PESONA JAWA TENGAH

Laju Wisata Sejarah Sangiran Masih Terkendala Infrastruktur

Elisa Valenta | CNN Indonesia
Minggu, 23 Apr 2017 13:35 WIB
Sangiran digadang bakal menyaingi Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Namun, akses jalan dan lahan parkir masih kurang memadai.
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Sangiran, Sragen, CNN Indonesia -- Sebagai objek wisata sejarah yang diharapkan mampu menyaingi kepopuleran Candi Borobudur dan Candi Prambanan, faktanya Sangiran masih memiliki sejumlah kendala. Salah satu yang kini sedang dibenahi oleh pemerintah ialah infrastruktur jalan menuju sejumlah titik Situs Manusia Purba yang berada di Kabupaten Sragen itu.

Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Sukronedi, membenarkan kalau akses yang masih terkendala memang mengakibatkan jumlah kunjungan menurun.

Ia mencontohkan, pada Hari Lebaran 2016, jumlah pengunjung hanya sebanyak 32.000 orang. Padahal, dalam periode sama tahun sebelumnya, jumlah kunjungan sempat mencapai 33.000 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Banyak pengunjung yang mengurungkan niatnya karena jalanan menuju ke tiga klaster rusak. Contohnya di Klaster Bukuran,” kata Sukronedi saat ditemui CNNIndonesia.com pada Jumat (21/4).

Dia memberi contoh kondisi jalan di Klaster Bukuran, yang hanya bisa dilewati satu kendaraan dan makin lama makin bertambah rusak.

"Kalau ada dua mobil berpapasan, yang satu harus mengalah mundur, karena memang sempit sekali jalannya. Padahal banyak bus besar yang datang membawa wisatawan,” ujar Sukronedi.

Selain infrastruktur jalan, Sangiran juga punya kekurangan yang dikeluhkan tidak hanya masyarakat, tetapi juga pengunjung, yakni tempat parkir
yang belum memadai.

Lahan parkir di Klaster Krikilan hanya seluas 400 meter persegi. Lahan seluas itu dinilai kurang untuk menampung belasan bus besar yang datang setiap harinya.

“Bus rombongan sekolah biasanya sekali datang sebanyak dua sampai tiga unit. Lahan parkir itu hanya cukup menampung satu rombongan sekolah. Kendaraan lain bisa parkit, tapi akan sangat padat,” kata Sukronedi.

Sebelumnya, ketika diwawancarai oleh CNNIndonesia.com dalam kesempatan yang berbeda, Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar, Hari Untoro Drajat, mengatakan kalau infrastruktur, khususnya jalan, di kawasan Sangiran sedang menjadi perhatian pemerintah.

Hari juga berpendapat, perlu adanya sistem transportasi yang terintegrasi dari satu klaster ke klaster lainnya.

Jika benar diwujudkan, maka kendaraan pengunjung bisa parkir di satu titik, sehingga tak perlu keluar masuk untuk mencari tempat parkir terdekat.

“Wisatawan banyak yang belum tahu atau bingung mengenai cara mengunjungi klaster lainnya. Sistem trasnportasi terintegrasi harus segera dibangun untuk mengatasi hal itu,” ujar Hari.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER