Jakarta, CNN Indonesia -- Rentetan aksi terorisme yang mengatasnamakan agama dan kelompok tertentu mengakibatkan sejumlah negara memberlakukan imbauan perjalanan (travel advisory) ke Indonesia.
Hingga saat ini sebanyak 12 negara yang telah menerbitkan travel advisory antara lain Singapura, Inggris, Australia, Amerika Serikat, dan Malaysia.
Mengenai hal tersebut Kementerian Pariwisata terus berharap agar travel advisory tak berubah status menjadi travel warning (peringatan perjalanan).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya status travel warning dapat mengurangi jumlah kedatangan turis mancanegara ke Indonesia, padahal masih banyak destinasi wisata yang tak terdampak aksi keji tersebut.
Menteri Pariwisata Arief Yahya berkaca pada status travel warning yang diterbitkan pemerintah China dan Australia saat gejolak Gunung Agung di Bali pada akhir tahun kemarin.
Saat itu Indonesia kehilangan 1 juta turis mancanegara yang membatalkan perjalanannya ke Bali, padahal Pulau Dewata ialah penyumbang terbesar turis mancanegara dari China dan Australia.
"Travel warning diterbitkan karena bencana alam, saat ini travel advisory diterbitkan karena masalah keamanan. Kami berharap statusnya tidak naik. Jika terjadi maka dampaknya akan sama dengan Gunung Agung kemarin," kata Arief saat ditemui di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian pada Rabu (16/5).
Arief lanjut mengatakan selama statusnya travel advisory maka kunjungan ke Indonesia dinyatakan aman, meski segala peristiwa yang terjadi di dalam negeri wajib hukumnya dikabarkan ke dunia, misalnya kasus penyerangan Kepolisian Daerah Riau hari ini.
"Travel advisory itu adalah kewajiban negara untuk mengingatkan warganya, belum melarang. Karena peringatan lebih ringan, diharapkan kondisinya lebih bisa cepat teratasi. Umumnya begitu, kalau sudah teratasi statusnya dicabut," ujar Arief..
Di samping itu, ia juga telah berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk memperketat penjagaan di kanting-kantong turis, seperti hotel.
"Kami sudah mengingatkan bahwa tingkat pengamanan perlu diperketat," pungkas Arief.
Di tahun 2018, pemerintah memiliki target kedatangan turis mancanegara sebesar 17 juta di tahun 2018.
Angka itu meningkat 21,16 persen dibanding realisasi tahun 2017 sebanyak 14,03 juta kunjungan.
(ard)