Cerita Biyan di Balik Peragaan Tenun Sumba

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Kamis, 16 Nov 2017 12:58 WIB
Kepincut dengan kekayaan tenun Sumba, serta dedikasi para pengrajin daerah, Biyan keluar dari zona nyamannya untuk membuat koleksi busana 'Humba Hammu'.
Kepincut dengan kekayaan tenun Sumba, serta dedikasi para pengrajin daerah, Biyan keluar dari zona nyamannya untuk membuat koleksi busana 'Humba Hammu'. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Desainer busana Biyan Wanaatmadja jatuh cinta dengan kain tenun Sumba. Itu juga yang membuatnya menggelar peragaan busana bertajuk 'Humba Hammu'.

Biyan selama ini dikenal sebagai desainer yang tak fokus pada kain tradisional, meski memang ada desainnya yang memiliki sentuhan khas Indonesia. Akan tetapi, kali ini Biyan keluar dari zona nyamannya untuk terjun lebih dalam pada salah satu produk etnik daerah, khususnya kain tenun Sumba. Ia bercerita, proses kreatif koleksinya berjalan begitu cepat.

"(Prosesnya selama) 3,5 bulan. Cukup cepat. Saya pikir orang jatuh cinta semua bisa dijabanin," kata Biyan saat konferensi pers sesaat sebelum peragaan busana dimulai di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (15/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam waktu sesingkat ini, ia tak sepenuhnya membuat terlebih dahulu semua kain untuk koleksinya. Ia pun dibantu Bank Indonesia, pihak yang juga menginisiasi peragaan busana, untuk menggunakan kain yang sudah ada. Hampir separuh kain untuk keperluan koleksi memang ditenun terlebih dahulu, sedang lainnya menggunakan yang sudah ada.


Merupakan sebuah tantangan bagi Biyan untuk membawa kain-kain tenun Sumba ini ke kota metropolitan, Jakarta. Tenun yang memang sudah turun temurun ada di Sumba punya nilai budaya serta nilai historis masyarakatnya.

"Tantangannya, how to make it beautiful, penerjemahan yang tepat, membuat sesuatu yang agak beda, tidak berat, dan yang paling penting relevan dengan masa kini," tuturnya.

Cerita Biyan di Balik Peragaan Tenun SumbaPasar Sumba hadir di sela-sela peragaan busana Biyan di Jakarta. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)

"Karena bicara tentang tenun, sebuah produk dengan usia ratusan tahun, buatan tangan, semua bisa terkesan sangat tradisional. Saya ingin bawa masa lalu, masa kini dan masa mendatang."

Ungkapan cinta Biyan ini kemudian hadir dalam koleksi sebanyak 90 busana. 'Humba Hammu' yang dalam bahasa setempat berarti 'Sumba yang cantik' terwujud dalam koleksinya. Penikmat fashion disuguhi busana-busana paduan kain tenun Sumba aneka warna dan motif. Cutting loose dan siluet klasik tak mengurangi keindahan tenun.


Ia juga menerjemahkan aneka warna dan motif tenun ke dalam kain katun, silk lame, juga jacquard. Detail-detail busana seperti bordir, manik, fringe dan sulaman kerang menambah kecantikan busana.

Cerita Biyan di Balik Peragaan Tenun SumbaSalah seorang pengrajin tenun Sumba. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)

Sumba seakan berada di selatan Jakarta lewat nyanyian dengan iringan jungga, alat musik mirip gitar, dari Sumba. Selain itu, bagi penikmat fashion yang ingin memiliki kain tenun Sumba, Biyan menghadirkan Pasar Sumba di mana dibuka beberapa booth ibu-ibu pengrajin kain. Harganya jangan ditanya, tapi untuk sebuah karya tangan yang dikerjakan dengan ketekunan dan dedikasi tinggi, rasanya sepadan. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER