Jakarta, CNN Indonesia -- Bila mendengar kata wayang, pastinya yang terbesit di benak Anda adalah pergelaran dalang yang memainkan wayang di balik layar putih. Pergelaran wayang juga bisa menarik. Misalnya wayang dimainkan di atas langit. Penasaran kan?
Pergelaran wayang yang tidak biasa ini bisa ditemui di Sanur International Kite Festival (SIKF) 2017. Sebab wayang dimainkan pada layang-layang yang diterbangkan di langit. SIKF 2017 digelar pada 3-8 Agustus 2017 di Pantai Mertasari Sanur.
Pementasan wayang di langit ini digelar Sabtu (5/8/2017) kemarin malam dengan mengusung tema Bhinneka Tunggal Ika. Seni, aerodinamika, budaya, termasuk filosofi, sejarah dan imaji inovatif disajikan di rangkaian kegiatan Sanur Village Festval (SVF).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tema yang sarat filosofi ini diterjemahkan para kreator layang-layang dalam berbagai figur dari pewayangan. Sedangkan pada sesi wayang Sutasoma, disuguhkan figur-fugur dunia pewayangan seperti Bima, Kresna, Hanoman, Gatot Kaca, Dasamuka, dan lainnya.
“Kali ini kami menyuguhkan sesi wayang di angkasa yang melibatkan pesinden dan dalang yang menggunakan berbagai bahasa, dilengkapi gamelan dan tata lampu yang spektakuler,” ujar Ketua Panitia SIKF 2017, Kadek Dwi Armika.
Ia menambahkan, Sutasoma dengan filosofi luhur sebagai bingkai pameran layang-layang merupakan upaya menghadirkan kembali memori kultural dengan prinsip keseimbangan yang merupakan salah satu ciri budaya luhur masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Bali.
Baginya, wayang kulit merupakan bentuk penerjemahan budaya luhur yang memiliki kedalaman tentang hakikat kehidupan. Kemudian menjadi bagian inspirasi dalam melihat banyak aspek realita saat ini.
"Hakikat Bhinneka Tunggal Ika akan terlihat dari peserta yang berbeda-beda dari berbagai pelosok, baik daerah, suku, agama dan kepercayaan, dan lebih-lebih peserta internasional. Inilah bukti bahwa layang-layang mampu berbicara secara universal yang tidak hanya pada tataran estetika visual," paparnya.
Layang-layang tradisional khas Sanur seperti bebean, janggan, dan pucukan juga dipamerkan serta dikompetisikan, termasuk karya inovatif dan kontemporer. Acara ini dimeriahkan oleh 64 peserta dari 19 negara.
"Setiap peserta bisa menampilkan lebih dari satu jenis layang-layang kreasi dengan berbagai bentuk, bermacam bahan, dan berbagai ukuran. Festival kali ini juga diiringi berbagai kegiatan penunjang yang bisa dinikmati masyarakat luas, yakni pameran layang-layang di Sudakara ArtSpace, Sudamala Suites & Villas Sanur, workshop, pemutaran film dokumenter," tambahnya.
Bagi Menteri Pariwisata Arief Yahya, pertunjukan yang unik seperti wayang yang menggunakan layang-layang sebagai media penyampaian pesan dapat dibarengi dengan koneksitas pada industri kreatif dan pariwisata. Apalagi potensi layang-layang di Sanur sudah dikenal dunia. Bahkan saat ini Sanur menjadi sirkuit layang-layang internasional.
"Festival ini dapat menginspirasi para seniman bereksplorasi dalam karyanya juga menunjang industri ekonomi kreatif. Layang-layang bisa dibeli wisatawan untuk koleksi," ujarnya.
Ia menjelaskan, kreativitas bermain layang-layang cukup menarik untuk wisatawan mancanegara. SIKF 2017 dipastikan akan menyedot perhatian ribuan turis yang sedang liburan ke Bali.