Jakarta, CNN Indonesia -- Sepertiga
anak di dunia mengalami
malnutrisi. Laporan anyar menemukan,
kurang gizi dan
obesitas menjadi dua masalah utama yang dialami 700 juta anak di dunia.
"Tak adanya akses terhadap gizi baik dapat memperburuk kehidupan anak di masa depan," ujar Direktur Eksekutif Badan PBB UNICEF, Henrietta Fore, saat mengungkap laporan nutrisi teranyar di dunia, melansir
AFP.
Meski mengalami penurunan sebanyak 40 persen dari laporan sebelumnya pada 1999 silam, namun malnutrisi tetap memberikan pengaruhnya terhadap perkembangan otak dan tubuh anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah kurang gizi hampir terjadi di sebagian besar negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Setengah dari anak-anak di dunia tak mendapatkan vitamin dan mineral esensial.
Bagi balita, seribu hari pertama kehidupan merupakan fondasi penting untuk kesehatan fisik dan perkembangan mental. Namun, hanya dua dari lima bayi di bawah enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif sebagaimana yang direkomendasikan.
Hal ini dibarengi dengan peningkatan penjualan susu formula di seluruh dunia sebanyak 40 persen. Peningkatan terjadi di banyak negara berpendapatan menengah ke atas seperti Brasil, China, dan Turki.
Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh anak, penglihatan, dan pendengaran. Kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan anemia dan penurun IQ.
 Ilustrasi. Manfaat kurang gizi pada anak hampir terjadi di sejumlah negara berpenghasilan rendah dan menengah. (Istockphoto/nilimage) |
Obesitas Mengintai AnakPada saat yang sama, bentuk lain dari malnutrisi juga muncul mengintai anak-anak di seluruh dunia. Kasus kelebihan berat badan atau obesitas telah melonjak di negara-negara berkembang selama tiga dekade terakhir.
Tak main-main, masalah obesitas juga bahkan terjadi di negara berpenghasilan rendah dengan sebanyak 10 persen anak mengalami kelebihan berat badan. Angka ini jelas berkebalikan dengan laporan nutrisi terakhir.
Tersedianya
junk food di pasaran dengan harga murah dianggap sebagai biang kerok. Belum lagi peredaran makanan dan minuman berpemanis tambahan yang tak terkontrol.
Perlu KontrolSetiap anak harus memiliki akses ke makanan sehat jika ingin menaklukkan malnutrisi, terutama di negara-negara berkembang.
Laporan merekomendasikan beberapa aturan untuk diterapkan di masing-masing negara.
Beberapa rekomendasi aturan itu di antaranya menerapkan pajak untuk makanan dan minuman berpemanis tambahan, peringatan pada kemasan, pengaturan penjualan susu formula pengganti ASI, pembatasan iklan sekaligus penjualan junk food di area dekat sekolah.
"Cara kita memahami dan merespons kekurangan gizi perlu diubah," ujar Fore.
Selain pada anak, masalah yang sama juga terjadi pada semua kelompok umur. Laporan juga menemukan, lebih dari 800 juta orang di dunia mengalami kurang gizi.
Sementara itu, sebanyak 2 miliar lainnya mengonsumsi makanan yang salah dalam jumlah berlebih. Hal ini mendorong epidemi obesitas yang dapat berujung pada penyakit kardiovaskular dan diabetes.
[Gambas:Video CNN] (asr/asr)