Letusan Gunung Merapi Berdampak pada Okupansi Hotel

DZA | CNN Indonesia
Sabtu, 02 Jun 2018 04:17 WIB
Selain letusan Gunung, Merapi penurunan okupansi juga terkait isu terorisme sekaligus 'low season' pada saat bulan suci Ramadan.
Wisatawan melihat letusan Gunung Merapi dari Desa Purwobinangu. (REUTERS/Dwi Oblo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta Istijab M Danunagoro mengatakan ada penurunan okupansi hotel di Yogyakarta akibat status Waspada pada Gunung Merapi.

"Ada sekitar 15 sampai 20 persen penurunan tingkat hunian dibandingkan dengan tahun lalu," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab M Danunagoro di Yogyakarta, Jumat (1/6).

Selain dampak dari erupsi Gunung Merapi yang kerap terjadi, penurunan okupansi hotel di Yogyakarta juga akibat dari isu terorisme sekaligus 'low season' pada saat bulan suci Ramadan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apalagi ditambah dengan bertambahnya jumlah kamar-kamar hotel di Yogyakarta yang juga mempengaruhi market share-nya," kata Istijab.

Executive Secretary salah satu hotel di Yogyakarta, Pipin juga mengakui penurunan okupansi hotel.

Rata-rata okupansi di hotelnya biasanya mencapai 50-100 persen, namun saat ini merosot menjadi 35-60 persen.

Menurut Pipin, penurunan okupansi hotel belum terlihat signifikan akibat dari erupsi Gunung Merapi.

"Dari Merapi belum terlalu signifikan. Pembatalan yang diakibatkan kondisi Merapi juga belum ada," kata Pipin.

Untuk mengakali penurunan okupasi tersebut, para pengelola hotel yang ada di Yogyakarta diminta membuat promo menarik, seperti paket menu buka puasa bersama.

"Bukber sangat diminati warga Yogyakarta karena harga paket bukber relatif murah di bawah Rp100 ribu per pack dibandingkan Jakarta," kata Istijab.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER