Teluk Unstad, Destinasi Surfing di Lingkar Arktik

CNN Indonesia
Kamis, 03 Okt 2019 18:01 WIB
Tak seperti Bali yang dianugerahi matahari terik, surfing di Teluk Unstad bernuansa mendung namun ombaknya tetap menantang.
Teluk Unstad di Lofoten, Norwegia, lokasi ajang surfing Lofoten Masters. (Olivier MORIN / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Orang-orang yang menenteng papan surfing terlihat mengerumuni Teluk Unstad siang itu. Tak seperti pantai surfing yang biasanya berlangit cerah dan berhawa gerah, pantai yang berada di Lofoten, Norwegia, ini berlangit muram dan berhawa dingin.

Lofoten Masters merupakan kompetisi selancar tahunan yang. Ajang ini disebut sebagai lomba surfing paling utara yang ada di dunia.

Salah satu pesertanya ialah Anker Olsen Frantzen yang baru berusia 18 tahun dan merupakan warga lokal Teluk Unstad.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Anker adalah salah satu dari 29 peselancar (delapan perempuan, 21 laki-laki) yang ambil bagian dalam Lofoten Masters 2019, satu-satunya kompetisi yang diadakan di Lingkaran Arktik pada garis lintang 68,9 derajat.

Tersembunyi dalam bingkai tebing (fjord), teluk ini sangatlah indah. Surga bagi burung laut dan destinasi wisata bagi turis yang gemar mendaki dan menikmati kesendirian.

Lokasi terpencil Teluk Unstad menambah daya tarik Lofoten Masters.

Moskstraumen - atau pusaran - yang terbentuk di kepulauan ini telah mengilhami para sastrawan kuno.

Edgar Allan Poe dan Jules Verne mendapat ilham dari tempat ini untuk efek dramatis dalam cerita mereka "A Descent into the Maelstrom" dan "Twenty Thousand Leagues Under the Sea".

Untungnya selama kompetisi surfing berlangsung tidak ada tanda-tanda munculnya pusaran air di Teluk Unstad.

Peselancar yang mencari cuaca cerah atau ombak besar seperti di Oahu, Tahiti, atau Teluk Jeffrey mungkin kaget saat datang ke Teluk Unstad, meski kawasan ini relatif "hangat" di antara kawasan lain yang berada di Lingkar Arktik.

Saat siang hari, suhu di daratan sekitar 17 derajat Celcius, sementara suhu di lautan sekitar 10 derajat Celcius. Suhu yang dingin membuat ombak bergulung rendah.


Kakek Anker, Thor Frantzen, adalah orang yang mempopulerkan kegiatan selancar di Lofoten.

Kembali pada tahun 1963, terinspirasi sampul album The Beach Boys "Surfin 'Safari" yang dirilis tahun sebelumnya, Thor membuat papan selancar pertama di Lofoten dari campuran fiberglass dan koran.

Musim panas tahun 1963 ia kemudian mulai belajar menggunakannya. Dan semenjak itu ia tak pernah berhenti berselancar dan mempopulerkannya.

Tetapi dia harus menyerahkan mahkota Raja Surfing-nya pada Sabtu (28/9) untuk atlet Norwegia, Ine Haugen, yang menang dalam kategori wanita dan atlet Swedia, Tim Latte, yang menang dalam kategori pria.

Sementara itu cucu Anker menenangkan kategori longboard.

Surfing di Lingkar Arktik sebelumnya telah direkam dalam film dokumenter berjudul 'Under the Arctic Sky'.

Disutradarai oleh Chris Burkard, dokumenter ini berkisah mengenai sekelompok peselancar yang berusaha menemukan ombak di Lingkar Arktik.

Mereka lalu menjelajah Islandia di tengah musim dingin yang hebat.

Beragam masalah mereka temui sepanjang perjalanannya, sampai akhirnya mereka menemukan "harta karun" di Islandia yang tak ternilai harganya.

(afp/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER