Jakarta, CNN Indonesia -- Minuman anggur atau
wine memang tidak familiar di Indonesia sebagai minuman pendamping makanan. Orang Indonesia lebih suka menenggak teh, kopi, atau bahkan tuak. Namun di negara barat, konsep '
fine dining' adalah harga mati untuk mencicipi wine seusai menyantap makanan.
Ada banyak negara di dunia yang menjadi produsen sekaligus penyuplai wine ke seluruh dunia, salah satunya
Argentina.
Negara ini terbilang istimewa sebab menjadi salah satu negara penghasil wine terbesar di dunia dengan total lahan perkebunan anggur mencapai 206 ribu hektare.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, lokasi lahan perkebunan pun unik, karena terletak di variasi ketinggian antara 800-1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Perbedaan ketinggian memiliki konsekuensi pada perbedaan suhu, komposisi tanah dan tingkat paparan sinar matahari.
Secara umum, perbedaan ketinggian ini menghasilkan beberapa jenis wine berbeda seperti Torrontes (1.800 mdpl), Chardonnay (1.200 mdpl), Merlot (1.150 mdpl), Malbec (1.067 mdpl) dan Bernet Souvignon (980 mdpl).
Karena wine biasa dijadikan kawan bersantap, maka sebaiknya konsumen dapat memilih wine yang tepat untuk mendampingi hidangan yang tersaji.
"Terroir itu kata kunci dari wine production. Ia meliputi iklim, tanah dan proses produksi itu sendiri," ujar Belinda Luis, Brand Manager Champagne and Wines - Moet Hennessy Indonesia saat media luncheon di Bocca, Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Kamis (5/7).
Ia pun memperkenalkan tiga jenis wine yang dapat mendampingi sajian mulai dari hidangan pembuka alias appetizer, hidangan utama atau main course dan penutup atau dessert.
Wine pertama berjenis white wine atau wine putih. Terrazas Altos del Plata Chardonnay memiliki rasa dan aroma segar buah-buahan tropis.
Minuman ini cocok disandingkan dengan hidangan pembuka atau sajian sederhana (simple dish) seperti seafood, salad, dan sajian dengan campuran keju.
 Foto: CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari |
Kali ini CNNIndonesia.com berkesempatan menyicip hidangan pembuka berupa Burrata Caprese. Burrata merupakan keju khas Italia yang terbuat dari susu kerbau. Bentuknya bulat dengan bagian dalam bertekstur cair.
Sajian pembuka ini bercita rasa segar tapi lumayan hambar. Rasa wine yang fruity membantu sajian memperoleh warna rasa. Minum wine terlebih dahulu, baru kemudian santap burratanya.
Untuk sajian utama berupa olahan daging sapi Black Angus Tenderloin. Tenderloin dimasak hingga tingkat kematangan medium kemudian dilengkapi dengan saus jamur. Rasa daging tak sepenuhnya ditutupi rasa saus jamur.
Sajian daging tepat dinikmati bersama wine merah atau red wine, untuk kesempatan kali ini ada Terrazas Malbec Reserva. Malbec dari Argentina dikenal baik oleh para penikmat wine di seluruh dunia.
Malbec Reserva memiliki rasa sedikit pekat dan ketika dirasakan lagi maka muncul rasa mirip blackberry. Rasa asamnya pun lebih 'nendang' daripada wine sebelumnya.
Namun uniknya, saat menikmati tenderloin, ia tak sepenuhnya menguasai lidah. Rasa daging dan wine seolah menyatu bahkan memperkaya rasa daging.
Untuk 'ronde' terakhir, saatnya menikmati hidangan penutup berupa Vanilla and Chocolate Panna Cotta. Hidangan penutup serba manis dan creamy ini pun dipadukan dengan Terrazas Altos del Plata Malbec.
Sama-sama red wine, tetapi wine ini terasa lebih 'ringan' daripada yang sebelumnya. Rasa asamnya pun tak setajam Terrazas Malbec Reserva. Ia mengalun lembut di mulut dan memberikan rasa seperti berry dan manis karamel.
(agr/chs)