Waspada 'Card Skimming' di Tempat Wisata

CNN Indonesia
Senin, 02 Sep 2019 18:35 WIB
Pelaku 'card skimming' menempelkan mesin tambahan di mesin ATM. Data kartu korban yang bertransaksi di sana lalu digandakan.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kemalingan atau kecopetan bisa saja menimpa turis saat berada di tempat wisata. Namun banyak yang tidak menyadari bahwa sebenarnya "kemalingan digital" juga mungkin terjadi.

Maling digital biasanya mengincar turis yang melakukan transaksi keuangan melalui internet atau mesin transaksi. Salah satu yang baru saja terjadi dikisahkan dalam tulisan seorang wisatawan yang dimuat dalam situs berita news.com.au pada Senin (2/9).

Dalam perjalanannya ke Texas, ia mendapat SMS yang bertuliskan "Apakah Anda setuju dengan transaksi di ATM ini? Tolong balas YA atau TIDAK ke nomor ini". SMS dikirimkan oleh bank tempatnya menabung dan ATM yang dimaksud berlokasi di Bali, destinasi yang sebelumnya ia kunjungi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sayangnya handphone miliknya sedang dalam airplane mode sehingga ia tak sempat membalas SMS tersebut.

Beberapa jam dalam penerbangan, tibalah ia di bandara transit. Ia lalu mengaktifkan handphonenya dan kembali menerima SMS "SMS ini sangat penting. Tolong balas YA atau TIDAK ke nomor ini".

Sebelum membalas SMS tersebut, ia iseng mengecek jumlah uang dalam rekeningnya. Seketika badannya terasa lemas, karena uang tabungannya sejumlah U$5000 lenyap tak berbekas.

Ketika menelusuri lebih lanjut ke halaman transaksi, ia menemukan fakta bahwa ATM nya digunakan berkali-kali oleh maling digital di kawasan Denpasar.

Dengan perasaan berkecamuk ia langsung membalas SMS tersebut dengan pilihan 'TIDAK'. Tak berapa lama, ia dihubungi pihak bank yang mengatakan kalau dirinya menjadi korban modus pencurian data kartu (card skimming).

Secara sederhana modus card skimming dilakukan pelaku dengan cara menempelkan mesin pencuri data di mesin ATM. Dari mesin yang ditempel, data kartu seseorang dicuri dan digandakan. Jadi walau kartu sudah dipegang korban selesai bertransaksi di ATM, data kartu korban dikantungi pelaku.

Bank mengatakan kalau kasus ini sedang ditangani dan uang miliknya akan kembali dalam waktu 20 hari.

Hikmah dari kisah tersebut ialah jangan bertransaksi di tempat atau mesin ATM yang mencurigakan, seperti di pinggir jalan atau di tempat yang sepi. Kalau tujuannya wisata ke Bali, sebaiknya ambil uang di ATM yang berada dalam kantor cabang bank.

Berikut sejumlah tips lain demi menghindari maling digital saat wisata:


1. Tarik tunai per hari

Datangi lokasi ATM yang aman dan tarik tunai untuk kebutuhan per hari. Membayar tunai juga menghindari tabungan terkuras dari biaya layanan mesin gesek kartu yang besar.

2. Punya kartu lain

Gunakan kartu pembayaran elektronik atau kartu keuangan di luar kartu keuangan utama untuk bertransaksi di tempat wisata. Jadi jika terlanjur menjadi korban maling digital, kerugiannya tak terlalu besar.

Cek secara berkala untuk setiap transaksi yang dilakukan.

3. Hubungi bank

Informasikan kepada bank bahwa Anda bakal pergi ke luar kota atau luar negeri, sehingga mereka bisa melakukan pengecekan ganda jika terjadi card skimming, salah satunya dengan melakukan pengiriman SMS pemberitahuan seperti di atas.

Kantungi nomor layanan pelanggan bank tersebut agar bisa dengan mudah menghubungi mereka kalau terlanjur menjadi korban.

Jangan mudah percaya jika mendapat SMS atau telepon dari bank mengenai transaksi. Sebaiknya hubungi bank secara langsung dan cek jumlah uang dalam rekening secara berkala.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER