Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia kini mengalami gangguan
tidur. Survei terbaru dari menunjukkan masyarakat dunia semakin
kurang tidur. Studi anyar dari Royal Philips mendapati orang-orang di seluruh dunia mengalami kurang tidur. Studi itu menemukan orang hanya tidur sebanyak 6,3 jam pada hari kerja dan 6,6 jam di akhir pekan.
Waktu ini lebih rendah dibandingkan waktu tidur yang direkomendasikan oleh WHO yakni delapan jam setiap hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi yang dimuat dalam laporan The Global Pursuit of Better Sleep Health ini melibatkan lebih dari 11 ribu orang dewasa di 12 negara di dunia. Survei ini memberi pertanyaan kepada para partisipan soal sikap, persepsi, dan perilaku yang berkaitan dengan tidur pada Januari lalu.
Selain kurang tidur, sebanyak 44 persen partisipan mengatakan bahwa tidur mereka memburuk dalam lima tahun terakhir. Sementara 62 persen partisipan menggambarkan tidur mereka 'agak' atau 'tidak sama sekali' baik.
Tidur yang tidak berkualitas ini berdampak langsung terhadap aktivitas sehari-hari. Hal ini dibuktikan dengan 60 persen partisipan merasa kantuk pada siang hari.
Menurut survei ini, di negara Asia Pasifik penyebab utama kurang tidur adalah stres karena khawatir atau tekanan sebanyak 50 persen.
Kurang tidur juga disebabkan oleh gangguan lingkungan tidur sebanyak 32 persen, gangguan hiburan seperti televisi dan media sosial 27 persen, masalah kesehatan 23 persen, minuman berkafein dan obat-obatan 18 persen, serta pasangan yang mendengkur 17 persen.
Berdasarkan keterangan pers yang diterima
CNNIndonesia.com dari Phillip, survei global ini merupakan survei tahunan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Tidur Sedunia. Tahun ini, Hari Tidur Sedunia diperingati pada hari ini, 15 Maret.
Hari Tidur Sedunia tahun ini mengusung tema Healthy Sleep, Healthy Aging yang berarti tidur yang sehat menciptakan penuaan yang sehat.
(ptj/chs)