Magelang, CNN Indonesia -- Perayaan Waisak di Indonesia berpusat di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Dalam kalender libur nasional, Waisak memang dirayakan dalam satu hari. Namun, ada banyak prosesi yang dilakukan selama satu minggu sebelumnya.
Beragam prosesi yang dilakukan di situs sejarah dunia itu membuat perayaan Waisak menjadi atraksi wisata yang selalu ditunggu-tunggu oleh wisatawan setiap tahunnya.
Menjelang Waisak, seluruh tempat penginapan di kawasan Magelang bisa dipastikan penuh, sehingga harus memesan dari jauh hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wisatawan yang datang biasanya memanti prosesi pelepasan lampion di tengah malam. Prosesi itu memang bukan yang utama, namun menatap lampion berterbangan di langit malam dengan latar belakang Candi Borobudur memang terasa magis.
Saat perayaan Waisak tahun lalu, sebanyak 25.366 ribu orang datang ke Candi Borobudur. Dikatakan pihak pengelola, jumlah kunjungan tersebut selalu naik sebanyak 50 persen setiap tahunnya.
Bisa dibayangkan, jalanan akan sangat padat menjelang prosesi lampion. Jangan putus asa dulu, karena wisatawan tetap bisa datang ke Magelang dan menyaksikan proses pelepasan lampion, meski bukan dari Candi Borobudur.
Dari hasil perbincangan CNNIndonesia.com dengan warga sekitar, mereka mengatakan kalau ada beberapa perbukitan dengan pemandangan ke arah Candi Borobudur. Jarak yang ditempuh memang sedikit lebih jauh, namun lampion yang berterbangan di langit malam lebih indah jika dinikmati dari kejauhan, bukan?
Berikut ini ialah lima tempat yang bisa dijadikan pilihan untuk menyaksikan prosesi pelepasan lampion Waisak selain dari Candi Borobudur:
1. Pos Mati[Gambas:Instagram]Pos Mati sudah lebih dulu populer sebagai tempat untuk menyaksikan matahari terbit.
Berjarak sekitar 5,8 kilometer dari Candi Borobudur, perbukitan ini berada di Desa Giritengah.
Untuk menuju ke puncaknya, wisatawan harus melakukan pendakian sekitar 20 menit. Jika malam turun hujan, agar berhati-hati, karena jalan menuju ke puncaknya jadi lebih licin.
2. Bukit Barede[Gambas:Instagram]Sama seperti Pos Mati, Bukit Barede juga ramai dikunjungi wisatawan yang ingin menyaksikan matahari terbit.
Perbukitan ini berada di Desa Karangrejo, atau sekitar 4 kilometer dari Candi Borobudur.
Dari sini, komplek Candi Borobudur terlihat cukup jelas, apalagi saat prosesi pelepasan lampion.
Lokasinya memang agak terpencil, jadi jangan malu untuk bertanya dengan warga sekitar.
3. Bukit Dagi[Gambas:Instagram]Berjarak sekitar 800 meter dari Candi Borobudur, perbukitan ini bisa dijadikan andalan bagi wisatawan yang ingin sekaligus menyaksikan pemandangan Candi Mendut dan Candi Selogriyo.
Bagi wisatawan yang datang bersama keluarga, bisa dibilang Bukit Dagi sangat nyaman dikunjungi, karena medannya tak terlalu terjal.
Bagi yang kuat mendaki, ada sebanyak 200 anak tangga yang bisa dilangkahi.
Kalau ingin praktis, bisa menumpang sepeda motor sampai ke puncaknya.
4. Bukit Punthuk Setumbu[Gambas:Instagram]Film ‘Ada Apa dengan Cinta 2’ bertanggung jawab atas kepopuleran tempat ini. Bukan hanya karena ada adegan romantis, sebelum film tersebut dirilis, kepopuleran Bukit Punthuk Setumbu memang sudah menjadi buah bibir di kalangan wisatawan.
Berjarak 4,9 kilometer dari Candi Borobudur, perbukitan ini dulunya ialah ladang warga sekitar.
Untuk sampai ke puncaknya, wisatawan hanya harus mendaki selama 15 menit. Sesampainya di atas, pemandangan Candi Borobudur yang sangat fotogenik sudah bisa dinikmati.
(ard)