Palembang, CNN Indonesia -- Kampung Cempaka Warna-warni menjadi destinasi wisata baru di ibukota Provinsi Sumatera Selatan, Palembang, yang bakal menjadi salah satu lokasi bertanding Asian Games 2018.
Kondisi kampung yang terletak di tengah kota Palembang atau tepatnya di LR. Setia Kawan RT 18 Kampung 26 Ilir ini awalnya sama dengan kampung-kampung di berbagai kota di Indonesia; berada di gang sempit yang kumuh. Sama sekali tak mengundang turis untuk datang.
Kondisi itu berakhir sekitar dua bulan yang lalu. Kini Kampung Cempaka sudah berubah cantik dan bersih untuk menyambut Asian Games 2018 yang berlangsung pada 18 Agustus hingga 2 September.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kampung itu merupakan juara lomba hias kampung yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bekerjasama dengan pemerintah kota Palembang pada Juni 2018.
Walau Kampung Cempaka sudah banyak diberitakan media, tetap saja menemukan keberadaan kampung itu bukan perkara yang mudah bagi saya.
Di hari terakhir kunjungan tiga hari dua malam saya di Palembang pada akhir Juli kemarin, saya memutuskan untuk menyempatkan ke sana pada pagi hari sambil menunggu jadwal pesawat pulang ke Jakarta pada pukul 19.00.
Palembang memiliki sejumlah transportasi umum yakni angkot dan bus lokal. Tapi cara termudah menuju ke sana adalah dengan menyewa kendaraan secara online.
Saya memilih sewa kendaraan online menuju ke sana. Pilihan saya adalah kendaraan online roda dua agar waktu tempuh perjalanan bisa lebih cepat.
Selain praktis dan cepat, alasan saya tidak menggunakan angkutan umum setempat adalah keamanan. Saya mendapat informasi bahwa aksi penodongan masih sering terjadi dalam angkutan umum di Palembang.
Kampung Cempaka berjarak kurang lebih 4,7 kilometer dari tempat saya menginap. Saya mendapatkan informasi lokasi seadanya kampung itu dari internet. Dari sana saya mengetahui kalau kampung itu berada di Jalan Cempaka Dalam.
Perjalanan ke sana memakan waktu sekitar 18 menit. Saat itu cuaca di Palembang cukup cerah dan panas, beruntung jalanan tidak macet.
Petunjuk arah ke Kampung Cempaka Warna-warni tidak jelas. Tidak ada tanda-tanda seperti papan yang mengarahkan ke lokasi yang katanya sedang hits tersebut.
Setelah bertanya ke orang pinggir jalan dan tukang becak, akhirnya tiba juga di depan gang kampung itu: Lorong Setia Kawan RT 18.
Mendadak suasana hati saya menjadi ceria. Bagaimana tidak, gang tersebut tampak begitu warna-warni dari tembok, jalanan, hingga dinding rumah.
 Warga Kampung Cempaka yang sedang menghias rumahnya. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Seorang warga Kampung Cempaka, Lutfiansyah Edi Zain, sedang mencat salah satu bagian tembok di sana. Saya menghampirinya untuk mengajak berbincang mengenai perubahan suasana pemukimannya.
Lufi bercerita awalnya warga setempat hanya berniat untuk mempercantik lingkungan. Mereka sepakat tidak betah melihat satu bangkai rumah yang berada di atas rawa di tengah-tengah kampung.
"Kami merapikan lingkungan supaya warga di sini bisa kumpul dengan nyaman. Kebetulan juga ada rumah mau hancur dan tenggelam di rawa yang ikut kami rapikan," ucap Lutfi.
"Rumah rawa dihancurkan dan kami jadikan lapangan bulutangkis pakai semen. Supaya enak dilihat, dicat saja. Eh, ternyata ada lomba Asian Games," lanjutnya.
Setiap malam sepanjang bulan puasa pada Mei-Juni 2018, kata Lutfi, kurang lebih 15 sampai 20 orang warga kerja bakti menghias kampung.
Mereka mulai menghias usai Salat Tarawih sampai menjelang sahur.
Kegiatan menghias kampung tersebut memakan biaya belasan juta rupiah dengan kebanyakan berasal dari swadaya masyarakat setempat.
"Kami tahu ada lomba dari kelurahan. Setelah dapat hadiah tiga ekor sapi, satu ekor kami makan ramai-ramai sekampung dibagi-bagi secukupnya. Dua ekor lainnya dijual buat perawatan kampung ini," ujar Lutfi.
"Warga di sini merasa sangat nyaman setelah kampung dirapikan. Mereka merasa bangga juga karena banyak pejabat datang ke sini," lanjutnya sambil tersenyum.
 Lapangan bulutangkis kebanggaan warga Kampung Cempaka. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Kalau warga tak kompak bergotong royong Lutfi yakin kampungnya tidak akan juara. Hal yang sama pun disampaikan Ketua RT 05 Kampung 26 Ilir, Gunawan.
"Salah satu alasan predikat juara diberikan kepada kami adalah karena kami memulainya dengan gotong royong warga. Sedangkan kampung lain ada yang sampai menyewa pelukis," kata Gunawan.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Isnaini Madani menilai Kampung Asian Games ini bisa menjadi destinasi baru bagi pelancong yang datang ke Palembang.
Isnaini menambahkan Kampung Asian Games ini dapat memotivasi masyarakat setempat untuk melayani turis yang datang ke Palembang.
"Kampung Asian Games yang sudah hadir tersebut tentu saja harus dipersiapkan sarana pendukungnya sebagai destinasi wisata seperti kantong parkir kendaraan, pondok kuliner, pondok buah tangan, dan juga toilet umum. Juga yang tak kalah penting yakni keramahtamahan masyarakat setempat dalam menyambut para tamu yang datang," ujar Isnaini.
Sejujurnya, Kampung Asian Games 2018 ini cukup layak dijadikan tempat wisata baru kota Palembang dan nyaman untuk didatangi turis. Setidaknya hingga ajang empat tahunan tersebut berakhir.
Tercatat hal yang kurang di sana adalah fasilitas pendukung seperti toilet umum.
Di sana juga belum terlihat tempat duduk dan warung untuk turis yang ingin sekedar menikmati suasana.
Dan agar semakin ramai didatangi, warga setempat harus bersama-sama konsisten merawat lingkungannya. Selain itu kampung ini juga harus lebih gencar dipromosikan di dalam dunia nyata ataupun dunia maya.
(ard)