Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia memperingati
Hari Kontrasepsi saban 26 September. Peringatan dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran akan beragam
metode kontrasepsi dan menginformasikan mengenai pentingnya melakukan
perencanaan keluarga.
Perlu perencanaan matang dalam membangun keluarga termasuk soal jumlah anak. Penerapan metode kontrasepsi diharapkan mampu membantu keluarga mengontrol kehamilan.
Ada beragam metode kontrasepsi. Pemilihannya pun disesuaikan dengan kebutuhan, potensi risiko, dan kemudahan akses.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Metode kontrasepsi terbagi dalam lima golongan besar. Masing-masing pilihan memiliki kelebihan maupun kekurangan yang dapat menjadi bahan pertimbangan.
1. Metode alami Ada sebagian keluarga yang merencanakan kehamilan dengan cara alami, yakni dengan menghindari hubungan seksual kala wanita sedang dalam masa subur.
Masa subur dapat dideteksi lewat perhitungan kalender dan mengamati perubahan cairan vagina. Keunggulannya, keluarga tak perlu mengeluarkan biaya apapun maupun konsumsi obat tertentu.
Namun, cara ini mengharuskan pasangan untuk menghindari hubungan seksual secara spontan. Perlu kecermatan karena kesalahan perhitungan bisa menyebabkan kehamilan.
2. Metode hormonalMetode lain yang dapat digunakan adalah dengan metode hormonal. Metode bekerja dengan mencegah pelepasan telur oleh ovarium setiap bulannya. Efeknya, wanita akan sulit hamil dalam waktu dekat.
Metode hormonal antara lain, IUD hormonal (bisa bertahan 3-5 tahun), implan (bentuk mirip korek api, ditanam di bawah kulit, bisa bertahan 3 tahun), suntik, koyo (
patch yang diganti setiap sebulan sekali), cincin yang dimasukkan ke dalam vagina, dan pil KB.
Jika kepraktisan jadi pertimbangan, Anda bisa memilih pil KB atau koyo. Sedangkan jika dilihat dari sisi ketahanan, IUD atau implan bisa jadi pilihan.
3. Metode penghalangMetode ini bekerja dengan penghalangi pertemuan sel sperma dan sel telur. Umumnya, metode ini menggunakan alat seperti kondom pada pria dan wanita,
cervical cap, spon kontrasepsi (diletakkan di dalam vagina), dan spermisisa (berbentuk busa untuk membunuh sel sperma).
Karena fungsinya adalah untuk menghalangi, ada sebagian alat yang digunakan selama berhubungan intim seperti kondom. Ada pula alat
cervical cap yang digunakan bersama dengan alat lain spermisida.
4. Metode daruratMetode ini digunakan setelah berhubungan seksual. Ada dua pilihan di antaranya IUD tembaga dan pil KB darurat.
IUD tembaga harus diletakkan dalam rahim oleh dokter atau perawat lima hari setelah berhubungan intim tanpa kondom. Sedangkan pil KB darurat dikonsumsi selama lima hari pascaberhubungan intim. Wanita harus menggunakan resep dokter untuk mendapatkan pil ini.
5. Metode permanenMetode permanen bisa diterapkan dengan catatan pasangan memang tidak berencana untuk menambah momongan. Meski telah memasuki masa perimenopause atau jelang menopause, biasanya kehamilan tidak direncanakan terjadi di usia 40an.
Pada pria, dokter akan menerapkan vasektomi, yakni memotong atau menghalangi saluran yang membawa sperma ke bagian luar penis. Sedangkan pada wanita disebut tubektomi, yakni memotong atau menghalangi saluran yang membawa sel telur ke rahim.
(els/asr)