Jakarta, CNN Indonesia -- Mendengar nama bakso tentu saja yang terpikir adalah makanan berbentuk bulat yang terbuat dari olahan daging sapi. Jika mendengar nama bakso goreng tak lain pasti akan teringat pada basreng, jajanan pinggir jalan yang menyajikan bakso sebagai gorengan.
Namun, tidak demikian dengan Bakso Goreng Gajah alias Bagoja. Penamaan gajah bukan berarti bakso tersebit terbuat dari gajah tetapi hanya bentuknya saja yang besar layaknya gajah.
Jika biasanya bakso terbuat dari daging sapi tidak demikian dengan Bagoja. Bakso yang digoreng itu justru terbuat dari olahan daging ayam dan udang. Memang tidak semuanya berwujud besar, untuk bakso dengan daging ayam berukuran lebih kecil sedangkan bakso perpaduan antara daging ayam dan udang dibuat dengan ukuran yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tjhin Herman (37), pemilik dari restoran tersebut memulai usahanya pada Januari 2015. Dia bersama dengan istrinya Susan berusaha untuk membuat olahan bakso secara alami tanpa menggunakan pengawet.
“Untuk olahan ayam pada bakso, kami hanya menggunakan dagingnya, lemak-lemak pun kami tidak pakai. Biasanya ada minyaknya itu pun tidak kami gunakan pada olahan ini jadi wangi,” ujar Herman kepada
CNNIndonesia.com saat ditemui di Festival Kuliner Serpong, di Summarecon Mal Serpong, Kamis (10/8).
Sepintas bakso goreng tersebut terlihat seperti tahu bulat karena warnanya yang coklat. Meski demikian Herman mengklaim, mereka sudah lebih dulu berjualan dibandingkan tahu bulat.
 Bakso goreng gajah di Festival Kuliner Serpong, Kamis (10/8). (Foto: CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor) |
“Sebelum tahu bulat ada justru kami sudah lebih dulu, bakso kan identik dengan bulat makanya kami buat seperti ini,” ucapnya.
Tentu saja tidak hanya menggunakan daging ayam untuk membuat bakso tersebut nikmat disantap tetapi terdapat bumbu lainnya yang ikut dipadukan. Namun Herman tidak ingin mengatakannya lantaran menjadi rahasia dapur.
Kenikmatan bakso goreng itu bukan hanya terdapat pada baksonya melainkan pada pasangan kala mencicipnya yaitu sambal. Herman mengatakan, sambal untuk paduannya pun murni mereka racik sendiri dengan bahan seperti bawang dan cabai.
Sambalnya memang terbilang unik. Warnanya oranye menyala dan berkuah, rasanya pun tidak terlalu pedas sehingga dapat dinikmati oleh mereka yang tidak senang pedas. Bakso goring yang renyah tersebut pun mendapat paduan yang pas ketika masuk ke dalam mulut.
“Enaknya bakso ini dinikmati dengan sambal yang khusus kami buat sendiri, supaya tidak sama dengan orang-orang,” ucapnya.
Herman mengatakan, bakso goreng tersebut dijual per satuan. Untuk bakso goreng ayam diberi harga Rp8 ribu, bakso udang Rp13 ribu sedangkan bakso gajah Rp39 ribu. Bagoja pun dapat ditemui di Pasar Delapan Alam Sutera, Pasar BSD dan PIK.
(rah)