Jakarta, CNN Indonesia -- Situs Terracotta Warriors bukan satu-satunya objek wisata yang menjadi alasan turis harus datang ke Xi'an.
Kota di daratan China yang bernama asli Chang'an ini sempat menjadi pusat dari 13 dinasti yang dipimpin oleh 73 kaisar.
Kentalnya sejarah membuat Xi'an menjadi salah satu kantong wisata sejarah di China, karena di sini berjejer reruntuhan bangunan kuno sampai museum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Xi'an ramai dikunjungi turis mulai dari bulan Agustus sampai akhir Oktober karena cuacanya terbilang teduh. Selebihnya kawasan ini akan panas, hujan atau berangin dingin.
Untuk menuju Xi'an, dari Beijing, Shanghai, Chengdu atau Guangzhou turis bisa menumpang pesawat yang mendarat di Bandara Internasional Xi'an Xianyang.
Perjalanan udara bisa ditempuh selama dua jam.
Sementara itu perjalanan kereta cepat dilayani melalui Stasiun Xi'an Utara ke Luoyang-Longmen yang berjarak 90 menit perjalanan.
Bagi yang ingin lebih murah dan terbiasa naik kereta ekonomi serba penuh dan sesak, bisa menumpang kereta biasa dengan jarak tempuh beragam; Beijing (5-13 jam), Chengdu (13-18 jam) atau Shanghai (11-20 jam). Perhentiannya di Stasiun Utama Xi'an.
Situs Terracotta Warriors bakal selalu ramai didatangi turis karena keunikan sejarah dan bentuknya.
Terracotta Warriors Museum. (Ludovic MARIN / AFP) |
Situs ini berupa instalasi prajurit, kuda dan senjata perang yang terbuat dari tanah liat. Sekitar 10 ribu instalasi bisa diamati di sini.
Peneliti mengatakan kalau mereka belum melakukan penggalian seluruhnya, sehingga masih ada banyak instalasi yang belum terungkap di bawah tanahnya.
Instalasi ini dibuat saat zaman pemerintahan kaisar pertama Dinasti Qin, Qin Shi Huang (259-210 SM).
Situs Terracotta Warriors telah masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO dan dilindungi keberadaannya.
Selain Situs Terracotta Warriors berikut ialah sejumlah objek wisata yang penting dikunjungi di Xi'an:
Sama seperti Patung Liberty di New York, atau Menara Eiffel di Paris, Big Wild Goose Pagoda adalah bangunan ikonik di Xi'an.
Pagoda setinggi 64 meter ini dibangun 1.300 tahun yang lalu ketika Xi'an adalah ibu kota dari Dinasti Tang.
Bagian atas pagoda menyuguhkan pemandangan megah kota tua Xi'an yang kini berpadu dengan bangunan modern di sekitarnya.
Pagoda itu didedikasikan untuk Xuanzang, seorang biksu senior pada zaman Dinasti Tang, yang melakukan perjalanan ke India untuk belajar agama Buddha dan kemudian menyebarkannya kembali di Xi'an.
Pengalamannya tertulis dalam novel China yang berjudul Journey to the West.
Alun-alun seluas 110 ribu meter persegi di kaki pagoda menjadi lokasi publik yang selalu ramai pengunjung.
Di malam musim panas, banyak warga Xi'an yang berlatih kaligrafi dengan kuas raksasa di sini.
Alun-alun ini juga menyelenggarakan pertunjukan air mancur setiap setengah jam sepanjang pukul 12.30 sampai 20.30. pada hari kerja dan setiap dua jam di akhir pekan.
Dibangun lebih dari 600 tahun yang lalu saat zaman Dinasti Ming, City Wall adalah salah satu benteng pertahanan terbaik di China. Dan cara terbaik untuk berwisata di kawasan ini adalah dengan bersepeda.
Pengunjung diperbolehkan untuk bersepeda di sekitar kawasan City Wall yang setinggi 13 meter dan sepanjang 13,74 kilometer.
Dinding yang membentang kabarnya terbuat dari bahan tanah, kapur dan ketan.
Sama seperti di Big Wild Goose Pagoda, dari sini pengunjung juga bisa melihat panorama kota tua dan modern Xi'an.
Ada empat menara pengawas berada di setiap sudut.
The Southern Watch Tower, alias Gerbang Selatan, adalah gerbang utama utama di mana para tamu penting memasuki kota di zaman kuno.
Sepeda dapat disewa di Southern Water Tower.
Untuk mengakses bagian atas, pengunjung harus masuk ke salah satu gerbang utama dan membayar 54 yuan (sekitar Rp112 ribu) per orang.
Han Yang Ling Museum
Pecinta wisata sejarah bisa juga datang ke Han Yang Ling Museum yang menyimpan makam Kaisar Jing Liu Qi (188 SM-141 SM).
Liu adalah Kaisar keempat dari Han Barat, dinasti yang menggantikan Qin.
Selesai dibangun pada 126 SM, makam ini seluas 20 kilometer persegi dengan kapasitas 80 kamar.
Museum ini dapat dicapai dengan menumpang bus No. 4 Tourist Bus, yang berangkat dari City Sport Park di Xi'an.
Perjalanan membutuhkan waktu satu jam.
Terletak 120 kilometer di sebelah timur kota, Huashan adalah salah satu dari lima gunung terbesar di China - dan menjadi yang paling berbahaya.
Gunung setinggi 2.155 meter ini terkenal karena lerengnya curam dan panorama di jalur pendakiannya yang memukau.
Turis yang gemar petualangan wajib menjelajah ke Chang Kong Plank Road, jalur kayu yang dibangun di tebing vertikal dengan ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan.
Jalur ini memiliki panjang 50 meter dan permukaannya hanya selebar 50 sentimeter. Tenang saja, karena ada alat penunjang keamanan yang bisa disewa.
Jalur setapak yang menegangkan ini dibangun sejak 700 tahun yang lalu oleh He Zhizhen, seorang pendeta Tao di Dinasti Yuan.
Bagi yang tak ingin berjalan jauh ke sini, ada kereta gantung yang bisa ditumpangi dari gerbang masuk.
Layanan kereta ke Gunung Huashan tersedia dari Stasiun Kereta Api Xi'an.
Perjalanan memakan waktu sekitar 90 menit.
Bagi turis muslim asal Indonesia yang ingin liburan akhir tahun di China, tentu saja Xi'an bisa menjadi pilihan.
Banyak sejarawan yang mengatakan bahwa Xi'an adalah titik awal Jalur Sutra, rute perdagangan kuno yang menghubungkan Tiongkok dengan Timur Tengah dan Eropa.
Oleh karena itu, dari masakan hingga pakaian, kota ini sangat dipengaruhi oleh budaya Islam.
Perpaduan budaya China dan Islam yang selaras di Xi'an bisa dirasakan turis dengan berkunjung ke Muslim Quarter, atau Huimin Jie dalam bahasa Mandarin, yang terletak di pusat kota tua Xi'an.
Seperti Pecinan, Muslim Quarter adalah pemukiman bagi sekitar 20 ribu jiwa etnis Hui, pemeluk agama Islam di China.
Padatnya warga muslim membuat kawasan seluas 1.800 meter persegi ini memiliki sepuluh masjid.
Muslim Quarter juga menjadi pusat kuliner terbaik di Xi'an. Turis bisa menyusuri gang-gang sempit di sini untuk menemukan tempat makan yang menawarkan menu tradisional China-Arab yang sebagian besar halal.
Jangan lupa untuk mencoba Mie Biang Biang, yang dibuat dengan cara menggebrak meja.
Pedagang kaki lima biasanya baru buka mulai pukul 18.00 dan baru tutup pada tengah malam.
Tur Lost Plate mengadakan acara jalan-jalan di kawasan ini untuk turis domestik dan mancanegara. Pesertanya maksimal 10 orang dan biayanya sudah termasuk transportasi, makan dan minum.
Near Wall Bar
Tak seperti Inggris, Australia atau Korea Selatan, bisa dibilang budaya minum bir bukan salah satu kebiasaan nenek moyang di China.
Namun, ada satu tempat pembuatan bir Xi'an Brewery yang memiliki bar bernama Near Wall Bar yang berada dalam kawasan kota tua.
Near Wall Bar menjadi lokasi kongko populer di kalangan turis mancanegara, karena suasana selalu seru setiap malam dengan keberadaan karaoke dan panggung musik.
Bar ini buka hingga pukul 02.00 setiap harinya.