Risiko Wanita Muda Idap Kanker Payudara Semakin Tinggi

Syanne Susita | CNN Indonesia
Kamis, 22 Jun 2017 14:49 WIB
Angka wanita terkena kanker payudara di usia menginjak dewasa terus meningkat dengan risiko kanker akan terus membayangi sampai umur 30 tahun.
Wanita menginjak usia dewasa semakin rentan terkena kanker payudara. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para peneliti dari Universitas Cambridge di Inggris mengungkap data terbaru Selasa yang lalu (22/6) yang dianggap dapat membantu mendeteksi risiko kanker payudara dan kanker indung telur pada wanita dengan cara mengidentifikasi manfaat dari deteksi dini dan keteraturan seseorang melakukan pengecekan seumur hidupnya.

Makalah penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association (JAMA) melibatkan hampir 10 ribu wanita dengan mutasi sel kanker dalam gen yang paling umum, 6.036 orang dengan BRCA1 dan 3.820 dengan BRCA2.

Dari wanita yang disurvei ini, 5.046 tidak memiliki kanker di awal penelitian, sedangkan 4.810 memiliki tumor di payudara atau indung telurnya.

Selama durasi pemantauan selama lima tahun, 426 wanita didiagnosa dengan kanker payudara, 109 dengan kanker indung telur dan 245 dengan kanker payudara (kontralateral/menyebar).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka mutlak untuk wanita memiliki risiko kanker payudara semenjak ia menginjak usia dewasa hingga 80 tahun adalah 72 persen dengan mutasi BRCA1 dan 69 persen dengan mutasi gen BRCA2.



Sayangnya, angka wanita terkena kanker payudara di usia mereka menginjak dewasa terus meningkat. Risiko terkena kanker akan terus membayangi sampai umur 30 atau 40 tahun bagi mereka pembawa mutasi BRCA1 dan umur 40 atau 50 tahun untuk mereka dengan mutasi BRCA2.

Sedangkan mereka yang telah melampui usia 40 dan 50 tahun, insiden para wanita itu terkena kanker dalam survei tetap tidak berubah dimana risiko akan terus membayangi hingga mereka berusia 80 tahun.

Risiko mutlak dari kanker indung telur juga hingga wanita berusia 80 tahun dimana 44 persen dengan mutasi BRCA1 dan 17 persen berada di grup mutasi BRCA2.

Untuk kanker payudara kontralateral, risiko berakumulasi selama 20 tahun setelah diagnosa kanker dilakukan pada payudara sebelah dengan 40 persen untuk wanita pembawa mutasi gen BRCA1 dan 26 persen dengan BRCA2.

Menurut penulis penelitian yang dipimpin oleh Antonis Antoniou dari Universitas Cambridge di Inggris, wanita dengan mutasi BRCA1 dan BRCA2 akan lebih besar mengalami kanker payudara jika saudara di hubungan darah tingkat pertama dan kedua memiliki kanker.

Risiko kanker juga bervariasi tergantung dari lokasi gen mutasi BRCA1 atau BRCA2.

“Hasil mengindikasi jika sejarah keluarga adalah faktor risiko yang kuat bagi pembawa gen mutasi dan risiko kanker bervariasi tergantung pada lokasi mutasi, mengindikasi jika konseling personal harus memasukkan profil sejarah keluarga dan lokasi mutasi,” terang sang penulis.

Seperti dilansir AFP, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkirakan lebih akurat lagi risiko kanker payudara dan indung telur dan menentukan pada umur berapa sebaiknya pemeriksaan rutin untuk memonitor penyakit ini.

Angka kasus kanker payudara di Amerika Serikat sendiri di tahun 2017 diperkirakan mencapai 252.710 termasuk 40.610 kematian, menurut Institut Kanker Nasional. (sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER