Sabang, CNN Indonesia --
Sejak 19 April hingga 23 April 2017, Pulau Weh menggelar enevt Sabang Marine Festival (SMF) III 2017. Para yachtist (sebutan pelayar) terlihat antusias mengikuti event tersebut. Mereka datang dari 20 negara untuk mengeksplorasi sejumlah keindahan kepulauan Sabang, termasuk pulau Weh.
Di hari pertama SMF, pihak Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) ini memboyong 54
yachtist untuk melihat keindahan Marina Lhok Weng yang merupakan salah satu lokasi pelabuhan khusus untuk kapal layar yacht. Di sana mereka disambut dengan penampilan tarian kolosal dari Sanggar Nol Kilometer.
"Pada hari pertama agenda Sabang Marine kita mulai pukul 14.00 WIB, peserta diajak menuju lokasi Marina Lhok Weng dari dermaga CT 1 BPKS dengan menggunakan beberapa
boat yang dikawal oleh Polair dan Custom. Di sana mereka disambut dengan tarian kolosal serta hiburan dari berbagai tembang nusantara," ujar Ketua Panitia SMF, Fauzi Umar, Jumat (21/4/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agenda hari pertama ditutup dengan sajian
barbeque untuk menikmati sajian laut dari perairan Sabang. Sementara pada hari kedua, semangat dari
yachtist untuk melihat destinasi Pulau Weh semakin terasa, mereka diajak berkeliling
city tour serta berbaur dengan masyarakat setempat.
Dari pukul 09.00 WIB pagi tidak henti-hentinya bidikan kamera poket dan gawai mereka abadikan mulai dari kunjungan ke Museum Sabang hingga ikut berenang di air terjun Pria Laot.
"Hari kedua peserta ikut serta dalam
city tour, kita juga melibatkan peserta untuk berbaur bersama warga di sini dan mengunjungi sekolah. Beberapa objek wisata saat
city tour kita mulai dari Museum Sabang lalu berlanjut ke Tugu Wali Kota, Pantai Sumur Tiga, Bunker Jepang Anoi Hitam, Kelok Seribu, Wisata Gunung Berapi Jaboi, lalu makan siang di Gua Sarang hingga kunjungan penutup di air terjun Pria Laot," ujar Fauzi.
Peserta SMF 2017 dari New Zealand, Hilbrand mengaku senang bisa ikut dalam kegiatan
city tour "Menurut saya
city tour ini sangat bagus dan juga sangat bermanfaat terutama untuk mengenal kehidupan di Sabang, terutama penduduknya. Hal yang sangat saya perhatikan salah satunya infrastruktur, seperti jalanan dan bangunan di sini, saya juga memperhatikan bagaimana penghidupan orang-orang di kota Sabang," akunya.
Saat ditanya soal perjalanan
city tour yang paling berkesan, Hilbrand tanpa ragu langsung menyebut museum, air terjun, dan keramahan warga kota. Pengalaman yang serupa juga diungkapkan oleh
yachtist asal Australia, Lynita yang menjadi momen pertamanya menginjak kaki di Sabang.
"Sangat mengagumkan dan luar biasa bagi kami, mengingat kami lebih banyak menghabiskan waktu di
boat dan sangat susah berkeliling menikmati panorama alam di sini, tapi hari ini kami berkesempatan mengelilingi seluruh pulau dan ini sangat menyenangkan," ujarnya.
Soal objek wisata favorit, Lynita juga sepahan dengan Hilbrand yang sama-sama menyukai air terjun. Usai SMF, Lynita sendiri akan berada di Sabang selama sepekan. Ia ingin menjelajahi lebih banyak lagi tempat-tempat indah di Pulau Weh ini.
"Kami akan berada di sini mungkin selama seminggu setelah festivalnya berakhir, kami berharap bisa mengunjungi lebih banyak tempat, seperti Pulau Rubiah dan melakukan
snorkeling bersama keluarga," katanya.
Di lain sisi, Menpar Arief Yahya terus mencari cara agar bisa menghidupkan wisata bahari Sabang, Aceh. Salah satu agenda acara di Phuket pekan depan adalah membuat jalur regata Phuket, Langkawi, Sabang agar bisa menghidupkan bisnis di ujung barat Indonesia itu.
"Kalau jalur yacht itu hidup, maka Sabang akan cepat maju dengan wisata baharinya," kata Arief Yahya.
(odh/odh)