Jakarta, CNN Indonesia -- Jika Anda masih ragu mengambil jatah cuti untuk liburan karena khawatir peluang promosi diambil rekan lain yang sangat rajin bekerja, sebaiknya Anda mengkesampingkan kekhawatiran tersebut. Riset terbaru yang dilakukan Hostelworld, justru membantah asumsi itu.
Sebanyak 1.000 responden dari delapan negara yaitu Inggris, Perancis, Spanyol, Jerman, Italia, Portugal, Brasil, dan Korea Selatan diminta untuk mengisi survei secara
online.
Salah satu pertanyaan ditujukan kepada para responden yang bekerja di bidang sumber daya manusia perusahaan, dan memiliki otoritas untuk merekrut karyawan. Inti dari pertanyaan itu adalah, apakah mereka percaya seorang kandidat yang suka melancong lebih layak diterima untuk bekerja?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Ilustrasi liburan. (Reuters/Andrew Kelly) |
Hasilnya, sebanyak 64 persen responden meyakini bahwa calon karyawan yang gemar menjelajahi negara baru untuk liburan lebih pantas diterima kerja.
Ketika ditanya apa alasan mereka memberikan jawaban tersebut, sebanyak 38 persen responden meyakini liburan bisa meningkatkan rasa percaya diri pekerja. Lalu 37 persen lainnya menyebut liburan bisa meningkatkan kemampuan pekerja, dan 35 persen beralasan kegemaran mendatangi daerah baru bisa membuat pekerja cepat beradaptasi.
Alasan lain yang dikemukakan para responden terkait liburan adalah hal itu bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi, membuka wacana calon pekerja, dan mendidik pelakunya mengelola uang dengan baik.
Selain itu, melancong juga bisa membantu seseorang memahami target apa yang ingin dicapai dalam hidup. Serta bisa berkenalan dengan orang baru yang bisa menjadi pintu masuk untuk lompat ke perusahaan lain.
"Kita tahu ada banyak sekali keraguan untuk berlibur, mulai dari mengejar karir sampai harus memprioritaskan uang yang dipunya untuk melunasi tagihan rumah. Namun, hasil riset yang kami lakukan membantah itu semua," kata Feargal Mooney, Chief Executive Officer Hostelworld, dikutip dari
Travel and Leisure, Selasa (20/6).
Bagi Mooney, liburan justru bentuk penghargaan atas kerja keras yang setiap hari dilakukan seorang karyawan. Mereka yang melepas kesempatan untuk berkelana ke negara lain sering kali menyesali keputusan tersebut.
"Selain memberikan ruang untuk diri sendiri, liburan bisa menjadi kesempatan bagi seseorang untuk mengetahui apa yang diinginkan di dalam hidup dan mengejar hasrat tersebut," jelasnya.