Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya berjarak sekitar sepuluh menit dari Kantor Bupati Banyuwangi yang berada di kawasan Taman Baru, Pulau Santen berada di kawasan Karangrejo, dan kini digadang menjadi pusat wisata halal di Bumi Blambangan.
Walau ada kata ‘pulau’, namun Pulau Santen merupakan area yang dipadati oleh bangunan ruko dan rumah penduduk. Pantai Pandanan atau Pantai Bidadari, yang kini berubah nama menjadi Pantai Syariah, menjadi objek wisata utama di sana.
Dari cerita pengemudi mobil yang kami tumpangi, sebelum dijadikan pusat wisata halal, Pulau Santen dikenal sebagai pusat lokalisasi yang bernama Pakem.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penjaja seks dan peminatnya biasanya berasyik masyuk di Pantai Pandanan.
Anas, yang memimpin Banyuwangi sejak 2010, lalu memiliki gagasan mengubah Pantai Pandanan sebagai Pantai Syariah. Banyak yang terkejut, namun pria berusia 43 tahun itu memiliki alasannya.
“Setelah lokalisasi dibubarkan, saya tak ingin area ini menjadi sepi lalu lokalisasi kembali muncul. Saya ingin wisata halal menjadi industri yang bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, kepada CNNIndonesia.com saat ditemui di kantornya, Selasa (6/6) lalu.
Tepat pukul dua sore, mobil sampai di pintu masuk Pantai Syariah. Baru saja mesin mobil dimatikan, seorang pemuda berusia tanggung menghampiri. Rupanya ia menagih uang tiket masuk.
Harga tiket masuk ke Pantai Syariah seharga Rp3000 per orang, sementara untuk parkir seharga Rp10.000 per mobil.
 Pantai Syariah terbagi dua, sisi kanan dan kiri, untung pengunjung umum dan wanita. ( CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Menuju Pantai Syariah, kami disambut dekorasi berwarna-warni pelangi. Entah apa hubungannya warna-warni pelangi dengan konsep syariah, yang jelas jadi ada banyak sudut menarik untuk berfoto bagi wisatawan yang datang.
Jembatan kayu sepanjang sekitar sepuluh meter menghubungkan pintu masuk ke Pantai Syariah. Pinggiran jembatan dicat warna merah muda, dengan pemandangan sungai dan sisa tanaman bakau. Sudah bisa dipastikan, kalau banyak wisatawan yang berfoto di jembatan ini.
Masuk ke Pantai Syariah, ternyata suasana tak terlalu ramai. Hanya ada beberapa keluarga yang sedang duduk-duduk menatap ke arah lautan yang berbatasan langsung dengan Selat Bali.
Pantai Syariah terbagi dua, sisi kanan dan kiri. Ada spanduk besar yang bertuliskan aturan menikmati pantai. Tertulis di sana, sisi kanan diperuntukkan bagi pengunjung umum dan sisi kiri bagi pengunjung wanita.
Sebenarnya tidak menyangka kalau pembatas antar kedua sisi hanya berupa pagar besi berongga. Padahal sebelumnya membayangkan kalau kedua sisi akan dipisahkan secara lebih tertutup, seperti area pria dan wanita dalam masjid.
Meski demikian, ada petugas Satpol PP yang terlihat berjaga. Mulai dari pukul delapan pagi sampai lima sore, mereka tidak segan menegur pengunjung yang masuk ke sisi khusus wanita, baik anak muda sampai orang tua.
Setiap harinya, petugas Satpol PP yang berjaga berjumlah enam orang, lima wanita dan satu pria. Mereka terbagi dalam beberapa jadwal.
Melihat tim CNNIndonesia.com yang celingukan mencari pusat informasi, dua petugas Sapol PP yang sedang berjaga menyapa dengan ramah. Kami lalu duduk bersama untuk berbincang singkat.
“Di hari biasa, pantai ini memang terlihat sepi. Paling ramai saat akhir pekan. Tapi, di bulan Ramadan, setiap harinya ada saja pengunjung yang menunggu waktu berbuka puasa di sini,” kata Rini, salah satu petugas Satpol PP yang berjaga.
Melihat ke arah perairan, sudah bisa dipastikan kalau Pantai Syariah bukan pantai yang cocok untuk direnangi. Selain karena terlalu dalam, terlihat ada saja sampah yang mengapung di pinggirannya. Hal itu juga disayangkan oleh Indah, kawan Rini.
“Ini bukan sampah dari pengunjung pantai, tapi dari lautan. Setiap hari sudah dibersihkan, tapi kalau angin dan ombak sedang kencang, semakin banyak sampah yang terbawa ke sini,” ujar Indah.
Selain berfoto, piknik juga menjadi kegiatan utama pengunjung yang datang. Dengan menyewa satu kursi busa dengan payung pantai seharga Rp10.000, mereka bisa bersantai seharian di Pantai Syariah. Fasilitas di pantai ini bisa dibilang sudah hampir lengkap. Tempat bersantai, tempat ibadah dan toilet umum sudah tersedia, hanya tinggal kios penjual makanan dan minuman yang baru akan segera dibangun.
Ditunjukkan Rini, beberapa rumah penduduk yang masih berada di dekat pintu masuk nantinya akan direlokasi dan dijadikan kios-kios yang dimaksud.
“Kemungkinan setelah Lebaran, pengembangan pantai ini akan kembali dilanjutkan,” kata Rini.
Disebut bagai 'Baywatch', Rini dan Indah hanya tertawa geli, karena mereka sama sekali tidak memakai bikini seperti Pamela Anderson. Keduanya mengenakan seragam cokelat Satpol PP dan jilbab dengan warna senada.
“Untuk petugas di objek wisata halal memang diwajibkan mengenakan seragam yang lebih sopan. Nanti, juga akan ditambah petugas yang menguasai bahasa asing untuk menyambut wisatawan mancanegara yang datang,” ujar Indah. Petugas wanita yang berjaga bukan hanya sebagai pemanis. Diamati oleh CNNIndonesia.com, mereka juga ternyata cukup tegas dalam menindak pengunjung yang terlihat melanggar aturan.
Rini dan Indah bergantian menghampiri pengunjung pria yang salah masuk ke sisi wanita.
“Wisatawan mancanegara malah lebih paham aturan dibandingkan orang Indonesia. Setiap hari ada saja anak muda yang entah sengaja atau tidak malah berdua-duaan di sini,” kata Rini.
Asyik berbincang, ternyata jam sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Langit terlihat mendung, tanda hujan akan turun.
Pengunjung yang biasanya ramai menjelang waktu berbuka puasa juga sepertinya mengurungkan niatnya untuk datang.
Rini lalu bertanya kepada kami tempat yang selanjutnya akan dikunjungi. Tanpa diminta, ia menjelaskan tempat menarik lainnya yang bisa dikunjungi di Banyuwangi.
“Pemerintah Banyuwangi memang meminta seluruh Satpol PP agar bisa menjadi “pemandu wisata” bagi wisatawan yang datang. Ke depannya, kami juga akan dibekali dengan kemampuan berbahasa asing,” ujar Rini sambil tersenyum manis sebelum berpisah dengan kami.