Jakarta, CNN Indonesia -- Penggunaan
alat kontrasepsi pada keluarga masih identik dengan kaum hawa. Selain karena pilihan yang lebih sedikit, pria juga dianggap malas menggunakan alat
kontrasepsi.
"Untuk orang yang sudah menikah, kadang tidak suka pakai
kondom. Biasanya, pria itu juga, kan, untuk mengatur dirinya sendiri agak susah. Anggapannya KB itu urusan perempuan," ujar Plt Direktur Kesehatan Reproduksi BKKBN, Widwiono dalam peringatan
Hari Kontrasepsi Sedunia di Jakarta, Selasa (25/9).
Ada beberapa jenis kontrasepsi pada pria, di antaranya sterilisasi atau dikenal dengan vasektomi, kondom, dan senggama terputus atawa ejakulasi di luar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan dara yang dipaparkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), penggunaan metode kontrasepsi pada pria hanya 2 persen saja dari seluruh pemakai kontrasepsi. Sebanyak 1,2 persen pemakai kondom, sedangkan 0,8 persen lainnya memilih metode vasektomi.
Malas dan ribet dianggap sebagai salah satu penyebab rendahnya penggunaan metode kontrasepsi kondom pada pria.
Sementara vasektomi terlihat bak 'hantu' yang membuat pria takut dan enggan. Mitos yang beredar di masyarakat menganggap bahwa vasektomi sama dengan dikebiri.
"Vasektomi katanya dikebiri, padahal,
kan, enggak. Hanya dipotong sedikit dan beda jauh dengan sunat. Bisa disambung kembali," ucap Widwiono.
Vasektomi merupakan metode yang dilakukan dengan memotong saluran vas deferens untuk mencegah perpindahan sperma. Cara ini dinilai sangat efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Sejauh ini, BKKBN terus mengupayakan penyebaran informasi pentingnya kontrasepsi pada pria.
"Konseling, informasi, dan edukasi itu sangat diperlukan. Kalau disurvei, yang tahu vasektomi itu sangat sedikit," pungkas Widwiono.
(ptj/asr)