Parade Etnik dengan Model Paruh Baya di Indocraft 2017

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Rabu, 15 Nov 2017 16:55 WIB
Tampil beda dari peragaan pada umumnya, parade busana etnik di pembuka Indocraft 2017 juga menampilkan model-model paruh baya yang mencuri perhatian pengunjung.
Tampil beda dari peragaan pada umumnya, parade busana etnik di pembuka Indocraft 2017 juga menampilkan model-model paruh baya yang mencuri perhatian pengunjung. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ada yang berbeda dari peragaan busana yang diusung di perhelatan Indocraft tahun ini. Tidak hanya dari desain atau potongan busana, tapi juga dari model yang melenggang di panggung peraga. Rata-rata mereka tak lagi muda, alias paruh baya. 

Tampil dalam peragaan busana bertajuk 'Indonesia Etnik Fashion Show 2017', para model 'manula' tersebut tak kalah gesit seperti model-model muda yang sedang naik daun. 

Mereka membawakan hasil rancangan 13 desainer yang tergabung dalam Komunitas Desainer Etnik Indonesia, yang berlangsung sebagai pembuka Indocraft, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (15/11). 


Di antara nama desainer itu, ada Raizal Boeyoenq Bac yang kali ini memamerkan dua look alias 'sarimbitan' laki-laki dan perempuan. Dengan warna dasar hitam, ia menyematkan tenun.

"Itu tenun Sumba barat daya. Dari Pemerintah daerahnya sendiri juga ingin mengangkat. Ini juga bagian dari tugas kami untuk menggiatkan 34 provinsi dan kabupaten di Infonesia, bisa membuat batik motif daerahnya masing-masing," ujar Boeyoenq yang juga ketua Komunitas Desainer Etnik Indonesia di sela-sela pembukaan Indocraft, di Jakarta Convention Center, Rabu (15/11). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Parade Etnik dengan Model Paruh Baya di Indocraft 2017Koleksi Raizal Boeyoenq Bac di Indocraft 2017. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)

Lain dengan Boeyoeng, desainer Harni Harun menggunakan material organza untuk atasan dan bawahan kain tradisional. Meski terkesan lincah dengan rok selutut, tapi busana terkesan 'tua'. 

Kesan bahwa kain tradisional hanya dikenakan para kaum tetua semakin kental saat karya desainer Adelina ditampilkan. Dua ibu-ibu berjalan beriringan dan mengusung konsep modest wear.

Model kaftan pink cukup menarik mata plus kerudung pink tua. Namun, model lengan tampak tak begitu nyaman dilihat karena tak selebar lengan kaftan pada umumnya atau terkesan menggantung. Sedangkan untuk busana kedua, dresa panjang hitam ditumpuk dengan luaran dengan potongan 'H' terlihat cukup unik. Apalagi dengan detail berupa bordir bunga. 

Parade Etnik dengan Model Paruh Baya di Indocraft 2017Koleksi Adelina di pembukaan Indocraft 2017. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)
Desainer Feby Kean tampil mencolok dengan busana hitam dengan taburan glitter. Meski busana tersebut diperagakan oleh model yang terbilang sedikit berumur, tapi hiasan kepala berupa bunga besar cukup bisa mengalihkan perhatian. 

Gista Nirmala tampil dengan dress hitam tanpa lengan. Bordir merah menghiasi beberapa bagian busana tapi kesan 'penuh' dan cukup mengganggu ada pada detail kain batik yang dikerut acak. 

Masih dengan model manula, desainer Ria Indriati muncul dengan busana super cerah. Paduan warna kuning dan disambung dengan warna oranye memang tampak serasi. Bawahan terdapat motif batik mirip 'kopi wutah' khas Jawa dengan tambahan ornamen burung dan dedaunan. 

Parade Etnik dengan Model Paruh Baya di Indocraft 2017Koleksi Ria Indriati di pembukaan Indocraft 2017. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)
Lala Gozali tampil beda dengan kain lurik. Ia memamerkan dua look yang dipadu dengan batik. Kesannya segar berkat pemilihan warna cerah seperti oranye. Namun, uniknya busana ini dikenakan model yang sudah paruh baya sehingga ia seolah ingin menunjukkan yang tua pun bisa memakai yang 'berbeda'.

Ollyn Sulam Bukittinggi menampilkan look yang sedikit berbeda. Ia mendesain busana dengan dominasi oranye dan hijau, dan memercayakan dua model yang tak lagi muda untuk berjalan di panggung peraga. 

Parade Etnik dengan Model Paruh Baya di Indocraft 2017Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari

Sementara itu, meski ditampilkan oleh model yang masih muda, desainer Dimas Mahendra tak begitu berani bermain dengan warna-warna cerah. Pemilihan warna biru dan abu-abu cukup membuat kusam tampilan. Namun, look busana tertolong dengan adanya warna biru muda pada bawahannya. Warna biru-abu metalik juga ditampilkan Jeni Cahyawati. Ia menampilkan busana muslim dengan jilbab tumpuk. 

Parade Etnik dengan Model Paruh Baya di Indocraft 2017Koleksi Dimas Mahendra di Indocraft 2017. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)

Enerjik, segar dan berjiwa milenial, mungkin hal ini yang tergambar saat melihat busana karya Rizky Permata Sari. Ia menggunakan motif batik Depok yang akhir-akhir ini sedang populer. Menurut Boeyoeng motif berbentuk gong karena merupakan ciri khas Depok. Dominasi warna merah dan sentuhan warna putih seakan membuat siapapun yang melihatnya bersemangat. Potongan dress selutut juga detail pita di lengan membuat busana terkesan santai. 

Parade Etnik dengan Model Paruh Baya di Indocraft 2017Koleksi Rizky Permata Sari di Indocraft 2017. (Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)

Desainer senior Itang Yunasz dan Ghea Penggabean pun tak ketinggalan. Itang memamerkan long dress bermotif. Ghea tampil dengan atasan oversized plus bawahan kain. Namun tambahan selendang membuat look sedikit berlebihan. 

Peragaan yang didominasi busana etnik ini menandai dibukanya pameran produk kerajinan Indocraft ke-14. Pengunjung dapat menikmati pameran berisi produk-produk etnik dari UKM-UKM, komunitas juga para mitra binaan Kementerian dan BUMN tersebut hingga 19 November 2017.  (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER