Gempa Ikut 'Guncang' Industri Wisata di Rinjani

ANTARA | CNN Indonesia
Kamis, 23 Agu 2018 12:04 WIB
Tempat penginapan dan jasa pemandu kehilangan pelanggan sejak gempa melanda Gunung Rinjani beberapa pekan yang lalu.
Pendaki di Gunung Rinjani, Lombok. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivitas perekonomian warga yang bermukim di kawasan kaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, lumpuh pascagempa bumi yang terjadi sejak akhir Juli 2018.

Rohmadaniyah, seorang warga yang menggantungkan hidupnya sebagai kuli angkut perlengkapan pendaki, mengaku bingung untuk mencari penghasilan lain setelah Gunung Rinjani dinyatakan ditutup sampai waktu yang belum ditentukan.

"Bingung juga mau kerja apa, kalau begini terus, merantau saja jadi TKI," kata bapak dua anak yang bermukim di Senaru, wilayah Utara dari kaki Gunung Rinjani, seperti yang dikutip dari Antara pada Kamis (23/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu juga dengan kekhawatiran yang disampaikan Nursa'ad, pegiat jalur pendakian ke Gunung Rinjani dari gerbang rimba kawasan Senaru, yang mengaku penghasilan sampingan dari produk perkebunan kopinya belum bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga.

"Kita yang punya sampingan kopi saja belum bisa mencukupi apalagi yang tidak punya sampingan," ujarnya.

Hal senada turut disampaikan Rusmala, pemilik homestay di Sembalun, kaki Timur dari kaki Gunung Rinjani, mengaku tempat penginapannya sepi pengunjung sejak gempa pertama berkekuatan 6,4 Skala Richter terjadi pada akhir Juli 2018.

Sebelum gempa terjadi bulan Agustus merupakan puncak musim pendakian di Gunung Rinjani.

Bahkan tarif penginapan yang ditawarkan untuk satu malam bisa mencapai Rp1 juta. Itu pun laku habis.

"Sepi, kalau pun ada yang menginap, itu pun biasanya dari relawan," ujar Rusmala.

"Sekarang yang kita kasih harga normal saja, Rp300 ribu semalamnya, masih sepi. Memang sepinya karena dampak gempa ini," lanjutnya.

Sama halnya dengan keluhan yang disampaikan Rahmat, pemilik agen wisata dii Kota Mataram.

"Mulai bulan ini sama bulan depan ada 750 tamu. Ada satu grup 40-50 orang yang cancel," kata Rahmat.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER