Bandara Internasional Bali Utara akan Gelar Ground Breaking

advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 21 Jun 2017 14:18 WIB
Percepatan pembangunan bandara udara di Buleleng, Bali Utara terus digenjot.
Buleleng, CNN Indonesia -- Percepatan pembangunan bandara udara di Buleleng, Bali Utara terus digenjot. Rencananya, peletakan batu pertama atau ground breaking Bandara Internasional Bali Utara akan dilaksanakan pada 28-29 Agustus mendatang di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng dan di Resort Sheraton Kuta.

50 Perwakilan dan kepala negara dikabarkan akan hadir dalam seremoni mega proyek pembuatan bandara internasional ini.

"Peletakan batu pertama rencananya akan dihadiri langsung Presiden Joko Widodo. Ada juga beberapa perwakilan negara, baik dari pihak konsultan dan pihak investor,"  ujar Presiden Direktur  PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU), Made Mangku, Minggu (18/6/2017).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PT BIBU menggandeng investor Airport Kinesis Canada (AKC) untuk berinvestasi dalam pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di Buleleng. AKC Group diperkirakan akan menginvestasikan US$ 3 miliar.

"Masalah dana tidak perlu khawatir. Dana dari investor itu sudah terkumpul 100%. Pemerintah Kanada sendiri yang ikut mem-back up dana mencapai US$ 3 miliar dan akan dikerjakan selama 8 tahun. Progres pembangunan bandara sendiri saat ini tinggal menunggu izin penentuan lokasi dari Kementerian Perhubungan," jelasnya.

Mangku menambahkan, tidak ada perubahan konsep yang signifikan mengenai perencanaan pembangunan bandara. Bandara dibangun di atas lahan seluas 2.150 hektare. Setengah dari lahan tersebut dibangun di atas laut dengan cara memperpanjang daratan. Kompleks bandara ini juga mengintegrasikan sebuah Aerotropolis seluas 750 hektare.

"Tantangan utama bandara ini adalah menghormati lingkungan. Bandara ini rencananya akan dibangun dengan dua runway. Panjang runway masing-masing 7 km lebih sehingga pesawat komersial besar bisa mendarat. AKC Group mengusulkan untuk membangun seluruh bandara dengan teknologi dengan standarZero Energy Airport (ZEA )," paparnya.

Ketua Pokja percepatan 10 Destinasi Prioritas Kemenpar Hiramsyah S Thaib mengatakan, Bandara Internasional Ngurah Rai sudah mencapai titik jenuh. Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk membuat bandara kedua. Hal ini guna mengurangi kemacetan di bagian Bali Selatan sehingga arus wisatawan tidak hanya tertuju ke arah selatan.

"Tujuannya untuk mengembangkan sebuah wisata keluarga yang nyaman serta menjadi hubungan utama di bagian Bali Utara. Bandara ini memiliki kapasitas mencapai 20 juta sampai 32 juta penumpang per tahun," katanya.

Hiramsyah menambahkan, bandara akan dibangun dengan konsep airport city yang dilengkapi dengan sarana olahraga, pusat perbelanjaan, danau buatan, teater, serta fasilitas pendukung lainnya yang canggih dan lengkap.  

"Bandara internasional ini juga akan dilengkapi dengan jalur kereta api yang akan berfungsi untuk  mengangkut penumpang dari parkir kendaraan menuju landasan pesawat terbang," terangnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya turut mendorong hadirnya bandara baru yang rencananya dibangun di kawasan Bali Utara. Menurutnya, saat ini Bali sudah tak bisa lagi mengandalkan Bandara Ngurah Rai yang dilengkapi satu landasan pacu.

"Bali butuh satu bandara lagi. Satu di selatan, satu di utara biar imbang. Terlalu kritis untuk Bali dengan satu bandara kalau terjadi apa-apa," ucapnya.

Selain itu, keberadaan bandara baru ini sekaligus untuk menempatkan investasi tidak terbatas di Bali Selatan saja, tetapi juga di Bali Utara.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER