Desa Adat Kamiren Penuh Pesona Budaya

adv | CNN Indonesia
Selasa, 27 Jun 2017 19:29 WIB
Bila Anda senang melihat kebudayaan lokal Nusantara yang beragam. Anda bisa mendatangi Desa Adat Kemiren.
Kopi Osing (Foto: DetikTravel)
Banyuwangi, CNN Indonesia -- Bila Anda senang melihat kebudayaan lokal Nusantara yang beragam. Anda bisa mendatangi Desa Adat Kemiren.  Tempat ini menyajikan nuansa budaya lokal yang khas dan cocok untuk liburan akhir pekan.

Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan, desa tersebut adalah tempat tinggal masyarakat suku Using yang berada di kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.  Memasuki kawasan ini Anda akan langsung menemukan rumah adat bergaya Using dengan pintu kayu dan hiasan kepala burung bouraq.

”Daya tarik-daya tarik wisata ini layak disinggahi saat mengunjungi Desa Adat Kemiren Banyuwangi,”kata Bram dalam keterangan tertulis, Selasa (27/6/2017).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan Menteri Pariwisata Arief Yahya memanfaatkan mudik Lebaran tahun dengan menyaksikan Parade Barong Ider Bumi. Parade ini merupakan tradisi adat Desa Kemiren yang dilaksanakan setiap tanggal 2 Syawal atau hari kedua Hari Raya Idul Fitri.

Barong Ider Bumi Kemiren bertujuan  sebagai media tolak balak, melindungi kampung dari segala hal yang negatif, hama tanaman, wabah, dan penyakit yang ada di Kemiren.

Bram menambahkan, Desa Adat Kamiren ini juga penuh dengan atraksi. Salah satunya adalah barong osing.  Barong adalah wujud Singa bersayap dan bermahkota. Biasanya barong dimainkan oleh dua orang.

Bram mengatakan dalam tubuh barong terdapat lima warna blok sebagai lambang kesatuan keseimbangan alam, serta nafsu manusia.

”Desa Adat Kemiren Banyuwangi menawarkan eksplorasi budaya lokal yang sangat menarik untuk dicoba. Jadi berwisata ke Banyuwangi juga bisa sebagai bentuk melestarikan budaya. Di acara ini semua pengujung terpukau ritual Barong Ider Bumi di desa Kemiren,” ujar Bram.

Dalam acara kemarin, Menpar juga disambut dengan tarian jejer gandrung. Bram menjelaskan, bahwa jejer berarti mulai sehingga tarian ini menandakan pergelaran kesenian gandrung dimulai.

Saat menarikan tari jejer, para penari berdiri di tengah arena dan melantunkan gending yang berjudul Padha Nonton. Kemudian merekamembentangkan sebuah kipas di hadapan pengunjung.

Bram mengatakan,  sewaktu melantunkan lirik-lirik, diikuti dengan peragaan gandrung yang menawan.

”Gerakannya indah dan peragaan yang disajikan merupakan gerakan tari yang diwarnai seni pantomin sebagai pejabaran setiap lirik dari gending-gending yang dilantunkan karena sastra prasemon,” pungkas Bram.

"Gending Padha Nonton ini harus dibawa dalam babak pertama Jejer dan tersusun sebanyak delapan bait dan setiap baitnya terdiri sebanyak empat lirik. Dan ditutup dengan gending Kembang Menur. Sangat mempesona dan asik untuk disaksikan,” katanya lagi.

Sementara itu, Arief mengaku terkesima dengan kentalnya tradisi adat suku Using, salah satu masyarakat asli Banyuwangi di desa tersebut.

"Kebudayaan makin dilestarikan akan semakin memakmurkan. Kesenian dan budaya terus kita support untuk terus hadir dan melengkapi atraksi untuk wisatawan. Makanya setiap kali ada event seperti ini kita harapkan masyarakat sekitar mendapatkan dampak perekonomian. Dan pasti ada profit di sana bagi masyarakat," kata Arief.

Di desa wisata Kemiren ini, tidak hanya ritual adat Parade Ider Bumi saja yang menarik perhatian. Masih banyak lagi atraksi menarik lainnya. Berikut kebudayaan Desa Adat Kamiren

1. Sanggar Genjah Arum

Sanggar ini ibarat sebuah museum yang berada di Desa Adat Kemiren Banyuwangi. Tempat tersebut milik pribadi yang dikelola oleh seorang pengusaha untuk melestarikan kebudayaan tradisional Banyuwangi.

Masuk ke dalam sanggar ini akan membawa Anda serasa kembali ke Banyuwangi di masa lampau. Ada tujuh rumah adat yang usianya sudah sangat tua di sana dan juga beberapa ornamen kuno yang membuat suasana tempo dulu semakin terasa kental.

2. Angklung Paglak

Paglak adalah sebutan untuk sebuah gubuk kecil yang dibuat dari bambu dengan atap ijuk. Berbeda dengan gubuk kebanyakan, paglak dibangun setinggi 10 meter dari tanah dengan menggunakan empat batang bambu sebagai penyangganya.

Sementara angklung paglak adalah permainan musik yang dilakukan di atas gubuk tersebut. Seni musik ini menjadi salah satu adat kebudayaan yang dilestarikan di Desa Adat Kemiren Banyuwangi hingga sekarang.

3. Musik Lesung

Pengunjung yang datang ke Desa Adat Kemiren Banyuwangi biasanya akan dihibur oleh pertunjukan musik lesung. Musik tradisional ini dimainkan oleh wanita lansia, tapi masih sangat pandai dalam mengalunkan melodi dari alu dan lesung.

Musik ini disebut gedhogan. Kesenian ini juga termasuk dalam warisan budaya asli suku Using.

4. Tari Gandrung Pesona

tarian ini adalah bentuk budaya lain yang bisa ditemui di Desa Adat Kemiren Banyuwangi.  Sambil bersantai di Sanggar Genjah Arum, pengunjung akan dimanjakan oleh penari yang menghibur. Nah, ada adat yang harus dipahami oleh tamu. Jika menerima selendang dari penari, maka tamu harus ikut menari bersama.

5. Kopai Using

Mengunjungi Desa Adat Kemiren Banyuwangi ini belum afdol rasanya jika tidak mencicipi Kopai Using, atau kopi khas masyarakat Using yang dikenal memiliki cita rasa yang begitu nikmat.

Selain mencicipi, pengunjung juga bisa praktek langsung proses pengolahannya mulai dari menyangrai, menumbuk biji kopi, menyaring bubuk kopi sampai praktik cara penyajian kopi. Diolah menjadi minuman kopi jenis apapun, mulai dari espresso atau robusta, rasanya pasti akan terasa lebih nikmat.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER