Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah telah menetapkan Danau Toba sebagai kawasan wisata super prioritas. Danau Toba juga telah mendapatkan sertifikasi UNESCO Global Geopark. Meski pembangunan di kawasan Danau Toba terus dikebut, namun kelestariannya bakal tetap dijaga.
Penanaman sejuta pohon pun dilakukan di kawasan di Tongging, Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, Selasa (15/10).
Diharapkan jutaan pohon memberi manfaat untuk masyarakat sekitar, turis, dan kelangsungan alam di Danau Toba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka kami kumpulkan 23 perusahaan di Sumut untuk bisa berkontribusi menyiapkan satu juta lebih bibit yang produktif bagi masyarakat, misalnya Pohon Macadamia yang bisa mencegah kebakaran dan kacangnya bisa dijual Rp400 ribu. Ini menjadi alternatif bagi masyarakat untuk memanfaatkan program reboisasi," kata Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto, Selasa (15/10).
"Danau Toba luar biasa indah. Banyak yang bisa kita nikmati keindahan alamnya. Danau Toba di wilayah ini telah memberikan kontribusi buat perekonomian di sekitar kawasan Danau Toba," bebernya.
Dalam kesempatan itu, Dirreskrimsus Polda Sumut, Kombes Pol Rony Samtana menjelaskan penanaman sejuta pohon untuk menindaklanjuti penetapan kawasan Danau Toba sebagai kawasan prioritas pariwisata dunia.
"Danau Toba punya keindahan alam yang harus terpelihara. Karhutla kondisi nyata, di belahan lain di kawasan Danau Toba masih saja ada. Karhutla masih jadi momok kelestarian alam. Debit air Danau Toba juga menurun, banyak penelitian yang mengatakan demikian," jelasnya.
Dia mengaku sempat ada keraguan terkait program penanaman satu juta pohon. Sebab ada empat isu tentang program ini yakni bagaimana ketersediaan bibit, karena penyediaan bibit sejuta pohon bukan hal mudah.
Bukan hanya bibit tapi juga anggaran, lahan, serta siapa yang akan menanamnya.
"Lalu tentang keberlanjutan program ini, program penanaman begitu banyak, tapi tidak berlanjut. Jangan sampai ditanam satu juta tapi tidak dirawat dengan baik," paparnya.
Untuk memastikan keberlanjutan program ini, maka Polda Sumut sepakat bibit yang ditanam yang bernilai ekonomis dan produktif sehingga dapat menggerakkan ekonomi masyarakat seperti bibit pohon macadamia, durian, mangga, alpukat, jengkol, pete, aren, bambu, manggis.
"Kami tidak mau pohon yang bermanfaat bagi masyarakat tapi ditebang seperti jati, sengon. Kami ingin pohon ini nantinya bisa memberikan efek domino bagi masyarakat di sekitar Danau Toba. Lahan yang akan ditanam yakni lahan masyarakat dan APL," paparnya.
Selain itu, setelah bibit ditanam, maka pihaknya menyiapkan mekanisme pengawasan yakni pengawasan menjadi tanggung jawab kapolsek dan camat di masing-masing kabupaten.
Sedangkan yang menjadi mandor yakni Bhabinkamtibmas dan kepala desa. Selain itu setiap bulan harus ada laporan dan nantinya dievaluasi lagi.
"Kami harap program tanam pohon ini akan selesai sampai Oktober tahun depan. Penanaman dibagi menjadi empat kali, tiga bulan ke depan kita tanam serentak juga, sehingga secara simultan, begitu ditanam kita evaluasi. Sehingga sampai 10 tahun ke depan Danau Toba memiliki wajah baru sehingga masyarakat memperoleh manfaat," bebernya.
Danau Toba telah didatangi 250 ribu wisatawan nusantara dan 12,1 juta wisatawan domestik selama tahun 2018.
Sementara itu Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) memperkirakan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Danau Toba pada tahun 2019 mencapai 1 juta orang, atau meningkat 300 persen dari tahun sebelumnya.
[Gambas:Video CNN] (fnr/ard)