Jakarta, CNN Indonesia -- Sosok petinju legendaris Muhammad Ali menjadi inspirasi dari nama bandara yang ada di kota Louisvilla, yakni Bandara Internasional Louisville Muhammad Ali.
Meski namanya menjadi pusat penerbangan, namun tak banyak yang tahun kalau Ali sebenarnya sangat takut terbang. Dikutip dari
Travel and Leisure pada Minggu (20/1), bahkan dirinya selalu menyimpan parasut selama berada dalam pesawat terbang.
Hal tersebut diketahui dari sebuah video wawancara jadul yang diunggah oleh akun Boxing Hall of Fame Las Vegas di situs Youtube dan dari buku biografinya yang berjudul
The Greatest: My Own Story.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasa takut Ali akan penerbangan bermula saat pesawat yang mengantarnya dari Louisville ke Chicago mengalami turbulensi.
"Saya sering bertanya kepada diri sendiri dari mana rasa takut itu berasal," kata Ali mengenai pengalamannya terbang selama satu jam itu.
"Saya melihat semuanya berantakan, bangku berterbangan," lanjutnya.
Sang manajer, Joe Martin, dalam biografi berjudul
Ali: A Life membenarkan hal tersebut.
"Saya merasa itu adalah perbangan terakhir kami. Ia berdoa dan terlihat ketakutan. Ya ampun, ia terlihat sangat takut!" kata Martin.
Penerbangan yang diwarnai turbulensi itu tak bisa enyah dari benak Ali. Bahkan, seperti yang dikutip dari
The Washington Post, ia pernah berkata, "Saya tidak takut pertandingan, yang saya takutkan itu penerbangan."
Parasut menjadi benda yang membuat Ali tenang selama berada di atas burung besi. Karena mau tak mau ia harus melakukan penerbangan demi keberlangsungan kariernya.
Martin mengatakan kalau Ali bahkan mengenakan parasut tersebut selama duduk dalam kabin pesawat. Fakta ini dibenarkan oleh anak Martin, Joe Martin Jr., yang beberapa kali ikut ayahnya terbang bersama Ali.
"Ia membeli parasut itu di sebuah toko militer dan semenjak memilikinya ia menggunakannya di dalam pesawat," kata Martin Jr..
Ketakutan Ali akan penerbangan bahkan sampai merepotkan pihak Angkatan Udara Amerika Serikat.
Dalam Olimpiade Roma pada tahun 1960, Ali sempat tidak mau berangkat karena takut berlama-lama dalam penerbangan jarak jauh.
Karena Martin tak bisa membujuk, maka Angkatan Udara Amerika Serikat yang gantian membujuknya.
"Saya dan pihak Angkatan Udara datang kepadanya dan memberikan data bahwa kecelakaan pesawat dari Amerika dan Roma sudah sangat lama terjadi dan jarang. Setelah berdiskusi, ia akhirnya mau berangkat ke Roma," kata Martin.
Beruntung Ali jadi berangkat dengan pesawat ke Olimpiade Roma, karena sesampainya di sana ia berhasil membawa pulang gelar juara.
[Gambas:Youtube]
(agr/ard)