1. Soto Betawi H Ma’rufCikal bakal soto ini sudah ada sejak akhir masa penjajahan. Pada tahun 40-an Haji Ma’ruf yang merupakan orang Betawi asli Cikini bekerja serabutan. Ketika tak ada tawaran menjadi sopir atau kuli bangunan, dia memilih berjualan soto dengan cara dipikul dan berkeliling.
“Sampingan saja jualan soto ini kalau lagi enggak ada kerja serabutan,” kata cucu H Ma’ruf, Mufti Maulana Mukhlis yang kini meneruskan usaha itu di Warung Soto Betawi H Ma’ruf di Jalan Pramuka, Jakarta, kepada CNNIndonesia.com.
Barulah pada tahun 60-an, Ma’ruf mulai ‘ngetem’ di Pasar Kembang Cikini. Dari
ngetem, Ma’ruf mulai mendirikan tenda yang bertahan hingga tahun 80-an sebelum digusur dan pindah ke depan Kelurahan Cikini. Tak berlangsung lama di tempat itu, Soto H Ma’ruf kemudian menetap di Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, selagi TIM tengah direvitalisasi, Soto Betawi H Ma’ruf dapat dinikmati di cabang di Pramuka, Gondangdia, dan sejumlah mal.
Hingga saat ini, Mufti menyebut masih menjaga resep yang diturunkan oleh kakeknya. Sebagai generasi ketiga, dia mendapatkan mandat untuk tidak boleh mengganggu resep soto Betawi itu. Dia hanya diperkenankan untuk berkreasi dengan menambah menu lain di warung makan tersebut.
Boleh dibilang soto Betawi H Ma’ruf merupakan soto Betawi paling ‘basic’ dibandingkan dengan soto Betawi lainnya. Paduan santan bersama jeroan dan daging yang diracik dengan rempah-rempah tanpa menggunakan MSG membuat soto ini memiliki rasa yang autentik.
Soto ini juga tidak menggunakan tambahan lain seperti kentang dan tomat, hanya bawang goreng, daun bawang, dan emping. Jangan lupa, jerohan sapi tentunya.
Untuk menghilangkan rasa amis jerohan dan memberikan tambahan rasa serta tekstur, jerohan dan daging yang sudah direbus tiga jam dengan berbagai bumbu ini digoreng sampai setengah kering.
 Foto: CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman |
Dalam racikan santan dan kaldu, H. Maruf menambahkan sedikit susu sapi murni agar rasa menjadi gurih dan kuah sedikit mengental. Padanan ini membuat kuah soto Betawi H. Ma’ruf berwarna kecokelatan. Ini juga yang membedakan soto ini dengan soto Betawi lainnya.
Tanpa menambahkan sambal, kecap, atau bumbu penyedap lainnya, soto ini sudah memiliki rasa gurih yang pas di lidah.
Soto Betawi H Ma’ruf dapat dinikmati dengan harga Rp45 ribu untuk satu porsinya.