Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengadakan acara
ngopi bareng bersama puluhan barista, pengusaha kedai, hingga perwakilan petani kopi dalam rangka memperingati Hari Kopi Internasional yang jatuh pada 1 Oktober.
Jokowi mengundang mereka ke Istana Bogor untuk membicarakan segala hal terkait bisnis kopi di Indonesia.
Dalam sambutannya, Jokowi mendorong para pengusaha kedai kopi yang hadir untuk terus mengembangkan bisnisnya. Dia ingin semua pengusaha kopi tidak hanya menjual kopi yang masih berupa biji atau greenbean.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jokowi, jauh lebih menguntungkan apabila para pengusaha menjual kopi hingga berbentuk minuman siap saji. Dia mendorong para pengusaha kopi yang sebagian besar anak muda untuk melakukan hal tersebut.
"Kenapa tidak di
step di atasnya lagi,
step atasnya lagi, atau
step atasnya lagi," tutur Jokowi di Istana Bogor, Minggu (1/10).
Jokowi menganggap jauh lebih baik jika pengusaha menjual minuman kopi siap saji beserta brandnya seperti kedai-kedai kopi yang telah mendunia. Di Masa sekarang, lanjut Jokowi, pengusaha anak muda Indonesia sudah harus menjual
brand, tidak lagi menjual barang mentah.
"Anak saya yang jual martabak saja, saya dorong jangan jual di Indonesia saja. Martabak internasional gitu
lho," kata Jokowi yang langsung disambut gelak tawa para undangan.
Jokowi mengaku mengikuti perkembangan bisnis kedai kopi di Indonesia. Dia senang dengan pertumbuhan positif terkait bisnis kopi yang sebagian besar digalang kalangan muda. Menurut Jokowi, perkembangan itu terjadi berkat budaya minum kopi di kalangan anak muda yang meningkat.
"Saya kira memang kita sekarang sudah menjadi gaya hidup, minum kopi sambil nongkrong, bawa laptop, bawa
smartphone," kata Jokowi.
Meski begitu, Jokowi meminta kepada pengusaha kedai kopi untuk lekas menindaklanjuti peningkatan konsumen. Jokowi bercerita, suatu hari dia pernah mendatangi suatu kedai kopi di bilangan Cipete, Jakarta Selatan. Jokowi mengapresiasi kedai kopi itu, namun dia juga merasa sayang karena kedai kopi itu terlalu kecil.
"Yang ngantri itu sampai panjang. Masa satu (cabang). Harusnya langsung (buat) seribu (cabang)," ujar Jokowi.
(rah)