Cerita Bahagia Maria Leonnyta Jadi Pejuang ASI

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Sabtu, 05 Agu 2017 10:05 WIB
Maria tidak hanya memberi ASI pada anaknya, tapi juga turut memberi ASI pada orang lain sebagai pendonor.
Maria tidak hanya memberi ASI pada anaknya, tapi juga turut memberi ASI pada orang lain sebagai pendonor. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap ibu ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya, termasuk memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia enam bulan. Namun, kadang karena keadaan tertentu, produksi ASI mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan bayi. Akhirnya mereka terpaksa memberikan susu formula. Padahal, Ketua Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASIA), Ali Sungkar menegaskan, bayi tidak dianjurkan diberi susu formula.

Tak banyak yang tahu bahwa kini para ibu bisa mendapatkan donor ASI. Para pendonor ASI atau bisa kita sebut pejuang ASI ini dengan sukarela memberikan sebagian ASI bagi bayi-bayi yang memerlukan. Maria Leonnyta Sastra Wijaya, salah satu pejuang ASI, berbagi cerita bahagia seputar donor ASI.

"Rasanya happy. Happy-nya, kayaknya dulu nggak pernah nyangka bisa kasih ASI (ke anak), ternyata bisa kasih ke orang lain juga," ujar Maria pada CNNIndonesia.com di sela-sela acara perayaan pekan ASI sedunia di kawasan Jakarta Selatan (1/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ibu dari Emily Skylla ini menuturkan bahwa dulu semasa kecil, dirinya tak bisa menikmati ASI sang bunda. Hal ini membuat Maria bertekad ingin memberikan ASI eksklusif bagi anaknya kelak. Ia sendiri mengaku tidak punya ASI berlimpah dan tidak pernah berpikir untuk mendonorkannya. Namun karena komitmennya untuk memberikan ASI bagi sang anak, Maria terus memompa ASI setiap hari.

"Anak minum tak seberapa banyak, lalu saya kumpulin aja, lama-lama freezer penuh. Saya pikir, daripada nanti tidak terpakai, saya donasikan. Anak tetap terpenuhi kebutuhannya, terus juga bermanfaat buat bayi-bayi lain," jelas istri Alvin Sugiono ini.

"Selain itu anak saya juga punya saudara sepersusuan istilahnya."

Maria mengatakan ia memanfaatkan Instagram dan Facebook sebagai media promosi. Ia mengunggah foto dengan keterangan semisal makanan yang ia konsumsi, berapa banyak susu yang didonasikan serta keterangan pendukung lain seperti jenis kelamin bayi, dan wilayah tempat tinggalnya.

[Gambas:Instagram]

Kebanyakan mereka yang mencari pendonor memperhatikan jenis kelamin anak pendonor dengan jenis kelamin anak mereka. Maria menuturkan, karena anaknya perempuan, maka para ibu tersebut juga memiliki anak perempuan. Empat dari enam bayi yang ia beri donor ASI, adalah bayi perempuan. Sedangkan dua lainnya bayi laki-laki, anak dari sepupu Maria.

"Kalau kata orang jadi kalau kita kasih ke anak cowok, ternyata anak kita berjodoh sama dia, jadi kan secara nggak langsung ASI dari kita. (Mereka sudah dianggap sebagai) saudara sepersusuan," tambahnya.

Ibu yang memerlukan donor ASI biasanya mengontak dirinya lewat Direct Messege (DM) Instagram. Ia tak menyediakan fasilitas pengiriman ASI dan mengandalkan pengambilan langsung untuk wilayah PIK, Jakarta Utara dan sekitarnya.

"Saya nggak mau delivery, kayak jual barang, harus dianterin, terus sudah. Saya maunya ketemu, jadi kita tahu jelas siapa yang terima. Syarat saya harus bawa cooler bag gitu," jelas Maria.


Rasa lelah memang sering melanda Maria, terlebih ia memompa ASI tiap dua jam. Selain itu, kadang ia bosan karena selalu melihat pompa ASI. Beruntung sang anak makin bertambah umur, waktu tidur pun bertambah sehingga permintaan ASI menurun, sehingga ia memompa sekitar 3-4 jam sekali. Kini sang putri hampir memasuki usia enam bulan.

Tidak memompa ASI membuat payudaranya terasa sakit. Rasa sakit ini kadang jadi alarm bagi dirinya untuk mulai memompa lagi, jam berapa pun itu.

"Karena udah sering, nanti tiba-tiba sakit jadi kayak alarm sendiri buat bangun. Mau nggak mau pompa," katanya.

Beruntung ia memiliki suami yang mendukung kegiatan menyusui dan donor ASI yang ia lakukan. Menurutnya, selain dukungan dari orang sekitar, dari diri sendiri harus ada komitmen dan disiplin.

Lalu, mau sampai kapan jadi pendonor ASI?

"Saya sempet sakit, jadi produkdi sempet turun. Mungkin karena kecapekan. Tapi kalau misal dikasih lebih lagi ya berbagi lagi," tutupnya seraya tersenyum. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER