CATATAN PERJALANAN

Dari Istana Gyeongbokgung ke Pulau Nami

Jonathan Patrick | CNN Indonesia
Minggu, 27 Okt 2019 13:26 WIB
Sembari meliput acara peluncuran ponsel di Korea Selatan, saya punya waktu dua hari untuk jalan-jalan di Negara Ginseng itu.
Pemandangan kota Seoul, Korea Selatan. (CNNIndonesia/Jonathan Patrick)
Seoul, CNN Indonesia -- Akhir pekan kemarin saya mendapat undangan untuk meliput acara peluncuran sebuah ponsel pintar di Seoul, Korea Selatan.

Nama 'Seoul' atau 'Korea Selatan' terasa akrab di telinga saya. Mulai dari tren musik, kuliner, sampai kosmetik, rasanya serba Korea di Jakarta. Tentu saja saya merasa sangat senang saat diberikan kesempatan bekerja sambil berwisata di Negara Ginseng.

Gerakan Korean Wave yang melanda penjuru dunia sendiri langsung berpengaruh positif terhadap sektor pariwisata di Korea Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia sendiri menyumbang 121 ribu turis ke sana sepanjang tahun 2018, atau naik 12 persen dari tahun 2017. Padahal tahun lalu rupiah diberitakan sedang melemah.


Saya ke Korea dengan menggunakan group visa. Group visa bisa diajukan dengan jumlah peserta minimal lima orang.

Pelbagai pilihan maskapai penerbangan telah tersedia, saat ini saya menggunakan maskapai Cathay Pacific dengan estimasi harga tiket pulang-pergi sekitar Rp8 juta per orang.

Maskapai ini mengharuskan saya untuk transit di Bandar Udara Internasional Hong Kong sebelum menuju ke Bandar Udara Internasional Incheon. Kurang lebih perjalanan ke Hong Kong memakan waktu kurang lebih empat setengah jam.

Saat transit, saya harus menunggu sekitar satu jam sebelum masuk kembali ke pesawat. Pesawat ini akan mengantarkan saya ke Korea Selatan. Kurang lebih perjalanan ke Korea Selatan dari Hong Kong memakan waktu empat jam.

Begitu keluar dari Bandara Internasional Incheon, udara segar langsung terasa. Saat saya tiba, Korea Selatan sedang memasuki musim gugur dengan suhu rata-rata per hari berkisar antara 25 hingga 27 derajat Celsius.

Incheon berjarak cukup jauh dari pusat kota, setidaknya butuh 50 menit ke penginapan saya yang terletak di kawasan Myeong-dong.

Transportasi yang saya gunakan adalah bus yang sebelumnya sudah disewa oleh agen perjalanan. Berdasarkan pengakuan sang pemandu wisata, Peter, harga bus bandara menuju ke Seoul memiliki tarif sekitar 1200 sampai 2400 won (sekitar Rp15-30 ribu) per orang.

Setelah kegiatan peliputan selesai, saya masih memiliki waktu beberapa hari untuk menjelajahi Seoul sebelum pulang kembali ke Jakarta.

Selesai belanja oleh-oleh dan mencicipi jajanan kaki lima, berikut sejumlah objek wisata yang saya sambangi:


Istana Gyeongbokgung

Tak elok rasanya apabila mengunjungi Seoul tanpa singgah di Istana Gyeongbokgung, istana yang memiliki arti 'sangat diberkati surga'.

Saya berangkat dengan menggunakan bus sewaan. Perjalanan dari hotel di Myeong-dong ke Gyeongbokgung memakan waktu kurang lebih 20 menit.

Selain itu, berdasarkan pengakuan Peter, wisatawan juga bisa menggunakan bus umum dan kereta bawah tanah. Apabila menggunakan kereta bawah tanah, bisa turun di Gyeongbokgung Station (Seoul Subway Line 3) dan exit 5, atau turun di Anguk Station (Seoul Subway Line 3) dan exit 1.

Harga tiket agar bisa masuk ke istana adalah 3.000 won (sekitar Rp36 ribu) per orang. Ada juga tiket terusan yang berlaku di lima istana seharga 10 ribu won (sekitar Rp119 ribu).

Gyeongbokgung adalah salah satu dari lima istana terbesar di Korea Selatan yang dibangun pada zaman Dinasti Joseon. Empat istana lainnya yaitu, Changdeokgung, Changgyeonggung, Deoksugung, dan Gyeonghuigung.

Istana di wilayah seluas 410 ribu meter persegi ini terdiri dari 330 buah komplek bangunan dengan 5.700 ribu kamar. Saya menghabiskan waktu kurang lebih dua jam berjalan kaki mengelilingi istana yang luas ini, namun rasanya masih ada area yang tak terjamah.

Gyeongbokgung hingga saat ini menjadi destinasi paling populer di Seoul. Letaknya juga sangat strategis, di Jalan Sejong yang merupakan jalur utama kota Seoul.

Dari Istana Gyeongbokgung ke Pulau NamiIstana Gyeongbokgung. (CNN Indonesia/ Jonathan Patrick)

Nama Sejong sendiri diambil dari nama raja keempat Dinasti Joseon. Sejong dikenal atas jasanya menciptakan abjad Korea, Hangeul. Istana Gyeongbokgung dibangun oleh kakek dari Sejong, Taejo, pada 1394.

Istana Gyeongbokgung tak jauh dari kata kehancuran dan renovasi. Penyebab kehancuran salah satunya disebabkan oleh kebakaran dan perang.

Terakhir Istana Gyeongbokgung dihancurkan oleh Jepang saat menjajah dan menguasai Korea. Pada 1989 pemerintah Korea Selatan memugar kembali bangunan-bangunan tersebut sebagai bentuk pelestarian sejarah.

Setidaknya ada tiga lapis pintu gerbang yang harus dilalui untuk sampai ke bangunan tempat raja bertakhta. Masing-masing gerbang dibatasi oleh lapangan yang sangat luas.

Takhta raja bisa difoto atau direkam oleh pengunjung, tapi pengunjung tidak diperbolehkan masuk ke bangunan yang dinamakan Geunjeongjeon. Takhta raja berada persis di tengah Geunjeongjeon.

Dari Istana Gyeongbokgung ke Pulau NamiTuris yang berpakaian hanbok (baju tradisional Korea) di Istana Gyeongbokgung. (CNN Indonesia/ Jonathan Patrick)

Selain bangunan antik, keindahan taman juga dapat dinikmati di tempat wisata ini. Di samping Geunjeongjeon terdapat sebuah paviliun Gyeonghoeru seluas 931 meter persegi yang berdiri di atas kolam.

Sebelumnya telah disebutkan bahwa Seoul dipenuhi dengan nuansa modern dan antik. Bukti nyata adalah kantor kepresidenan Republik Korea Selatan, Cheong Wa Dae berlokasi di belakang istana Gyeongbokgung.

Cheong Wa Dae atau Blue House sebelumnya merupakan rumah bagi gubernur jenderal Jepang di Korea sebelum akhirnya dihancurkan pemerintahan Korea dan kemudian dibangun kembali sebagai kantor presiden.

Cheong Wa Dae dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai 'Rumah dengan genting biru'. Bangunan ini memiliki ciri khas genting yang berwarna biru.

Catatan perjalanan wisata di Korea Selatan masih berlanjut ke halaman selanjutnya...


[Gambas:Video CNN]

Dari Istana Gyeongbokgung ke Pulau Nami

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER