CATATAN PERJALANAN

Membuntuti Balapan Sepeda dari Magelang ke Bali

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Minggu, 08 Sep 2019 14:11 WIB
Kegiatan liputan Tour d'Indonesia 2019 tak membatasi saya untuk menikmati "secuil" wisata di sepanjang rute balapan sepeda.
Sejumlah pebalap sepeda memacu sepedanya pada etape kedua Tour de Indonesia 2019 di Malang, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lelah tapi menyenangkan. Itu kata pertama yang bisa menggambarkan perjalanan tujuh hari saya meliput ajang balap sepeda level 2.1 bertajuk Tour d'Indonesia 2019.

Lomba balap sepeda yang tercatat resmi di agenda Federasi balap sepeda dunia (UCI) itu diikuti 90 pebalap dari 18 tim di 22 negara yang menempuh jarak 825,5 kilometer dari Magelang, Jawa Tengah menuju Pulau Dewata Bali yang dibagi menjadi lima etape. Etape pertama dimulai dari area Candi Borobudur di Magelang menuju Ngawi, Jawa Tengah yang berjarak 178 kilometer.

Jika pebalap menggunakan sepeda dari Magelang menuju Ngawi, saya dan rombongan media lainnya yang berjumlah sekitar 20 orang menggunakan bus yang berjalan di belakang rombongan para pebalap dan tim ofisialnya. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam, kami sampai di garis finis 15 menit lebih dulu dari para pebalap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjalanan terbilang membosankan. Tidak ada hiburan kecuali jika kami saling bersahut-sahutan bercanda.

Setelah semua pebalap finis di Alun-Alun Ngawi dan selebrasi juara usai dilakukan, rombongan langsung pindah kota ke Madiun untuk beristirahat. Di malam hari, saya sempat menjajal Nasi Pecel Bu Wirkabul, yang bisa dengan mudah ditemui di sepanjang Jalan Cokro, Madiun.

Harga seporsi pecel Madiun plus nasi hanya Rp7.000. Karena lapar, saya menambahkannya dengan lauk berupa paru sapi seharga Rp18 ribu. Teh hangat menutup rasa lapar untuk segera pulang ke hotel dan beristirahat.

Membuntuti Balapan Sepeda dari Magelang ke Bali Nasi pecel wirkabul di Madiun. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)


Keesokan paginya sekitar pukul 07.00, kami sudah berkumpul untuk menuju Alun-Alun Madiun, tempat di mana start etape kedua dimulai. Berjarak 157,7 kilometer, etape kedua menghubungkan Madiun ke Kota Batu di Jawa Timur.

Meski jarak kilometernya lebih pendek, tapi waktu yang dibutuhkan untuk bisa sampai finis tak jauh berbeda dari etape pertama. Ini sekaligus jadi pengalaman saya menjajal tol baru di Pulau Jawa yang dibangun di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Di sepanjang jalan, tak jarang saya melihat masyarakat yang tumpah rumah untuk menyambut kehadiran para pebalap. Selain meneriaki para pebalap dan rombongan yang lewat, penonton yang kebanyakan adalah anak sekolah SD, SMP dan SMA itu juga melambaikan tangan sambil mengibarkan bendera Merah Putih berukuran kecil.

Membuntuti Balapan Sepeda dari Magelang ke Bali Suasana balapan sepeda Tour d'Indonesia 2019. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Di Kota Batu, kami sempat berkunjung ke Jatim Park III, tempat wisata yang baru diresmikan pada 2017 lalu.

Banyak wahana yang disajikan di tempat ini, mulai dari perjalanan menuju lima masa di era Dinosaurus sambil menikmati pemandangan indah Gunung Welirang dari atas kereta sampai jelajah ke beberapa miniatur negara di dunia seperti Belanda, Jepang sampai replika tempat syuting Harry Potter.

Membuntuti Balapan Sepeda dari Magelang ke Bali Pemandangan Gunung Welirang dari Jatim Park 3 di Batu. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)

Saya juga sempat berswafoto bersama beberapa replika sosok legendaris di area Legend Star, seperti Einstein, Mike Tyson, legenda basket dunia asal China, Yao Ming sampai Pangeran Williams dan sang istri, Kate Middleton. 

Kota Batu yang disebut sebagai 'Swiss Kecil' di Pulau Jawa oleh orang Belanda itu punya suhu cukup dingin di malam hari , sekitar 11-16 derajat Celcius. Sangat cocok untuk dinikmati sambil ditemani secangkir kopi dari pinggir kolam renang di area hotel. 

Membuntuti Balapan Sepeda dari Magelang ke Bali Menikmati dunia Dinosaurus masa lampau di Jatim Park 3, Batu. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)

Besoknya, saya melanjutkan perjalanan di etape ketiga dari Kota Batu ke Jember yang berjarak 195,9 kilometer. Setibanya di Jember, saya juga sempat berkunjung ke Kafe Kolong, sebuah tepat unik untuk menikmati secangkir kopi di Jember yang lokasinya berada di bawah Jembatan Jawro, Jember.

Sebelum dijadikan kafe, tempat ini dulunya adalah kolong jembatan yang terkesan kumuh dan menyeramkan. Namun setelah disulap menjadi kafe, tempat ini menjadi tempat yang selalu ramai dipenuhi anak muda Jember untuk menghabiskan malam meski tak menghilangkan fungsi kolong itu sendiri sebagai jalur lintas kendaraan umum.


Perjalanan etape keempat dilanjutkan dari Jember ke Banyuwangi yang finisnya ada di Paltuding Ijen yang letaknya di kaki gunung Ijen berjarak 150 kilometer. Jalur menanjak dan berkelok menjadi tantangan tersendiri tak hanya buat pebalap, tapi juga buat rombongan.

Bahkan, salah satu perwakilan dari UCI menyebut jalur menuju Ijen menjadi yang tersulit dan lebih sulit dari salah satu rute yang masuk di Tour de France yang terkenal itu.

Membuntuti Balapan Sepeda dari Magelang ke Bali Dari kota Jember menuju Paltuding, Banyuwangi, Jawa Timur berjarak tempuh 147,3 Km. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Rangkaian Tour d' Indonesia 2019 ditutup dengan etape kelima sejauh 136,8 kilometer dari Gilimanuk ke Batur UNESCO Global Park di Bali. Sebelumnya, rombongan lebih dulu menyeberang menggunakan kapal Fery dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk sekitar 40 menit.

Perjalanan dilanjutkan dari Gilimanuk menuju Gunung Batur di kawasan Kintamani. Finis sekitar pukul 16.00 WITA semua rangkaian Tour d' Indonesia 2019 resmi selesai. Pebalap Kinan Cycling Team, Thomas Lebas tampil sebagai juara usai menjadi yang tercepat di lima etape.

Tujuh hari meliput Tour d' Indonesia 2019 tentu terasa melelahkan bagi saya dan rekan media yang lain. Timbul pertanyaan dalam hati, kalau kami yang kerjanya hanya meliput dan membuntuti pebalap dari bus saja capek, bagaimana para pebalap yang harus melewati jalur menanjak dan berkelok?

Namun pemandangan indah yang ada di sepanjang jalan dan sambutan hangat dari masyarakat di setiap daerah yang menunggu di pinggir jalan membuat perjalanan kali ini terasa sangat menyenangkan.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER