LAPORAN DARI PARIS

Kala Retro Gucci Menyerbu Paris Fashion Week

Fandi Stuerz | CNN Indonesia
Rabu, 26 Sep 2018 14:55 WIB
Gucci memilih Paris sebagai panggung untuk menampilkan koleksi musim panas 2019, dengan menggabungkan kilau vintage 80-an dan benturan tekstur warna-warni.
Alessandro menerima riuhnya tepuk tangan dari seluruh isi teater usai pertunjukan. (Jamie McCarthy/Getty Images for Gucci/AFP)
Paris, CNN Indonesia -- Untuk menampilkan koleksi musim panas 2019, Gucci memilih Paris sebagai panggung mereka.

Dikenal karena pendekatannya yang unik dan nostalgia dosis tinggi, Alessandro Michele membawakan keahliannya dengan apik: menggabungkan kilau vintage 80-an dan benturan tekstur serta warna yang berani.

Mulai dari undangan (sebuah kantong kecil berisi bumbu seperti jahe, daun salam, kayu manis, dan jintan), Gucci menyampaikan apa yang diharapkan orang: pertunjukan dengan banyak objek aneh dan styling yang terlihat dipaksakan namun begitu dilihat secara terpisah menghasilkan tampilan individual yang sangat kreatif dan menstimulasi.
Terletak di tempat kecil Theatre le Palace yang pertama kali dibuka pada tahun 1912 sebagai gedung bioskop, kemudian naik menjadi terkenal sebagai klub malam di tahun 1970-an dan 80-an--semacam Studio 54 di Seine, Alessandro Michele menempatkan model-modelnya dalam setelan oversized dengan kacamata hitam besar, rompi houndstooth hijau dengan tombol emas, serta kipas raksasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah film pendek surrealis membuka pertunjukan pada Senin malam (24/9), para model mulai muncul dari belakang teater--satu exit tampak lebih liar dari yang lain: model pria yang memakai jockstraps di atas celana panjang, dengan sweter garis-garis dan kemeja kotak-kotak; sesuatu yang menyerupai baju dokter dengan kemeja bunga-bunga dan celana khaki; gaun disko rumbai-rumbai ala Donna Summer; seorang wanita dengan seekor burung kakak tua di bahunya; seorang pria membawa tas berbentuk kepala Mickey Mouse; serta berbagai macam pants and no pants: celana cutbray, celana skinny, hot pants, celana olahraga, celana piyama, dan seorang model hanya mengenakan celana dalam berlogo Gucci sebagai gantinya.

Koleksi Gucci untuk Spring/Summer 2019 betul-betul memiliki segalanya. Retro goes bonkers.
Kemudian, Jane Birkin berdiri dari salah satu kursi teater dan mulai menyanyi untuk para tamu. Dan pesta Gucci pun berakhir dengan Alessandro menerima riuhnya tepuk tangan dari seluruh isi teater.

Apa yang dilakukan Allessandro Michele untuk Gucci adalah lebih dari sekadar menampilkan satu demi satu koleksi pakaian dari musim ke musim. Idenya mencampur aduk pakaian, warna, jenis kelamin, dan bahkan spesies, membuat kita mempertanyakan gagasan berpakaian dan kemungkinan-kemungkinan perubahan identitas melalui fashion.

Apa yang bisa dianggap keren? Apa yang bisa diterima? Adakah aturan dalam mode, misalnya, tidak seharusnya ada lebih dari lima warna dalam satu kali berpakaian? Dan jika ada, haruskah kita mematuhinya?

Tampaknya perjalanan untuk mendapatkan jawabannya tidaklah selalu mudah. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER