Alasan Mengapa Badai Selalu 'Bernama' Perempuan

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Rabu, 04 Okt 2017 07:54 WIB
Hantaman badai Irma dan Maria menimbulkan sebuah pertanyaan tentang mengapa nama badai diberikan nama perempuan.
Hantaman badai Irma dan Maria menimbulkan sebuah pertanyaan tentang mengapa nama badai diberikan nama perempuan.(NASA/NOAA GOES Project/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hantaman badai Irma dan Maria yang melanda Karibia dan Amerika masih belum bisa dihapuskan dari ingatan.

Terlepas dari banyaknya jumlah korban dan kerusakan yang terjadi akibat serangan badai, pernahkah Anda berpikir tentang bagaimana pemilihan nama badai? Apa alasannya mengapa badai sebagian besar dipanggil dengan nama perempuan?

Selain Irma dan Maria, beberapa nama badai lainnya adalah Emily, Katrina, Katia, sampai Agnes.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tak dimungkiri, sejak 1953 hingga 1979 di Amerika Serikat selalu menamai badai dan angin topan dengan nama yang berbau feminin. Sebelum 1953, mengutip NHC, Amerika menamai badai sesuai dengan alfabet.

Dikutip dari History, selama 150 tahun penamaan badai penuh dengan rasisme, seksisme, dan dendam. Penggunaan nama juga dipinjam dari nama tempat, tokoh religius, istri maupun kekasih, serta tokoh masyarakat yang tidak disukai.

Penggunaan nama feminin untuk menamai badai di Amerika Serikat bermula tahun 1950. Diduga tradisi maritim yang menganggap badai, laut, dan kapal sebagai 'perempuan 'menjadi salah satu alasan.


Ketika ada badai yang dipanggil dengan nama perempuan, peramal cuaca pun bersikap seksis tentang hal itu. Mereka menggunakan banyak kata-kata seksis untuk mengungkapkan perilaku badai, seperti temperamental, 'menggoda,' atau 'bermain' di pinggir pantai.

Banyak meteorolog dan aktivis perempuan yang tidak setuju dengan hal tersebut, salah satunya ialah Roxcy Bolton, seorang feminis asal florida yang juga terkenal sebagai pionir pusat perawatan kasus pemerkosaan di Amerika Serikat.

Roxcy melakukan berbagai kampanye agar penamaan badai menggunakan nama maskulin. Sejak tahun 1970-an, sistem penamaan badai ini mulai diberikan berdasarkan nama laki-laki dan perempuan karena kesadaran masyarakat pada seksime mulai meningkat.

Di masa kini, nama badai tak lagi hanya nama perempuan. Hal ini merupakan upaya dari Organisasi Meteorologi Dunia yang menetapkan agar penamaan badai tak lagi hanya pakai nama feminin, tapi juga maskulin. Nama badai maskulin pertama kali dipakai pada 1979 dengan nama Bob.


Hanya saja, sekalipun sudah diberikan nama maskulin, ternyata kekuatan badai dengan nama feminin jauh lebih kuat dan mematikan dibanding yang bernama maskulin.

Banyak yang beranggapan bahwa badai yang menggunakan nama maskulin tidak akan ditakuti seperti badai dengan nama feminin.

Namun, hasil penelitian menunjukkan jumlah kematian tertinggi disebabkan oleh badai bernama feminin karena antisipasi masyarakat untuk menghadapinya kurang. Orang-orang bertanggapan bahwa badai bernama Bruno lebih menakutkan daripada badai bernama Priscilla.

(tab/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER