pariwisata ketika Kapal Cruise Pasific Eden, Carnival Group untuk pertama kalinya bersandar di Pelabuhan Benoa, Bali. Kedatangan cruise ini dimanfaatkan oleh Arief Yahya untuk memopulerkan destinasi wisata Indonesia.

Ini menjadi pemanasan dalam menyambut wisatawan mancanegara sebelum Annual Meeting IMF World Bank digelar tahun 2018 di Bali.  Bisa dikatakan Bali akan kedatangan 18.000 orang wisman saat gelaran Annual Meeting IMF World Bank. Acara ini menjadi momentum yang tepat untuk mempromosikan Bali, Bali and Beyond, dan Wonderful Indonesia.

"Kita punya satu setengah tahun sebelum Annual Meeting IMF. Ini waktunya memperbaiki regulasi dan infrastruktur, lakukan deregulasi secepatnya. Jangan saat menjadi tuan rumah ini justru mengecewakan karena layanan dan fasilitas wisata yang di bawah standar," ujar Arief Yahya setelah penyambutan Kapal Pasific Eden di Pelabuhan Benoa, Kamis (13/4/2017).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arief Yahya mengatakan, Kemenpar telah merancang paket wisata yang akan dipromosikan melalui Tripadvisor dan menggunakan platform ITX (Indonesia Tourism Xchange).

"Kita dorong industri untuk memiliki paket-paket untuk destinasi wisata Indonesia yang kita tawarkan kepada seluruh delegasi yang jumlahnya 15.000 hingga 18.000 delegasi itu. Bali sendiri harus di-explore. Lalu di luar Bali yang bisa ditembus dengan sekali flight, seperti Borobudur Joglosemar, Labuan Bajo NTT, dan destinasi Jakarta. Lalu yang jauh dan membutuhkan transit, seperti Tanah Toraja Sulawesi dan Danau Toba Sumut,"  katanya.

Saat ini devisa dari wisata bahari Indonesia baru menghasilkan USD 1 miliar per tahun. "Tahun lalu kita hanya 1 juta pengunjung atau USD 1 miliar devisa yang kita dapat, bandingkan saja dengan Malaysia yang memperoleh 8 miliar, berarti kita lebih sedikit. Untuk tahun ini kita menargetkan dari USD 1 miliar menjadi USD 4 miliar," ujar Arief Yahya. 

Arief Yahya juga memberikan contoh agar bisa menjadi benchmark untuk ke depannya. "Malaysia itu devisanya dari wisata bahari 8 milliar USD, 8 kali lipat lebih besar dari yang masuk ke Indonesia. Mengapa bisa seperti itu? Padahal Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Tidak hanya, itu keindahan koral dunia 2/3-nya ada di Indonesia atau sekitar 70%-nya, terutama berada kawasan Indonesia Timur. Indonesia memiliki kedua itu, masa kalah dengan Malaysia," tukasnya. 

Arief Yahya menambahkan masalah regulasi seperti itu harus diselesaikan. Maka telah disepakati kerja sama dengan Menko Maritim dan Menhub untuk bersama-sama menuntaskan masalah tersebut supaya bisa mempromosikan wisata bahari lebih baik lagi.

"Paket cruising di Bali itu sudah ada dan nanti kita juga akan membuat paket cruising ke Lombok dan Labuan Bajo yang akan disiapkan. Momentum Annual Meeting IMF World Bank yang akan kita laksanakan pada Oktober 2018 nanti agar digunakan dengan benar oleh industri pariwisata dan pemerintah di Bali terutama. Untuk memberbaiki regulasi, lakukan deregulasi jangan kita memberikan pelayanan dengan biaya yang sangat mahal," ucapnya.

Infrastruktur memang masih menjadi masalah untuk kedatangan cruise ke Indonesia, terutama destinasi yang diprioritaskan seperti Labuan Bajo. "Bagaimana cruise datang ke Labuan Bajo, kita belum punya pelabuhan di sana. Waktunya cukup hingga Oktober 2018, kita akan tanya ke Menhub, boleh tidak jika kita menggunakan pelabuhan logistik di Labuan Bajo untuk bersandarnya kapal-kapal cruise dan itu pasti akan terlihat bagus," tambah Arief Yahya.

Bahkan cruise dari China juga rencananya akan bertandang ke Indonesia. "Yang menggunakan cruise dari China itu 52%, seminggu yang lalu saya bertemu dengan pengelola cruise yang ada di Guang Zhou, mereka berencana akan datang ke Indonesia. Jangan khawatir yang dari China juga high end market di mana pelanggan cruise dari sana biasanya middle up dan harus kita buat balance antara wisatawan yang menggunakan cruise dari selatan seperti Australia dengan dari China," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER