Barcelona, CNN Indonesia --
Benvinguda a Barcelona! Selamat datang di Barcelona.
Melancong ke kota arsitektur Barcelona, Spanyol tak akan ada artinya kalau tak mencicipi makanannya yang nikmat. Selain dikenal sebagai kota arsitektur, Barcelona juga dikenal sebagai kota dengan kulinernya yang tak pernah tidur.
Anda tentunya sudah kenal tapas. Makanan khas Spanyol ini tentunya sudah dikenal di seluruh dunia dengan ukurannya yang sekali lahap dan memancing rasa lapar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan cuma tapas, kota Barcelona masih punya ribuan kuliner yang siap memanjakan perut Anda saat berkunjung ke sana. Jangan pernah takut kelaparan di Barcelona.
SarapanSaya tak bilang kalau makanan sarapan di hotel itu tak enak, tentu saja itu tergantung dari hotel yang disambangi. Namun, rasanya makanan sarapan di hotel biasanya hanya itu-itu saja.
Sarapan di hotel lumayan menguntungkan kalau Anda ingin mengirit biaya makan, atau pun malas keluar hotel pagi-pagi dan mulai berburu makanan.
Sebaliknya, di Barcelona ada baiknya untuk buru-buru keluar hotel dan mulai mencari makanan untuk sarapan. Di kota dengan sayang dengan pecinta makanan ini, para pedagang sudah menata dagangannya sejak dini hari untuk memuaskan pelanggan yang kelaparan.
Pukul 04.00 waktu setempat saya bergegas menuju pasar ikan terbesar di Barcelona, Mercabarna. Selain melihat kesibukan warga Katalunia, saya juga berniat untuk sarapan di sini, di pasar ikan.
Jangan bayangkan pasar ikannya kotor, becek, dan bau amis. Pasar ikan ini bersih dan tak ada bau amis. Berbeda dengan lantai di bawah yang penuh dengan pria-pria bersepatu bot penarik kontainer ikan, di bagian atas, aroma seafood yang gurih, asin, dan sedikit terbakar kulitnya pun tercium.
Saya menuju sebuah restoran bernama Viuda Sarda di pasar ini. Restorannya kecil dan punya kaca-kaca besar yang bisa 'mengawasi' para pekerja di bawah. Sekilas mirip dengan kantor managemen pasar, namun rak berisi botol minuman dan aroma ikan membuat saya yakin kalau ini adalah restoran.
Pagi itu, restoran sudah sedikit penuh dengan pria paruh baya. Waktu pengamatan saya terganggu oleh suara mereka yang cukup keras. Tangan kirinya memegang ponsel di telinga dan tangan kanannya asik menyeruput kopi hangat. Mereka memakai bahasa Spanyol, tapi sepertinya mereka berbisnis.
Tak banyak orang di sana yang bisa bercakap Inggris, seorang kawan yang asli Barcelona pun dengan sigap memesankan serangkaian sarapan.
 Pasar ikan Mercabarna (Foto: CNNIndonesia/Christina Andhika Setyanti) |
"Pesan sardin," kata sang teman, Ivan kepada saya.
Dalam bayangan saya, sardin pasti ada kuah kental yang hangat dan nasi yang mengenyangkan. Namun beda, sardin katalunia tidak disajikan dengan kuah.
Piring raksasa yang terlihat seperti ada ribuan ikan pun dihidang di meja. Sardin ala Katalunia sebenarnya hanya merupakn ikan makarel kecil yang dipanggang sampai kering. Tak ada saus tomat merah kental seperti biasa di Indonesia.
Sardinnya terasa gurih dan asin. Dagingnya lembut dan tambahan aroma bakaran membuat ikannya makin nikmat. Tak terasa satu per satu ikan bakar pun habis dilahap.
Yang mengagetkan, sang kawan mengatakan bahwa sebagai pelengkap makan sardin bukanlah teh atau kopi melainkan wine. Di pagi hari, bahkan warga Barcelona pun minum wine sebagai teman sarapan.
Ngopi cantikSaat liburan, tak berarti sarapan jadi satu-satunya makanan pengisi perut. Usai sarapan, ngemil cantik jadi pilihan.
Usai berputar-putar di pasar, saya ingin sedikit menghangatkan badan. Di perbatasan pasar ikan dan pasar sayur serta buah, ada sebuah kafe kecil yang hangat.
Selayaknya kafe, mereka menghadirkan beragam minuman hangat dan camilan. Saya pun memutuskan untuk menyesap secangkir capucino hangat. Secangkir kopi Italia ini bisa menghangatkan tubuh sekaligus membuat saya jadi lebih bertenaga untuk mencari makanan enak lain di kota 'Gaudi.'
Makan siangWaktu sudah menunjukkan tengah hari, kini saatnya makan siang. Kali ini pilihan makan siang harus yang mengenyangkan perut. Pilihan saya pun jatuh ke Kafe 1925
Di restoran yang berada dalam hotel bintang lima ini, biasanya orang akan lebih memilih untuk santap malam. Tapi, kali ini saya akan mencobanya untuk makan siang.
Sekalipun hari ini masih dingin, namun tak menyurutkan niat saya untuk makan siang di luar ruangan. Sadar saat itu udara luar dingin, dengan sigap sang pelayan menawarkan selimut tebal, saya pun tak menolaknya.
 Gurita panggang dengan mash potato yang lezat (Foto: CNN Indonesia/Christina Andhika Setyanti) |
Seporsi tuna avocado, gurita panggang dengan mash potato, salad sayuran, dan daging sapi tipis garing jadi pilihan saya saat itu. Sudah cukup kenyang karena ada tambahan roti iris garing untuk pembuka.
Seporsi tuna avocado terasa sangat lezat dan ringan di mulut. Lemak tuna potong dadu yang menyatu dengan irisan buah alpukat menjadi pembuka palet mulut yang sedap dan sehat.
Yang menarik perhatian saya adalah sepiring gurita panggang dengan mash potato. Gurita ini tak disajikan utuh, melainkan hanya salah satu tentakelnya, lengkap dengan 'mesin pengisap' di bawahnya. Daging gurita ini dipanggang dengan tambahan bumbu tertentu yang tak terlalu kuat.
Dagingnya yang lembut dan kenyal serta aroma bakaran yang lembut tak menghilangkan rasa asli hewan laut ini. Ditambah mash potato yang creamy, rasanya makin mantap. Jangan lupa tambahkan segelas white wine yang ringan.
Waktunya ngemil
Makan siang bukan akhir dari perjalanan makan saya. Masih ada banyak waktu yang harus dipenuhi, salah satunya saat memasuki waktunya ngemil. Kali ini pilihan saya jatuh ke churros.
Tentu saja, ini Spanyol! Siapa bilang bisa pergi dari Spanyol tanpa mencicip churros?
 Churros jadi makanan yang tak boleh terlewatkan (Foto: CNN Indonesia/Christina Andhika Setyanti) |
Di sini Anda bisa dengan mudah jajan churros di seluruh penjuru Barcelona. Kue 'sus' panjang dengan pinggiran bergerigi ini memang makanan khas Spanyol. Ada banyak versi olahan churros ini. Salah satu yang saya cicipi adalah churos ada Jamaica cafe di bandara El-Prat.
Saya pun tergoda mencicipinya karena di banner tertulis churros dengan saus cokelat. Tapi sayang, yang datang adalah churros dengan minuman cokelat hangat. Cokelatnya adalah minuman bukan saus karena terlalu encer.
Tapi churrosnya sendiri tak terlalu mengecewakan. Walau agak gosong tapi churrosnya tak terlalu manis dan tak terlalu berminyak.
Tapas time! Foto: CNN Indonesia/Christina Andhika Setyanti Untuk menghalau udara dingin, minum bir akan membantu menghangatkan tubuh |
Bukan cuma churros yang bisa jadi camilan enak. Kini waktunya tapas. Di sekeliling Barcelona ada banyak bar tapas yang bisa didatangi. Salah satu bar tapas yang terkenal adalah L'ovella Negra yang berarti kambing hitam.
Bar ini terletak di kawasan Carrer Sitges, tak begitu jauh dari Placa Catalunya dan Las Ramblas. Anda harus menyusuri banyak lorong cantik di antara gedung tinggi.
Berbentuk seperti 'penjara bawah tanah' lengkap dengan tembok batu rendah, bar ini sangat hangat. Di dalamnya, sudah ramai dengan para pecinta bir dan tapas. atmosfer bar dan tempat ngobrol pun langsung terasa. Warga lokal maupun turis pun memenuhi tempat ini.
"Minum apa?" sapa sang pelayan berwajah lucu dengan sedikit jenggot dan anting di telinganya.
"Sangria," kata saya.
Segelas sangria, atau wine dengan tambahan irisan buah dan daun mint pun terhidang. Irisan jeruk, apel, dan buah lain yang infuse dengan red wine dan daun mint terasa menyegarkan. Tapi, ternyata kadar alkohol dalam wine ini cukup tinggi. Memang ini jadi senjata untuk mengusir hawa dingin.
Selain sangria Spanyol, segelas bir dengan gelas besar juga bisa dinikmati, apalagi jika ditambah aneka tapas yang gurih misalnya buah zaitun, kentang, dan lainnya.
Saya juga mencoba aneka tapas di tempat lain. Beberapa di antaranya adalah pan con tomate atau roti panggang tomat. Ini adalah sajian tapas paling mudah dibuat namun juga enak.
Roti panggang renyah dengan tambahan tomat yang 'diparut' di roti punya rasa yang gurih, renyah, dan asam. Tak cuma roti dan tomat, tapas ini juga masih ditambah dengan olesan bawang putih, garam, dan juga sedikit minyak zaitun. Tambah seruput sedikit bir dan dimakan di tempat indah pasti menambah kelezatan rasanya.
Makanan 'arsitek'Keindahan arsitektur Barcelona memang tak perlu diragukan. Tapi bagaimana dengan arsitektur kulinernya? Tak perlu diragukan juga.
Banyak koki di Barcelona, umumnya Spanyol sangat bangga dengan kuliner deconstructednya. Ada banyak restoran yang menyajikan hidangan
deconstructed khususnya pada buah zaitun. Ticket bar dan Guzman Gastronomia hanyalah salah satu penghidangnya.
Secara umum, buah zaitun deconstructed yang disebut sebagai Spanish Kiss bukanlah buah zaitun yang 'sebenarnya.' Sekilas terlihat seperti molekular gastronomi, namun tidak juga demikian.
 Buah olive buatan yang berisi cairan jus olive(Foto: CNN Indonesia/Christina Andhika Setyanti) |
Teknik khas spanyol ini awalnya dikembangkan oleh chef Ferran Adria. Dalam teknik ini, spanish kiss memang terlihat mirip buah zaitun asli, namun begitu digigit, kulit tipis buahnya zaitun buatan ini pun meledak di mulut. Cairan dengan rasa buah zaitun ini dibuat dari jus buah zaitun asli. Dalam sebutir zaitun modifikasi ini butuh banyak teknik.
Makan malamSaatnya mengakhiri hari dengan makan malam. Sekarang saatnya makan paella, salah satu hidangan wajib saat ke Spanyol. Selain khas, sekaligus untuk menghapus kerinduan pada makan nasi.
Xiringuito escriba milik Joan Escriba adalah satu restoran paella yang populer. LOkasinya yang berada tepat di pinggir pantai menjadi salah satu nilai plus pengunjung. Namun jangan bayangkan kalau Anda akan masuk ke restoran mewah. Restoran ini sederhana hanya berbentuk seperti bangunan setengah jadi dengan dinding dari plastik transparan mirip kedai.
Tapi penggunaan plastik ini ada tujuannya, agar pengunjung bisa makan sembari melihat gulungan ombak yang pecah di pantai.
Saya beruntung bisa bertemu dengan sang koki, Joan Escriba. Dengan ramah dia menyapa para tamu yang hadir dan mengajak mereka melihat open kitchennya. Dia memang tak perlu lagi memasak, tentu saja karena sudah banyak anak buah yang mengurus masalah ini.
 Pembuat paella didikan Joan Escriba sudah fasih mengolah paella ikoniknya. (Foto: CNN Indonesia/Christina Andhika Setyanti) |
Beberapa buah kompor besar dengan wajan paella pun mulai melakukan fungsinya masing-masing. Ada beragam paella di sini, termasuk paella udang, kerang, dan seafood.
Tapi tak cuma itu, Joan Escriba dengan bangga menyarankan kreasi paella khasnya, paella hitam dan paella mi. Berbeda dari paella lainnya, paella Joan ini berwarna hitam di semua bagiannya.
"Warna hitamnya menggunakan campuran tinta cumi, jadi rasanya lebih gurih," kata Joan.
Rasanya pun tak aneh. Dia benar, rasanya jauh lebih gurih dibanding paella pada umumnya. Hanya saja, sepertinya Joan harus mengurangi tambahan garam di dalam olahan paellanya karena buat saya, ini sedikit terlalu asin.