Danau Weekuri, 'Kolam Renang' Pribadi di Pulau Sumba

Feri Agus | CNN Indonesia
Minggu, 04 Mar 2018 16:29 WIB
Meskipun tergolong cukup dalam, namun aktivitas berenang di Danau Weekuri terbilang aman, karena tak ada ombak tinggi.
Meskipun tergolong cukup dalam, namun aktivitas berenang di Danau Weekuri terbilang aman, karena tak ada ombak tinggi. (Foto: CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Air berwarna biru kehijauan terlihat samar, terhalang pepohonan rimbun yang tumbuh di sekitarnya, saat saya berjalan mendekati sebuah danau yang terletak di Desa Kalenarogo, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Jalanan terjal berbatu yang dipenuhi semak belukar akhirnya dibayar tuntas oleh panorama Danau Weekuri.

Air jernih di danaunya berasal dari air laut yang masuk melalui celah batu karang yang membentengi. Gradasi warna yang terbentuk pada danau dengan dasar pasir putih menggoda hati saya untuk menceburkan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Danau air asin itu berbentuk oval dengan panjang sekitar 150 meter dari bibir karang sampai ke daratan. Saat air pasang, ke dalaman danau mencapai tiga sampai empat meter.

Meskipun tergolong cukup dalam, namun aktivitas berenang di Danau Weekuri terbilang aman, karena tak ada ombak tinggi. Ombak laut lepas terhalang gugusan batuan karang yang membentang mengelilingi danau.

Tak heran banyak turis yang telah datang ke sana mengatakan kalau danau tersebut bagai danau pribadi.

Untuk mencapai tepian danau, ada puluhan anak tangga yang harus dituruni. Pada bagian bawah anak tangga ada tempat yang bisa menampung sekitar sepuluh orang.

Di sepanjang anak tangga, terlihat penduduk lokal menjajakan dagangannya. Mulai dari kain tenun, gelang, kalung, dan barang-barang kerajinan khas Sumba lainnya. Harganya bervariasi, mulai dari puluhan sampai ratusan ribu rupiah.

Bagi yang hobi mengeksplorasi, bisa berkeliling mendaki batu karang yang menjulang tinggi. Di atas batu karang yang membatasi danau dengan laut lepas itu telah terpasang jembatan kayu.

Jembatan kayu itu memiliki panjang sekitar 50 meter, menghubungkan batu karang yang satu dengan tebing karang yang ada di belakang danau bagian lain.

Ada sensasi menegangkan ketika berada di atas jembatan kayu yang baru dibangun dua tahun lalu itu.

Di atas jembatan tersebut juga ada sejumlah tempat seperti balkon, yang bisa menjadi lokasi berfoto, baik yang mengarah ke danau maupun ke laut lepas.

Bila terus berjalan menyusuri jembatan, turis bisa mencapai bukit karang lainnya. Di atas bukit karang tersebut terdapat hamparan ilalang berwarna coklat tua. Di sana juga bisa menjadi pilihan tempat berfoto para pelancong.

Di Danau Weekuri juga terdapat beberapa saung untuk beristirahat sejenak. Sayangnya, kondisi bangunan itu tak terawat. Bahkan, gapura dan pos masuk Danau Weekuri pun rusak.

Untuk menuju Danau Weekuri diperlukan waktu sekitar satu jam perjalanan dari Bandara Tambolaka. Ruas jalan menuju danau air asin itu hanya bisa dilalui satu kendaraan roda empat.

Jalanannya penuh semak belukar di sisi kanan dan kirinya. Sepanjang perjalanan juga akan ditemui beberapa perkampungan warga dan beberapa sekolah.

Menurut Bernard, sopir yang mengantar saya dalam perjalanan ini, Danau Weekuri bakal dipenuhi para pelancong setiap akhir pekan. Turis yang datang juga banyak yang berasal dari mancanegara.

Meski sudah ramai dikunjungi turis sejak tahun 2010, ironisnya tak ada tanda penunjuk arah ke Danau Weekuri.

(agr/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER