Jakarta, CNN Indonesia -- Bujuk rayu
kencan online membuat Yusuf kecewa dan viral di
media sosial. Buruh migran Indonesia di Korea Selatan itu ditipu sang kekasih yang merupakan seorang TKW di Taiwan.
Selama kencan melalui dunia maya, Yusuf mengira memacari perempuan muda yang cantik. Namun, ternyata saat bertemu langsung, Yusuf kaget bukan main. Kekasih yang sudah hendak dinikahinya itu ternyata seorang perempuan tua. Penampakan aslinya jauh berbeda dengan yang ada di foto selama berkencan.
Kisah Yusuf merupakan satu dari banyak penipuan yang terjadi di situs dan aplikasi kencan daring. Dunia daring memang memudahkan individu untuk tidak menampilkan identitas aslinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sama seperti tatap muka yang juga mengundang bahaya.
Online merupakan alat yang memudahkan pelaku secara teknis bersifat anonim," kata pengamat dan peneliti sosial vokasi Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati pada
CNNIndonesia.com.
Kencan daring membuat informasi mengenai lawan bicara terbatas dan sulit untuk dipastikan kebenarannya. Komunikasi yang persuasif dan umumnya bernada cinta dari pelaku juga membuat korban mudah terbuai.
Apalagi manusia modern yang hidup di dunia digital seperti saat ini merupakan mereka-mereka yang kesepian. Rasa kesepian itu lah yang sering kali dimanfaatkan dengan bujuk rayu oleh pelaku kejahatan.
"Penelitian menunjukkan, manusia modern itu manusia paling kesepian dan stres dalam sejarah. Makanya bujuk rayu
online itu mudah menghipnotis," ucap Devie.
Selain itu, di dunia maya orang memiliki kecenderungan untuk menampilkan citra yang baik dan ingin mempersuasi orang lain untuk mengikuti pemikirannya. Ini pula yang menjadi alasan banyak pengguna kencan daring menampilkan informasi palsu seperti foto ataupun pekerjaan.
Data Phaktual menunjukkan satu dari tiga pengguna aplikasi kencan daring mengunggah foto profil palsu. Lebih dari 40 persen laki-laki juga berbohong tentang karier mereka agar lebih memikat wanita.
Lebih dari Penipuan Foto Tak cuma menipu dengan menampilkan foto palsu, kencan daring juga berpotensi untuk mendorong tindakan-tindakan kejahatan lainnya.
Elya (34), misalnya. Dia nyaris menjadi korban penipuan dari aplikasi kencan daring. Perkenalannya dengan seorang pria di aplikasi kencan Tagged hampir membuatnya menggelontorkan duit bernilai jutaan rupiah.
Mulanya adalah iming-iming hadiah yang konon bakal dikirim si pria dari Amerika Serikat sana. "Di hari kedua atau ketiga kenalan, dia kayak langsung mau
ngirim hadiah buat saya," kata Elya kepada
CNNIndonesia.com.
Beragam barang ditawarkan, mulai dari sepatu hingga ponsel canggih. Si pria meminta alamat domisili Elya. Barang dikirim, lantas hal-hal mulai berjalan mencurigakan.
 Ilustrasi. Tak cuma menipu dengan menampilkan foto palsu, kencan online juga berpotensi untuk mendorong tindakan-tindakan kejahatan lainnya. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma) |
Si pria mengatakan bahwa barang yang dikirim tertahan di Bea Cukai. Elya harus membayar duit sekitar Rp4 juta jika ingin barang sampai di tangannya. "Intinya saya diminta
nebus itu barang, diminta transfer," kata dia.
Rasa panik membuat Elya mulanya menyetujui permintaan tersebut. Tapi, saat tiba di depan mesin ATM, seolah ada sesuatu yang menyadarkan Elya. "Pas sampai ATM, saya
mikir, kayaknya ini
nipu," kisahnya.
Elya nyaris tertipu. Duit pun tak jadi dikirim.
"Ke sananya saya jadi makin tahu tipe orang, kayak dari cara bicaranya. Makin
aware aja," kata Elya.
Elya tak sendiri. Dikutip dari Phactual, data menunjukkan 25 persen pemerkosa menggunakan situs kencan daring untuk menemukan korban mereka. Sebanyak 3 persen laki-laki di aplikasi kencan daring merupakan psikopat. Marketdata Enterprise juga menemukan 10 persen akun di aplikasi kencan daring merupakan
scammer atau penipu.
Psikolog klinis Personal Growth, Veronica Adesla. Menurutnya, aplikasi kencan daring yang berlangsung di dunia maya membuka peluang bagi tindak kejahatan.
"Kencan
online bisa menjadi peluang untuk orang jahat melakukan penipuan dan bahkan hingga membujuk untuk bertemu dan melakukan tindakan kejahatan," kata Veronica kepada
CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Agar bisa terhindar dari bujuk rayu kencan
online yang menipu, setiap pengguna disarankan untuk tetap waspada. Jangan terlalu mudah mempercayai orang yang baru dan selalu cek kebenaran dari informasi yang diberikan.
Tulisan ini merupakan bagian dari fokus 'Jodoh Tinggal Swipe'.
[Gambas:Video CNN] (ptj/asr)