Jakarta, CNN Indonesia -- Pada dasarnya
love hotel adalah sebuah penginapan yang didesain untuk para pasangan yang hendak mencurahkan hasrat seksual mereka. Nama
love hotel disebut berasal dari nama sebuah hotel di Osaka, Jepang, yaitu Hotel Love yang dibangun pada tahun 1968.
Bahkan ada yang mengatakan jika konsep
love hotel ada sejak zaman keshogunan Tokugawa di Edo, atau sekitar abad ke-17.
Sebagai penanda
love hotel, biasanya berbagai simbol disematkan di depan pintu agar bisa menjadi pembeda dengan hotel-hotel yang lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simbol itu biasanya adalah lampu-lampu neon berlambang hati atau hal-hal lain yang mengandung unsur cinta.
Desain romantis dan perlengkapan untuk mewujudkan fantasi seks para tamu adalah fasilitas dan layanan utama di
love hotel. Jadi tidak usah heran jika tersedia alat bantu seks di dalam kamar.
Citra
love hotel memang lekat dengan area prostitusi atau zona merah. Biasanya
love hotel mudah ditemukan berada di dalam gang yang dekat dengan lokasi keramaian umum seperti bandara, stasiun, dan tempat hiburan.
Di area Kabukicho di Shinjuku, Tokyo, banyak ditemui
love hotel. Tarif menginapnya mulai dari Rp1 juta per malam.
Love hotel di Jepang juga dibangun dengan beragam tema, mulai dari rumah sakit, kebun binatang, sampai penjara.
Meski demikian pemerintah Jepang memiliki syarat yang ketat untuk mengizinkan
love hotel beroperasi, agar tak terkesan sebagai arena prostitusi.
Namun beragam istilah
love hotel justru lahir untuk "mengelabui" regulasi yang ketat ini, seperti
romance hotel,
fashion hotel, atau
couple hotel.Kini
love hotel tidak hanya ada di Jepang, melainkan beberapa daerah seperti Korea Selatan, Thailand, Singapura, taiwan, Hong Kong, bahkan India.
Mengutip
CNN Travel, diperkirakan industri
love hotel di Jepang mampu meraup keuntungan sebesar US$40 miliar (sekitar Rp598 triliun) selama setahun.
Hal ini jauh lebih besar jika dibandingkan industri anime di Jepang.
Pada tahun 2006, seluruh
love hotel di jepang yang berjumlah sekitar 37 ribu unit mampu menarik 500 juta pengunjung dari seluruh penjuru dunia.
(agr/ard)