Lewat Kerang Garu, Matelda Ingin Populerkan Wisata Biak

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Sabtu, 12 Agu 2017 14:49 WIB
Tampil beda dari finalis audisi memasak untuk Istana lainnya, Matelda, finalis asal Biak mengusung kerang sebagai olahan andalannya di babak final.
Tampil beda dari finalis audisi memasak untuk Istana lainnya, Matelda, finalis asal Biak mengusung kerang sebagai olahan andalannya di babak final. (Ilustrasi/Foto: Unsplash/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Demi mempopulerkan kuliner serba ikan, Kemensetneg, Kemenkes, KKP, Kantor Staf Kepresidenan serta Kemenpar bekerjasama dengan Primarasa menginisiasi acara Lomba Masak Ikan Nusantara. Gelaran ini telah melakukan audisi dan roadshow di lima kota di Indonesia, yakni Batam, Gorontalo, Pontianak, Jakarta dan Biak.

Satu-satunya finalis asal Biak Numfor, Papua, Matelda F. Maryen ingin tampil beda. Ia akan memboyong hasil laut asli Biak, yaitu kerang garu. Memang acara bertajuk lomba masak ikan, tapi, kata Matelda, pihak panitia mengizinkan penggunaan bahan masakan selain ikan seperti kerang atau hasil laut lain.

"Daripada saya buat ikan, kan semua ikan (maka) saya pilih kerang," katanya pada CNNIndonesia.com saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Ia menjadi satu dari sepuluh finalis yang berlaga untuk mendapat tempat menuju juru masak yang menghidangkan makanan peringatan HUT RI 72 di Istana. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ia bercerita, kerang garu biasa didapat warga dengan menyelam. Kerang yang sudah cukup tua ukurannya bisa sebesar dua telapak tangan orang dewasa. Menurutnya, kerang garu lumayan sulit didapat. Di pasar ikan, seseorang tidak akan selalu bisa menemui kerang garu. Harga per kilo berkisar Rp30ribu hingga Rp50ribu. Harga bisa jauh lebih mahal jika memesan pada nelayan atau pencari ikan.

Di gelaran final Lomba Masak Ikan Nusantara, yang berlangsung Jumat (11/8), Matelda menyajikan Kerang Tumis Labu Kuning. Di Biak, lanjutnya, masyarakat biasa mengolah kerang garu dengan direbus, kemudian ditumis dengan bawang, cabai serta bumbu lain. Kali ini ia mencoba berkreasi dengan labu kuning.

Lewat Kerang Garu, Matelda Ingin Populerkan Wisata Biak Matelda, salah satu finalis audisi memasak untuk istana, Lomba Masak Ikan Nusantara. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)

Idenya ini datang saat ia menyaksikan program memasak di televisi.

"Saya banyak nonton televisi, ada acara masak. Kenapa (masakan) dari daging saja," keluhnya.

Kerang terlebih dahulu direbus selama 20 menit agar lunak, ditiriskan, kemudian ditumis dengan bawang bombai bawang putih , cabai merah, tomat, santan, labu kuning serta gula merah. Sajian ini semakin mantap dihidangkan dengan makanan pokok warga Biak, yakni keladi tumbuk.


Tak Melulu Soal Istana

Pemenang Lomba Masak Ikan Nusantara nantinya akan memperoleh kesempatan untuk mengisi menu jamuan makan di Istana Kepresidenan saat perhelatan ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-72. Namun, motivasi Matelda tak melulu soal ini.

Ia bersama suaminya, Yusuf Rumaropeng, mengelola Kampung Wisata Binsari di Biak Numfor, Distrik Samofa. Sang suamilah yang memiliki ide untuk mengumpulkan benda-benda bersejarah sisa Perang Dunia II. Selain itu, terdapat gua tempat pasukan Jepang bersembunyi.

Meski dinamai kampung wisata, di sana belum terdapat restoran atau warung makan. Ia ingin mendirikan warung makan dengan kerang sebagai sajiannya.

"Harapan saya, karena saya tinggal di tempat wisata, saya ingin bangun rumah makan. Saya bisa buat makanan dari kerang ini d tempat wisata," tuturnya.

Untuk mengikuti final pun, ia sudah menyiapkan tiga kilogram kerang. Ia berkata sempat kesulitan mencari kerang di hari-hari sebelum keberangkatannya ke Jakarta. Akhirnya, ia memutuskan untuk memesan. Tiga kilogram kerang dihargai Rp500ribu.

"Tiga kilogram cukup sampai akhir, kalau satu porsi bisa 500 sampai 800 gram," katanya. (rah)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER