Bisnis Pariwisata AS Rugi Rp17,3 Triliun Akibat Ulah Trump

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 24 Mei 2017 11:05 WIB
The Global Business Travel Association baru saja menerbitkan proyeksi potensi pendapatan industri pariwisata AS yang menguap dari kebijakan imigrasi Trump.
Imbas proteksionisme berlebihan yang dilakukan Trump menurut GBTA akan memberi dampak jangka panjang bagi sektor pariwisata AS. (REUTERS/Fred Prouser)
Jakarta, CNN Indonesia -- Industri pariwisata Amerika Serikat (AS) diyakini bakal kehilangan potensi pendapatan US$1,3 miliar setara Rp17,3 triliun akibat ulah presidennya, Donald Trump.

Pada 27 Januari 2017 lalu, Trump menerbitkan perintah eksekutif larangan imigrasi bagi warga tujuh negara muslim untuk masuk ke negaranya dengan alasan keamanan nasional.

Meski kebijakan kontroversial tersebut akhirnya dijegal Pengadilan Banding San Fransisco yang lebih tinggi, namun Trump tampaknya tidak patah arang dan terus mencari cara untuk melarang warga dari negara-negara yang diduga asal teroris untuk masuk negaranya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Larangan masuknya pengungsi dan pelancong dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman ke AS, membuat pelaku bisnis sektor pariwisata negara Paman Sam gigit jari. Mereka merasakan imbas ketidakpastian dari larangan imigrasi itu ke bisnis yang digelutinya sehari-hari.

Bahkan The Global Business Travel Association (GBTA) baru saja menerbitkan proyeksi potensi pendapatan industri pariwisata AS yang menguap jika kebijakan tersebut tetap dipaksakan Trump.

Dikutip dari Travelers Today, angkanya mencapai US$1,3 miliar sepanjang tahun ini saja.

"Industri yang terdampak mulai dari hotel, rental mobil, restauran, dan toko ritel tempat berbelanja para turis di AS," bunyi riset GBTA, dikutip Rabu (24/5).

Menurut analis GBTA, imbas larangan imigrasi bagi warga tujuh negara muslim di atas oleh Trump, juga akan merembet ke perjalanan bisnis yang dilakukan oleh warga negara-negara Afrika ke AS.

GBTA menghitung setidaknya US$250 juta pendapatan sektor pariwisata AS dari penundaan perjalanan bisnis warga Afrika dan negara-negara di Timur Tengah akan terjadi tahun ini.

"Imbasnya, ada 4.200 warga AS yang kehilangan pekerjaannya di sektor pariwisata. Ribuan pekerja itu akan kehilangan penghasilan sebesar US$175 juta secara total," ujar GBTA.

Imbas proteksionisme berlebihan yang dilakukan Trump menurut GBTA akan memberi dampak jangka panjang bagi sektor pariwisata AS. Pasalnya di tengah kondisi ekonomi dunia yang tengah lesu seperti saat ini, bisnis tersebut hanya bisa menikmati pertumbuhan dalam waktu panjang.

"Formula kebijakan yang salah akan menyebabkan ketidakstabilan bagi industri pariwisata dan ekonomi AS secara keseluruhan," tegas GBTA.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER