
Waktu Terbaik Mengunjungi Queensland
Tim, CNN Indonesia | Minggu, 16/12/2018 08:02 WIB

Brisbane, CNN Indonesia -- Bulan November masih menjadi waktu terbaik untuk mengunjungi Queensland. Pasalnya negara bagian di sisi timur benua Australia ini sedang mengalami musim semi.
Pada musim semi matahari memang bersinar cukup terik, namun udara masih terasa sejuk. Seperti saya dan sebagian besar turis asal Indonesia yang terbiasa hidup dalam cuaca tropis, suhu di musim ini terasa nyaman untuk berkegiatan di luar ruangan.
Queensland awalnya merupakan negara bagian New South Wales. Namun seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk, Queensland akhirnya menjadi negara bagian sendiri pada tahun 1859.
Beribu kota di Brisbane, Queensland mungkin bukan destinasi wisata populer seperti Sydney yang menjadi pusat kota New South Wales atau Melbourne di Victoria.
Namun beberapa tahun belakangan, industri pariwisata di Queensland makin berkembang menyusul meningkatnya jumlah turis yang datang.
Dikutip dari situs Tourism & Events Queensland, 2,7 juta wisatawan domestik dan mancanegara berkunjung ke Queensland hingga Juni 2018. Jumlah itu naik 4,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Seorang warga lokal mengatakan kepada saya bahwa Brisbane menjadi kota yang paling tepat dikunjungi ketika tak punya banyak waktu untuk berlibur ke Australia.
Ia beralasan bahwa Brisbane memiliki destinasi wisata lengkap mulai dari alam hingga perkotaan.
Dibandingkan Sydney dan Melbourne yang selalu ramai dan sibuk bak Jakarta atau Bali, suasana berwisata Brisbane memang jauh terasa lebih santai, sehingga wisatawan dapat menikmati waktu santai tanpa tergesa.
Saya cukup beruntung karena berkesempatan mengunjungi Brisbane atas undangan SQ dan Tourism & Events Queensland pada akhir November lalu.
Untuk menuju Brisbane dari Indonesia, ada berbagai penerbangan dengan sejumlah maskapai. Salah satunya maskapai Singapore Airlines (SQ).
Sayangnya, belum ada penerbangan langsung dari Jakarta menuju Brisbane. Saya dan tiga jurnalis dari Jakarta lainnya mesti transit dulu di Bandara Changi, Singapura.
SQ sendiri memiliki jadwal penerbangan Jakarta-Brisbane setiap hari dengan empat waktu terbang dalam sehari. Durasi penerbangan menuju Brisbane dari Jakarta memakan waktu sekitar delapan jam.
Lamanya durasi ini sudah termasuk waktu tempuh menuju Singapura selama kurang lebih satu jam.
Meski cukup lama berada di dalam pesawat, perjalanan dijamin tak akan membosankan. Untuk rute menuju Brisbane, SQ menggunakan pesawat Airbus A350-900. Pesawat ini merupakan jenis baru yang berbadan lebih lebar dengan lorong pesawat yang juga terasa lebih elegan.
Ada tiga kelas dalam pesawat yakni economy, premium economy, dan business class. Saya kebagian kelas ekonomi dengan konfigurasi kursi 3-3-3.
Walaupun berada di kelas ekonomi, penerbangan tetap terasa nyaman. Ruang kaki dan jarak antar kursi yang cukup lebar membuat saya tak merasakan pegal selama di dalam penerbangan. Belum lagi hiburan film di layar dan sajian makan yang tak henti datang.
Harga tiket Jakarta-Brisbane menggunakan SQ berkisar Rp15 juta per orang, pulang pergi, untuk kelas ekonomi. Meski cukup mahal, harga yang dibayar rasanya sebanding dengan fasilitas yang didapat. Tapi SQ sering juga menggelar promo tiket murah, jadi jangan sampai ketinggalan informasinya melalui media sosial resmi mereka.
Udara saat itu cukup berangin ketika saya tiba di Bandara Internasional Brisbane. Waktu di Brisbane tiga jam lebih cepat dari Jakarta.
Kami dijemput seorang sopir dari The Perfect Tours Australia menuju apartemen Ruby Collection di kawasan 9 Norfolk Avenue, Surfers Paradise, Gold Coast. Selain Brisbane, Gold Coast merupakan destinasi wisata paling populer kedua di Queensland.
Berbeda dengan Brisbane yang penuh gedung tinggi, nuansa Gold Coast jauh lebih "rumahan". Tak banyak kendaraan melintas. Jumlah pejalan kaki pun bisa dihitung jari.
Berjarak satu jam dari Brisbane, kota ini memang lebih terkenal dengan pantai dan wisata alamnya.
Tak jarang Gold Coast kerap menjadi tujuan mahasiswa asal Sydney dan Melbourne untuk berlibur. Mereka biasanya menghabiskan waktu satu hingga dua pekan di Gold Coast.
Seperti para mahasiswa itu, saya juga akan menghabiskan waktu sekitar satu pekan di kota Brisbane dan Gold Coast. Ikuti terus pengalaman saya menjelajahi Queensland dalam tulisan-tulisan selanjutnya!
(pris/ard)
Pada musim semi matahari memang bersinar cukup terik, namun udara masih terasa sejuk. Seperti saya dan sebagian besar turis asal Indonesia yang terbiasa hidup dalam cuaca tropis, suhu di musim ini terasa nyaman untuk berkegiatan di luar ruangan.
Beribu kota di Brisbane, Queensland mungkin bukan destinasi wisata populer seperti Sydney yang menjadi pusat kota New South Wales atau Melbourne di Victoria.
Namun beberapa tahun belakangan, industri pariwisata di Queensland makin berkembang menyusul meningkatnya jumlah turis yang datang.
Dikutip dari situs Tourism & Events Queensland, 2,7 juta wisatawan domestik dan mancanegara berkunjung ke Queensland hingga Juni 2018. Jumlah itu naik 4,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Seorang warga lokal mengatakan kepada saya bahwa Brisbane menjadi kota yang paling tepat dikunjungi ketika tak punya banyak waktu untuk berlibur ke Australia.
Ia beralasan bahwa Brisbane memiliki destinasi wisata lengkap mulai dari alam hingga perkotaan.
Dibandingkan Sydney dan Melbourne yang selalu ramai dan sibuk bak Jakarta atau Bali, suasana berwisata Brisbane memang jauh terasa lebih santai, sehingga wisatawan dapat menikmati waktu santai tanpa tergesa.
Saya cukup beruntung karena berkesempatan mengunjungi Brisbane atas undangan SQ dan Tourism & Events Queensland pada akhir November lalu.
Untuk menuju Brisbane dari Indonesia, ada berbagai penerbangan dengan sejumlah maskapai. Salah satunya maskapai Singapore Airlines (SQ).
Sayangnya, belum ada penerbangan langsung dari Jakarta menuju Brisbane. Saya dan tiga jurnalis dari Jakarta lainnya mesti transit dulu di Bandara Changi, Singapura.
![]() |
SQ sendiri memiliki jadwal penerbangan Jakarta-Brisbane setiap hari dengan empat waktu terbang dalam sehari. Durasi penerbangan menuju Brisbane dari Jakarta memakan waktu sekitar delapan jam.
Lamanya durasi ini sudah termasuk waktu tempuh menuju Singapura selama kurang lebih satu jam.
Meski cukup lama berada di dalam pesawat, perjalanan dijamin tak akan membosankan. Untuk rute menuju Brisbane, SQ menggunakan pesawat Airbus A350-900. Pesawat ini merupakan jenis baru yang berbadan lebih lebar dengan lorong pesawat yang juga terasa lebih elegan.
Ada tiga kelas dalam pesawat yakni economy, premium economy, dan business class. Saya kebagian kelas ekonomi dengan konfigurasi kursi 3-3-3.
Walaupun berada di kelas ekonomi, penerbangan tetap terasa nyaman. Ruang kaki dan jarak antar kursi yang cukup lebar membuat saya tak merasakan pegal selama di dalam penerbangan. Belum lagi hiburan film di layar dan sajian makan yang tak henti datang.
Harga tiket Jakarta-Brisbane menggunakan SQ berkisar Rp15 juta per orang, pulang pergi, untuk kelas ekonomi. Meski cukup mahal, harga yang dibayar rasanya sebanding dengan fasilitas yang didapat. Tapi SQ sering juga menggelar promo tiket murah, jadi jangan sampai ketinggalan informasinya melalui media sosial resmi mereka.
![]() |
Udara saat itu cukup berangin ketika saya tiba di Bandara Internasional Brisbane. Waktu di Brisbane tiga jam lebih cepat dari Jakarta.
Kami dijemput seorang sopir dari The Perfect Tours Australia menuju apartemen Ruby Collection di kawasan 9 Norfolk Avenue, Surfers Paradise, Gold Coast. Selain Brisbane, Gold Coast merupakan destinasi wisata paling populer kedua di Queensland.
Berbeda dengan Brisbane yang penuh gedung tinggi, nuansa Gold Coast jauh lebih "rumahan". Tak banyak kendaraan melintas. Jumlah pejalan kaki pun bisa dihitung jari.
Berjarak satu jam dari Brisbane, kota ini memang lebih terkenal dengan pantai dan wisata alamnya.
Tak jarang Gold Coast kerap menjadi tujuan mahasiswa asal Sydney dan Melbourne untuk berlibur. Mereka biasanya menghabiskan waktu satu hingga dua pekan di Gold Coast.
Seperti para mahasiswa itu, saya juga akan menghabiskan waktu sekitar satu pekan di kota Brisbane dan Gold Coast. Ikuti terus pengalaman saya menjelajahi Queensland dalam tulisan-tulisan selanjutnya!
(pris/ard)
ARTIKEL TERKAIT

Trik Keliling Asia di Bulan Januari
Gaya Hidup 2 bulan yang lalu
Iming-iming Tiket Murah, Turis Nyaris Jadi Kurir Narkoba
Gaya Hidup 2 bulan yang lalu
INFOGRAFIS: Fakta Menarik Pegunungan
Gaya Hidup 2 bulan yang lalu
Dead Week, Musim Liburan Murah yang Jarang Diketahui
Gaya Hidup 2 bulan yang lalu
VIDEO: Maskapai AS Gunakan Pemindai Wajah, Ahli Khawatir
Gaya Hidup 2 bulan yang lalu
Gejolak Politik Guncang Industri Pariwisata Sri Lanka
Gaya Hidup 2 bulan yang lalu
BACA JUGA

Tekanan Kabin Turun, Pesawat Singapore Airlines Mendarat Lagi
Internasional • 19 November 2018 18:55
Mengudara 40 Menit, Pesawat Singapore Airlines Putar Balik
Internasional • 05 November 2018 10:35
Jepang Bersiap Sambut Angin Topan Jebi
Internasional • 02 September 2018 15:08
Arab Saudi Siapkan Kamar Kapsul Gratis selama Musim Haji
Internasional • 18 August 2018 12:04
TERPOPULER

Mengulik Unicorn 'Jokowi' yang Tren di Fesyen dan Kuliner
Gaya Hidup • 3 jam yang lalu
Khasiat Buah Nanas untuk Pria
Gaya Hidup 1 jam yang lalu
FOTO: Sisi Nakal Victoria Beckham di London Fashion Week
Gaya Hidup 4 jam yang lalu