Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur (Dispar NTT) mendorong ratusan desa-desa wisata, yang tersebar di provinsi itu untuk membangun penginapan demi menunjang kenyamanan wisatawan.
"Kalau semua desa wisata kita di NTT memiliki penginapan, yang ditata dengan baik dan nyaman, maka wisatawan bisa berlama-lama ketika berkunjung di sini. Untuk itu, saya mendorong agar semua memilikinya," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu, seperti yang dilansir dari
Antara pada Senin (26/3).
Ia mengatakan wilayahnya memiliki lebih dari 150 desa wisata yang menyebar di 22 kabupaten dan kota di Pulau Timor, Flores, Sumba, Alor, Sabu Raijua, dan Rote Ndao.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratusan desa wisata itu, lanjut Marius Ardu Jelamu, sudah didukung dengan beragam potensi wisata yang menarik, mulai dari pemandangan alam sampai seni budayanya.
Ia mencontohkan, seperti Desa Lede Unu dengan obyek wisata perkampungan adat dan Desa Kujiratu dengan obyek wisata situs Kujiratu di Kabupaten Sabu Raijua.
Selain itu ada Desa wisata perkampungan tradisional Bena di Kabupaten Ngada, Pulau Flores dan Desa wisata perkampungan tradisional Boti di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor.
"Kita kaya akan desa-desa wisata yang menyebar di setiap kabupaten dan kota. Hanya saja perlu diperkuat lagi infrastruktur, seperti penginapan dan saran serta prasarana lainnya," ujar Marius.
Menurut Marius, penginapan yang dibangun tak perlu mewah, namun layak ditempati dengan tetap mempertahankan keaslian dan nilai-nilai budayanya.
[Gambas:Instagram]"Tidak perlu penginapan berkelas, tetap bangunan rumah tradisional yang ada tapi ditatah secara rapi, kebersihannya dijaga, sediakan toilet, dan tempat tidur yang nyaman," kata Marius.
Marius menambahkan, dinasnya masih memiliki anggaran yang terbatas untuk mendukung pengembangan desa-desa wisata sehingga ia mendorong pemerintah di setiap desa wisata memanfaatkan anggaran dana desanya.
"Tahun ini kami hanya kelola dana sekitar Rp15 miliar untuk semua kegiatan, sehingga masih sangat kecil kalau kita mau mengembangkan ratusan desa wisata di NTT," ujar Marius.
Pemerintah provinsi, lanjut Marius, dalam APBD tahun 2014 lalu mengalokasikan dana hibah sebesar Rp2,5 miliar untuk mendukung program desa wisata di provinsi berbasiskan kepulauan ini.
Dana tersebut disalurkan untuk 50 desa wisata, masing-masing desa akan mendapat alokasi dana sebesar Rp50 juta.
"Jumlah desa wisata terus bertambah. Sebaiknya pemerintah desa memanfaatkan alokasi anggaran dana desa dari kabupaten maupun pusat yang nilainya mencapai miliaran rupiah untuk setiap desa," pungkas Marius.
[Gambas:Instagram]Mengintip situs pemesanan akomodasi TripAdvisor, pulau-pulau NTT yang disebutkan di atas sudah memiliki beragam pilihan tempat penginapan.
Pilihannya mulai dari hotel kelas melati sampai bintang lima, dengan harga mulai dari Rp250 ribuan per malam.
Di Pulau Sumba bahkan ada hotel yang masuk dalam daftar terbaik di dunia, yakni Nihi Sumba, dengan harga mulai dari Rp10,3 juta per malam.
Selain hotel, ada juga "hotel apung" yang berlayar di perairan NTT, salah satunya dikelola oleh Le Pirate. Fasilitas kamar di dalam perahunya dihargai dengan tarif mulai dari Rp500 ribu per malam.
[Gambas:Instagram]
(ard)