Jakarta, CNN Indonesia --
Kanker serviks merupakan penyakit kanker yang menyerang
wanita. Sebanyak 500 ribu kasus baru
kanker yang menyerang rahim wanita ini ditemukan setiap tahun.
Sayangnya, kanker serviks kerap disalahpahami oleh sebagian besar wanita. Mitos-mitos yang tersebar itu pada akhirnya membuat kematian akibat kanker serviks terbilang tinggi. Ada satu orang wanita meninggal setiap dua menit akibat penyakit ini.
Berikut mengutip
Health24, beberapa mitos yang berbicara seputar kanker serviks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mitos 1: Tak bisa disembuhkanMemiliki kanker serviks tak berarti hidup Anda akan segera berakhir. Meski perlu waktu dan banyak perawatan untuk mengobatinya, namun bukan berarti kanker tak bisa disembuhkan.
Semakin dini deteksi kanker dilakukan, semakin tinggi peluang Anda untuk bertahan hidup.
Mitos 2: Semakin sering melakukan skrining, semakin baikBanyak wanita menganggap bahwa semakin sering ia mengikuti proses
skrining, maka kondisi tubuh akan lebih baik. Faktanya, tes tambahan dapat menimbulkan masalah anyar seperti efek
samping dan komplikasi kesehatan.
Mitos 3: Positif HPV berarti sudah pasti terserang kanker serviks
Human papilomavirus (HPV) adalah virus yang menyebabkan kanker serviks. Virus ini umum ditemui pada pria dan wanita, serta mudah ditularkan melalui hubungan seksual.
Namun, mendapati virus HPV di dalam tubuh tak selalu berarti pasti terkena kanker serviks. HPV dapat hilang dengan sendirinya lantaran sistem kekebalan tubuh yang melawan infeksi secara alami.
Yang perlu dipahami adalah tertular virus HPV meningkatkan risiko pengembangan sel kanker di leher rahim.
Mitos 4: Tak ada gejala berarti tak ada kankerMemang, tak ada gejala yang terkait dengan tahap awal kanker serviks. Namun, begitu kanker menjadi invasif, Anda mungkin mengalami beberapa gejala.
Beberapa gejala itu di antaranya nyeri pada panggul, keputihan, dan pendarahan dalam vagina. Ketika kanker menjadi lebih invasif, Anda juga mungkin akan mengalami sakit kaki dan punggung, pembengkakan kaki, dan darah dalam urin.
Mitos 5: Hanya menyerang wanita berusia lanjutIni adalah mitos paling umum yang terdengar seputar kanker serviks. Namun, yang benar adalah bahwa kanker jenis ini dapat menyerang wanita dari segala usia.
Diagnosis prakanker serviks atau displasia rata-rata terjadi pada usia 29 tahun. Sementara kanker serviks invasif biasanya terjadi pada usia 47 tahun.
Meski wanita yang terserang kanker serviks di usia 20-an terbilang jarang, tapi bukan berarti Anda bisa mengenyampingkan pencegahan. Inilah sebabnya mengapa Anda disarankan untuk melakukan
skrining secara teratur sejak usia 21 tahun.
Mitos 6: Tak dapat dicegahDalam kebanyakan kasus, kanker serviks dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin.
Secara total, ada sekitar 40 jenis HPV genital. Beberapa di antaranya menyebabkan kutil kelamin, dan sisanya menyebabkan kanker serviks.
Anda bisa mencegah kanker serviks dengan membuat pilihan gaya hidup sehat seperti menghindari rokok, mempraktikkan seks yang lebih aman, dan melakukan vaksin.
Mitos 7: MenularHPV yang menyebabkan kanker serviks ditularkan melalui kontak seksual. Infeksi ini sangat menular. Namun, sel kanker itu tak dapat disebarkan dari satu orang ke orang lain.
[Gambas:Video CNN] (asr)