Jakarta, CNN Indonesia -- Satu-satunya hal yang menarik dari atraksi kembang api adalah akrobat cahaya usai meletus, namun sebelum itu setiap makhluk 'dipaksa' untuk mendengarkan ledakan yang bunyinya kerap memekakakan telinga.
Hal itulah yang membuat sebuah kota di Italia bernama Collecchio di provinsi Parma, membuat solusi untuk menerapkan regulasi kembang api tanpa suara.
Aturan tersebut diterapkan karena maraknya komplain dari pemilik hewan, khsususnya anjing, yang mengeluh bahwa ledakan yang dihasilkan oleh kembang api membuat hewan kesayangannya menjadi fobia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi ternyata tidak hanya hewan peliharaan saja yang mengalami fobia, hewan yang hidup di alam liarpun mengalami dampak yang serupa.
Menyikapi regulasi ini, sebuah perusahaan pembuat kembang api di Italia, Setti, membuat racikan khusus untuk kembang api agar bisa tetap meriah namun minim bunyi ledakan.
Racikan itu disinyalir tidak akan mengurangi kemeriahan pendaran cahaya yang berguna mewarnai kegelapan langit malam.
Berkaca pada perayaan pergantian tahun 2010 di Beebe, Arkansas, Amerika Serikat, sebanyak lima ribu burung berjatuhan dari langit secara seketika saat mendengar letusan kembang api.
Peneliti kemudian melakukan tindakan terhadap burung-burung itu, dan disimpulkan mereka mengalami trauma fisik akut sehingga terjatuh dan menemui ajalnya.
Sebenarnya tidak hanya hewan saja yang diuntungkan dengan kembang api tanpa suara, manusia pun diuntungkan oleh regulasi ini. Karena pendengaran anak kecil juga masih sensitif terhadap bebunyian yang keras.
Bahkan yang lebih menyenangkan lagi, para maniak kembang api bisa tetap bermain tanpa harus khawatir membangunkan tetangganya.
(agr)