Kintamani, CNN Indonesia -- Pulau Bali tidak hanya menyuguhkan panorama keindahan alam dari pantai dan laut saja. Sedikit menjauh dari pusat kota, terdapat beragam pilihan objek wisata lain.
Salah satunya yakni wisata Gunung Batur di Kintamani, timur Bali. Di kawasan ini, objek wisata yang populer adalah kawah, kaldera dan danau.
Disebutkan, dari Danau Batur terdapat aliran air dalam tanah yang mengalir dan muncul menjadi mata air di beberapa tempat di Bali, yang kemudian dianggap sebagai Tirta Suci.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain wisata alam, kawasan Gunung Batur juga menyuguhkan wisata budaya berupa Desa Adat Trunyan.
Meskipun seluruh penduduk Trunyan beragama Hindu seperti umumnya masyarakat Bali, mereka menyatakan bahwa Hindu Trunyan merupakan Hindu asli warisan Kerajaan Majapahit.
Di sebelah utara Trunyan terdapat sebuah tempat pemakaman warga desa yang juga menjadi objek wisata.
Yang membuat menarik karena jenazah yang disemayamkan tidak dikubur atau dibakar, seperti tradisi Hindu, melainkan diletakkan di bawah Pohon Taru Menyan.
Menurut kepercayaan warga, pohon berusia ribuan tahun yang hanya tumbuh di Trunyan ini mengeluarkan wewangian yang dapat mengenyahkan bau busuk dari mayat yang disemayamkan.
Tulang belulang dan jasad mayat yang baru disemayamkan menjadi pemandangan biasa di pemakaman ini.
Wisatawan diperbolehkan datang, namun diminta untuk tidak mengabadikan gambar, terutama jasad mayat, demi menghormati keluarga yang ditinggalkan.
 Pemandangan di pemakaman Trunyan. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Dari Denpasar, kawasan Gunung Batur berjarak dua jam perjalanan. Menjelang masuk ke kawasan tersebut, terdapat warung-warung yang bisa dikunjungi jika terasa lelah dalam perjalanan.
Pemandangannya sangat cantik, kilauan Danau Batur yang dibingkai oleh Gunung Batur dari kejauhan.
Cuaca sejuk mulai terasa saat semakin dekat dengan Gunung Batur. Bagi wisatawan yang ingin mendaki, berbagai agen wisata menyediakan pemandu yang berpengalaman.
Biaya untuk mendaki Gunung Batur sekitar Rp400 ribu per orang, termasuk jasa pemandu dan makan minum.
Bagi wisatawan yang enggan mendaki, Danau Batur bisa dijadikan pilihan untuk bersantai. Restroan Apun menjadi salah satu tempat makan yang ramai didatangi, karena pemandangan danau terlihat dari meja makannya.
 Menyusuri Danau Batur. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Yang ingin menyusuri Danau Batur bisa merogoh kocek sebesar Rp600 ribu per orang, sudah termasuk sewa kapal dengan kapasitas tujuh orang.
Pemakaman Trunyan terdapat di ujung danau, namun untuk berkunjung ke sana wisatawan harus menambah biaya.
Warga Desa Trunyan cukup sembarang memberi harga bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke pemakaman Trunyan.
Bagi wisatawan lokal, biaya yang diminta sebesar Rp325 ribu per orang. Klaim mereka, sudah termasuk sewa kapal, pemandu, tiket masuk, serta asuransi.
Sedangkan untuk wisatawan asing, itu dapat mencapai Rp500 ribu per orang.
Sejarah Gunung BaturKonon menurut cerita dalam Lontar Susana Bali, Gunung Batur merupakan puncak dari Gunung Mahameru yang dipindahkan Batara Pasupati untuik dijadikan Sthana Betari Danuh (Istana Dewi Danu).
Pada waktu tertentu, umat Hindu di Bali datang ke kawasan Batur menghaturkan Suwinih, untuk mengusir bencana hama yang menimpa ladang mereka.
 Pemandangan Gunung Batur dari kejauhan. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Dengan menghantarkan Suwinih ini maka kawasan Gunung Batur menjadi daerah yang subur.
Oleh karenanya, sebagian besar penduduk sekitar memiliki mata pencaharian baik sebagai nelayan, petani bawang merah, tomat, cabai, dan serta kembang kol.
Gunung Batur merupakan gunung berapi aktif. Gunung ini juga terdiri dari tiga kerucut gunung api dengan masing-masing kawahnya, Batur I, Batur II dan Batur III.
Letusan terakhir di Gunung Batur terjadi pada 2000. Sebelumnya, gunung ini telah meletus berkali-kali sejak 1804.
Sampai letusan terakhirnya, Gunung Batur sudah meletus sebanyak 26 kali, yang mana paling dahsyat terjadi pada 2 Agustus dan berakhir 21 September 1926.
(ard)