Kesalahan dalam Mengonsumsi Vitamin

Syanne Susita | CNN Indonesia
Rabu, 10 Mei 2017 09:34 WIB
Survei di Inggris menunjukan banyak yang tidak mengerti bagaimana mengonsumsi vitamin dengan benar sehingga suplai nutrisi pun menjadi sia-sia.
Pilih minum jus jeruk dan hindari teh untuk penyerapan besi dalam tubuh. (stevepb/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Vitamin dan suplemen mineral kini menjadi industri senilai £421 miliar di Inggris. Namun, seperti yang dilansir Express UK, vitamin atau suplemen ini akan sia-sia jika diminum dengan minuman atau makanan yang salah.

Kini, warga Inggris menambahkan vitamin dan suplemen mineral dalam pola diet mereka. Dalam penelitian terbaru, 46 persen populasi menunjukkan sebagai penggun tiap hari.

Menurut National Health Service (NHS), vitamin dan mineral adalah nutrisi tubuh yang dibutuhkan dalam jumlah kecil jika ingin berfungsi dengan benar.

Mereka menyarankan orang memperhatikan kandungan dalam suplemen yang konsumsinya dimana sebaiknya mengandung vitamin A, B, C, D, E, dan K, juga kalsium, iodine dan besi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, survei terbaru yang dilakukan pada 2000 orang menunjukkan jika 68 persen orang tidak dapat menyebutkan sumber asli dari vitamin A dan E, dan ada 63 persen orang tidak mengetahui manfaat bagi tubuh saat mengonsumsi vit A, E dan C.

Selain itu, orang juga tidak mengerti bagaimana cara mengonsumsi vitamin dan suplemen mineral yang benar.

“Beberapa mineral suplemen tidak akan efektif jika dikonsumsi dengan makanan atau minuman tertentu. Contohnya, tannin yang ada dalam teh dapat menghalani penyerapan besi. Sedangkan oxalates yang ada dalam sayuran berdaun hijau dalam mengganggu penyerapan kalsium,” terang ahli diet Dr. Sarah Schenker.

Jika ingin memastikan asupan besi pada saat sarapan pagi, orang dapat melewatkan teh dan bisa minum jus jeruk.

“Segelas jus jeruk ukuran 150 ml mengandung lebih dari 100 persen RDA untuk vitamin C dan ini membantu penyerapan besi dari sereal yang dikonsumsi saat sarapan,” terang Dr. Schenker.

Penelitian terakhir menyebutkan banyak orang mengalami kekurangan vitamin yang penting bagi tubuh. Penelitian yang dipublikasi di British Medical Journal tahun lalu mendapati satu dari 12 wanita berumur antara 19 dan 36 tahun kekurangan vitamin B12.

Penelitian lain menemukan 22 persen warga Inggris alami kekurangan vitamin D, dan penelitian oleh Universitas Queen Mary mendapati tubuh terlindungi demam dan flu jika rajin mengonsumsi suplemen.

Menurut Dr. Schenker, pola diet yang seimbang memang akan menyediakan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi ada juga beberapa pengecualiannya.

“Ada waktunya dimana lebih banyak suplemen dan vitamin direkomendasikan seperti folat sebelum dan selama kehamilan. Ada juga sekelompok orang yang mendapat keuntungan dari mengonsumsi suplemen seperti vitamin B12 bagi penganut diet vegan atau vitamin D bagi mereka yang tidak boleh memaparkan kulit mereka pada sinar matahari,” terangnya.

Walaupun begitu, ia memperingatkan untuk tidak menggunakan suplemen sebagai pencari jalan keluar cepat.

“Suplemen bisa memegang peranan penting dalam hal tertentu, tetapi jika pola makan sehat diterapkan, orang tidak perlu mengonsumsi suplemen setiap hari.”

Sebagian orang mengonsumsi suplemen sekali atau dua kali dalam seminggu sebagai pendukung, padahal, menurutnya, suplemen tidak boleh digunakan untuk membayar gaya hidup yang tidak sehat.

Para ahli juga mendapati pengetahuan orang tua akan vitamin mungkin mempengaruhi pola makan anak-anak. Mereka mendapati 10 persen ayah percaya vitamin A, B, C, D, dan E tidak penting dalam nutri harian.

Dr. Schenker mengatakan orang tua sebaiknya tidak mengandalkan vitamin atau suplemen mineral terlalu dini pada anak-anak. Mereka seharusnya diedukasi dengan pengetahuan vitamin yang benar.

“Yang paling baik adalah mendukung anak untuk menikmati pola makan yang seimbang dan bervariasi. Apalagi, anak sering kali rewel soal makanan atau sering jatuh sakit karena makanan yang dikonsumsi,” terang Dr. Schenker.

Dalam kondisi tertentu, tidak ada salahnya memberi suplemen pada anak, tetapi tambah Dr. Schenker, yang paling penting adalah mengajarkan anak tentangnya makan yang baik agar tetap sehat.

“Anak-anak harus mengerti kenapa kita harus makan berbagai macam makanan yang dapat menyediakan tubuh berbagai vitamin. Mereka tidak boleh berpikiran jika vitamin itu datang dari suplemen.” (sys)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER