Jakarta, CNN Indonesia -- Penelitian terbaru kembali menegaskan konsumsi segelas alkohol sehari dapat menyebabkan seseorang berisiko kena kanker kulit. Begitu juga jika mengkonsumsi wine, bisa menyebabkan melanoma, jenis kanker kulit berbahaya.
Aktivitas itu bahkan ditengarai lebih berbahaya dibanding duduk di bar atau berjemur lebih lama di bawah sinar matahari. Dilansir dari Daily Mail, penyebab kanker kulit dari minuman alkohol tersebut diyakini karena adanya reaksi bahan kimia yang dilepaskan ketika minuman alkohol tersebut masuk dalam tubuh.
Studi berskala besar juga menemukan konsumsi alkohol atau wine meningkatkan kemungkinan dua jenis penyakit. Setiap 10 gram setiap harinya meningkatkan risiko sebesar 11 persen pada satu jenis kanker, dan jenis penyakit kulit lainnya sebesar tujuh persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kanker kulit yang paling sering ditemui adalah kanker kulit non melanoma (NMSC). Kanker tersebut kebalikan dari kanker kulit melanoma yang merupakan kanker kulit paling berbahaya karena kemampuan metastasis dini.
Inggris merupakan salah satu negara yang paling banyak penduduknya yang terkena kanker kulit. Setiap tahunnya, jumlah penderita juga mengalami peningkatan.
Seorang dermatologi Dr Eunyoung Cho dari dari Universitas Brown, Rhode Island mengatakan salah satu cara untuk mengurangi kanker kulit tersebut adalah mengontrol perilaku seseorang dalam konsumsi alkohol.
"Mengingat prevalensi kanker kulit dan minuman beralkohol yang tinggi, maka memodifikasi perilaku konsumsi alkohol mungkin dapat membantu mengurangi secara substansial potensi risiko terkena kanker kulit non melanoma," ujarnya.
"Ini adalah temuan penting mengingat ada beberapa cara untuk mencegah kanker kulit," ucapnya kemudian.
Tahun 2016, para peneliti juga menemukan jika segelas anggur putih setiap hari meningkatkan risiko kanker kulit melanoma, jenis penyakit yang ketiga dan paling mematikan sebanyak 13 persen.
Bahkan, sekitar 3,6 persen kasus kanker kulit di seluruh dunia dikaitkan dengan alkohol termasuk kanker hati, kanker pankreas, kanker usu dan kanker payudara.
Penyebabnya adalah zat etanol dalam alkohol yang memetabolisme menjadi asetaldehida senyawa yang dapat merusak DNA. Menurut Cho, secara umum metabolisme etanol berperan penting dalam karsionegenesis alkohol.
"Metabolisme etanol juga menghasilkan produksi spesies oksigen reaktif yang menyebabkan kerusakan DNA dan berkontribusi terhadap mutasi," tuturnya.
Dalam penelitiannya tersebut, Cho mengumpulkan data dari 13 penelitian sebelumnya termasuk yang diikuti peserta dari Inggris. Dia membandingkannya dengan konsumsi alkohol pada 95.241 kasus kanker kulit non melanoma.
Studi yang diterbitkan dalam British Journal of Dermatology tersebut mendefinisikan jika minuman standar sebanyak 10 gram alkohol sama dengan segelas kecil anggur atau setengah liter bir.
Dari situ ditemukan jika faktor risiko karsinoma sel skuamosa kulit naik 11 persen dan karsinoma sel basal naik tujuh persen. Keduanya merupakan tumor yang muncul di lapisan terluar dari kulit. Tidak seperti kanker kulit melanoma, dua jensi sel tersebut biasanya mudah diobati.
Cho mengatakan kanker kulit non melanoma terutama mencakup karsinoma sel basal (BCC) dan karsinoma kulit (cSCC) menyumbang sebagian besar kanker kulit dan juga merupakan keganasan paling umum di Amerika Serikat.
"Mereka yang lahir pada tahun 1994 memiliki risiko seumur hidup 28-33 persen diperkirakan untuk BCC dan 7-11 persen untuk cSCC. Selain itu, tingkat insiden BCC dan cSCC meningkat di seluruh dunia," ucapnya.
"Dalam analisis meta kami, asupan alkohol yang lebih tinggi dikaitkan secara signifikan dengan peningkatan risiko BCC dan cSCC yang tergantung pada dosis,"tuturnya.
Diketahui, setiap tahunnya Inggris memiliki 100 ribu kasus baru kanker kulit. Penyakit tersebut telah membunuh lebih dari 2500 orang atau sama dengan tujuh orang meninggal setiap harinya karena penyakit tersebut.
(rah)