Joglosemar, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus memperkenalkan destinasi Indonesia melalui program Familirazation Trip atau Famtrip. Kali ini kemenpar memboyong
tour travel and
tour operator (ta/to) dari India ke Yogyakarta, Solo dan Semarang atau biasa disebut dengan Joglosemar.
Sebanyak 15 orang ta/to India di boyong ke destinasi tersebut pada 15-19 Juni 2017.
Deputi Pemasaran Mancanegara I Gde Pitana mengatakan, Famtrip ini digelar agar wisatawan mancanegara (wisman) dari India bisa menyentuh dan merasakan kehebatan Joglosemar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena Joglosemar juga destinasi yang sangat menarik, mereka harus kita perkenalkan budaya dan alam Joglosemar," ujar Pitana dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/6/2017).
Lebih lanjut Asdep Bidang Pengembangan Pasar Asia Pasifik Vinsensius Jemadu menambahkan, saat ini tiga pintu masuk terbesar wisatawan mancanegara ada tiga, yakni Great Batam, Great Jakarta dan yang terakhir adalah Great Bali.
"Joglosemar juga sudah memiliki fasilitas yang mumpuni, amenitas dan aksebilitas juga sudah mengalami perkembangan sangat baik," ujar Vinsensius.
Vinsensius mengatakan, Famtrip adalah salah satu strategi untuk menjaring kunjungan wisman India ke Indonesia, di samping mengikuti bursa-bursa wisata tetap yang ada di India.
Menurut dia, Joglosemar juga masuk daerah yang di-
branding dalam pemasaran pariwisata internasional oleh Kemenpar. Ketiga daerah itu memiliki potensi di bidang budaya, belanja, dan kuliner yang efektif mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Sementara Kepala Bidang Perjalanan Wisata Pengenalan Pasar Asia Pasifik, Heri Retno mengatakan satu alasan turis mancanegara datang ke Indonesia adalah melihat wisata alam budaya dan karya manusia.
Dia memaparkan, wisata budaya menyumbang pasar terbesar mencapai 60 persen. Berdasarkan data tersebut, Kota Yogya, Solo, dan Semarang, layak masuk daftar daerah yang di-
branding dalam pemasaran pariwisata internasional.
Untuk
branding pemasaran di mancanegara, Kota Yogya, Solo, maupun Semarang bisa mengusulkan pilihan tematik keunggulan daerahnya masing-masing. Seperti keris, batik, serta beragam kekayaan budaya maupun kulinernya.
"Bandara Adisucipto dan Ahmad Yani yang masuk Great Yogyakarta memiliki kontribusi besar sebagai pintu masuk utama wisman. Bisa dikunjungi setelah dari Bali atau sesudah dari Semarang dan Jogja," kata Heri.
Di lain pihak, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Famtrip adalah satu cara memperkenalkan destinasi wisata yang sangat efektif. Peserta bisa merasakan atmosfer atau suasana batin di destinasi tersebut, lalu menceritakan kepada komunitas atau customersnya.
Mereka bahkan bisa langsung menjual paket-paket khusus yang sudah pernah dia jalani selama Famtrip itu. "Ini model promosi yang cukup efektif, apalagi mereka adalah pelaku bisnis pariwisata
. Output-nya bisa langsung ke paket-paket wisata ke Joglosemar, dan mereka menjadi
endorser-nya," kata Arief.
Dalam Fantrip tersebut, para ta/to dari India itu diajak City Tour Lawang Sewu, Sam Po Kong, Batik Peranakan. Bukan hanya itu saja, Kemenpar akan mengajak mereka Experiencing Andong Village Tour, berkunjung ke Borobudur, belanja ke Mirota atau Malioboro. Selanjutnya para ta/to tersebut dibawa berkunjung ke Prambanan, Sewu dan Plaosan, Gunung Merapi.